Chapter 1

64 3 1
                                    

Saat air mata tidak mengalir. Aku memang mencintainya, Aku juga tidak bisa mengatakannya. Mata mulai bicara, saat kau mulai diam.
-
Astri rijar purwati









  Hari itu Tisa dan Rosa sengaja ikut ke stasiun bersama orang tuanya untuk menunggu kedatangan Raja dan keluarganya, beberapa menit mereka menunggu sampai akhirnya ada seorang pria tampan yang turun dari kereta yang ditumpanginya

"Jadi itu yang namanya Raja? lumayan. Kau mau aku bersandiwara sampai kapan? dua minggu kan?tenang saja, serahkan semuanya pada Tisa." Tisa hanya bergeming sendirian sedangkan Rosa pandangannya tetap fokus pada Raja yang menurutnya semakin tampan.

  Raja yang menyadari kalau ada dua perempuan yang memandangnya dari kejauhan dan akhirnya Raja menghampiri keduanya sambil menebak-nebak dalam pikirannya yang mana Tisa. Raja menghampiri perempuan yang dia yakini adalah Tisa dan melewati Rosa begitu saja, Rosa yang menyadarinya hanya diam sambil mengingat email Raja yang mengatakan bahwa akan langsung mengetahui Tisa pada pandangan pertama.

"Hay?Aku ngga nyangka ternyata kamu semakin cantik, bahkan lebih cantik dari yang aku bayangkan." Raja memuji Tisa yang berada di samping Rosa. "Terimakasih, kamu juga semakin tampan emmmm.... Tuan India.." Celetuk Tisa. "Tuan India? tapi aku punya nama dan namaku Raja." "Tapi kau datang dari india kan? lagipula kata-kata yang udah keluar dari mulutku ngga bisa ditarik kembali. oke tuan india?" Rosa dan Raja tertawa melihat tingkah Tisa yang konyol sampai akhirnya Raja menyadari bahwa ada satu perempuan lagi yang ada disamping Tisa. "Hay?Rosa ya?" tanya Raja. "Ya. "Jawab Rosa singkat. "Kamu juga makin cantik tapi aku ngga nyangka kalau Tisa bakal secantik ini." Puji Raja untuk Rosa dan Tisa. "Hay anak-anak, kalian lagi ngobrol apa? ayo kita pulang karena om ngadain syukuran buat kedatangan Raja." Ayah Rosa datang untuk mengajak mereka bertiga pulang. "Yah Syukuran lagi:( ...." Tisa mengeluh.
*

**

  Syukuran di mulai, Raja yang melihat Tisa datang langsung terpesona melihat gadis itu memakai Pakaian Rohaninya.

"Kamu cantik pake pakaian ini?" puji Raja. "Seandainya aku bisa mengatakan hal yang sama." Jawab Tisa sambil meninggalkan Raja. "Raja? kamu mau berdiri terus disitu apa mau berdoa?" tanya ibunya Rosa pada Raja dan Rajapun akhirnya ikut berdoa. Rosa yang melihat Raja sedang berdoa hanya tersenyum di belakangnya.
*

**

  Pagi itu Rosa dan Tisa lari pagi di sekitar komplek perumahannya sambil mengobrol kecil.

"Rosa? Raja itu sepertinya bukan laki-laki yang baik. Aku udah sering ketemu laki-laki kaya dia." Jelas Tisa. "Ngga ngga.... Raja itu ngga kaya gitu, dia beda sama yang lain." Rosa mengelak perkataan Tisa. "Oyah? kayanya akhir-akhir ini kamu sering banget nyebutin nama Raja, ada apa? jangan-jangan kamu suka ya sama dia?" Tanya Tisa tapi pertanyaanya tidak dijawab Rosa dan Tisa kembali berbicara. "Lupain omongan aku tadi, aku lupa kalo kamu ngga pernah memikirkan laki-laki, yaa.... kamu pasti selalu sibuk sama komputer kamu, mana mungkin kamu memikirkan laki-laki? lagipula katanya kamu cuma mau nikah kalo orangtua kamu jodohin kamu." Jelas Tisa. "Tisa? kamu sendiri bagaimana akan menikah?" tanya Rosa. "Aku akan menikah karena cinta." jawab Tisa. "Apa kamu suka sama Raja?" Tanya Rosa kembali. "Tisa ngga pernah suka sama laki-laki, jadi harus laki-laki yang suka sama Tisa." Jawab Tisa bangga dan tiba-tiba Raja datang ikut pembicaraan mereka. "Kalau ngomongin cinta pasti kalian nyebut nama aku. Hay Tisa? Kamu ingat dulu waktu SD kita pernah bolos sekolah disini kan?" Kata Raja. "Iya.... terus Rosa yang ngerjain PR kita." Kenang Tisa. "Dan kita lomba lari disini. Iyakan?" Kata Raja. "Raja." Tanya Rosa tapi tidak dihiraukan. "Diam tuan india, kali inipun kamu bakal kalah kalo lomba lari melawan aku, dahhhh!!!!" Tisa menantang lomba lari dan langsung mendahului Raja dan Rajapun langsung mengejarnya.

  Mereka terus saling mengejar sampai akhirnya Tisa yang memenangkannya.

"Ijinkan aku mengucapkan selamat buat pemenang!" Raja mengucapkan selamat sambil mengulurkan tangannya dan Tisa membalas mengulurkan tanganya, Tapi bukanya bersalaman Raja malah mencium punggung tangan milik Tisa. "Hayyyy!!!" Tisa kaget karna Raja mencium tanganya. "Inilah kalah. Kalah untuk menang." Jelas Rajw sambil tersenyum menang. "Nakal kamu." Celetuk Tisa sambil mendorong Raja sampai terjatuh tapi Rosa datang untuk membantu. "Raja? Kamu gapapa?" Tanya Rosa. "Ga papa." Jawab Raja. "Siapa yang menang?" Tanya Rosa lagi. "Sejak awal aku memang sudah kalah dan sekarang....." belum selesai Raja bicara, Rosa memotong pembicaraannya. "Sekarang apa?" Tanya Rosa. "Lihat saja nanti." Jawab Raja
*

**

  Malam itu Raja tidak sengaja melewati kamar Rosa dan Raja melihat Rosa yang sedang asyik memainkan komputernya.

"Boleh aku masuk?" Tanya Raja. "Boleh, silahkan." Jawab Rosa. "Ini kamarmu kan? Lima belas tahun? Kamarmu masih seperti ini? Dan komputer ini pasti tempat dimana Tisa menulis email ku kan?" Tanya Raja. "Ya..... kamar ini, komputer ini masih ada ditempat yang sama." Jawab Rosa. "Aku tidak mempunyai teman perempuan dan sepertinya kalo aku berteman dengan kamu akan lebih cocok Rosa. Mau berteman denganku?" Raja mengulurkan tangannya dan Rosa juga ikut mengulurkan tangannya sambil mengangguk tanda setuju dan sejak detik itu mereka resmi menjadi teman baik.









  Ehhhhh.....tenang tenang tenang....belum end ko ceritanya....
Penasaran kan????
Baca terus yakkkkkk???? Wgwgwgw:v
Eh tinggalkan jejak ya?jangan jadi pembaca gelap:v

Mau berteman denganku? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang