EPILOG

5.1K 154 1
                                    

Tiga minggu sudah Seulgi mengetahui bahwa dirinya tengah mangandung anak dari kekasihnya, Sehun. Belum ada yang tau mengenai kabar bahagia ini - semoga semua orang mengatakan demikian, selain Sehun si calon ayah.

"Kapan kamu mau bilang orangtua kamu?" Sehun bertanya pada Seulgi yang sedari pagi hanya melongo di depan tv sambil memeluk lututnya, Seulgi terlihat sangat gusar. 

"Sebenernya aku takut, bukannya gimana, kamu tau kan- papa aku orangnya kaya gimana?" Kali ini Seulgi menatap Sehun dengan sangat dalam, berharap Sehun tidak salah sangka dengan takut yang diucapkannya sebelumnya. 

"Iya, aku tau..." Sehun memalingkan wajahnya lalu merangkul tubuh Seulgi di sampingnya. Sehun mengusap kepala Seulgi berusaha menenangkan wanita itu. Ayah Seulgi terlihat sangat ramah dan baik kepada semua orang termasuk teman-teman Seulgi, tapi siapa sangka bahwa ayah Seulgi sangat protektif kepada Seulgi. Ayah Seulgi tidak pernah mau mengungkit mengenai pernikahan. Sebelumnya, Ayah Seulgi pernah sangat marah kepada Seulgi karena ia berpacaran dengan Sehun. Tidak ada yang tau mengapa ayah Seulgi sangat berlebihan mengenai hal ini. Ketika Seulgi bertanya pada ibunya pun, Ibunya hanya bisa memeluk Seulgi menenangkan anak satu-satunya yang pasti ingin juga merasakan masa-masa pacarannya. Ibu Seulgi malah sangat senang ketika akhirnya Seulgi jatuh cinta pada seseorang, seperti kali pertama Seulgi berpacaran. Tapi, memang benar, Sehun merupakan pacar pertama Seulgi. Ayah Seulgi tidak secara terang-terangan mengatakan bahwa anaknya tidak boleh berpacaran, tapi semua sudah terlihat jelas dengan sikap ayahnya yang sangat tidak menyukai ketika Seulgi membicarakan tentang seorang lelaki di depan ayahnya. 

"Mungkin malam ini aku pulang ke rumah, tidur sendiri dulu ya? Hehehe." Berusaha menaikan mood mereka berdua, Seulgi ber-hehe di sebelah Sehun lalu mencium pipinya.

---

"Ma? Pa?" Pukul 7 malam Seulgi sampai di rumah orangtuanya. Ia langsung masuk ke ruang tv, biasanya orangtuanya sedang bersantai - atau mungkin bermesraan, di ruang keluarga. Sepertinya mereka tidak mendengar Seulgi masuk, Seulgi melihat mereka sedang tertawa dan bercengkrama. Melihat pemandangan itu, Seulgi ikut tersenyum dalam diam, Seulgi sangat menyayangi kedua orangtuanya. Anak mana yang ingin mengecewakan orangtuanya? Jawabannya, tidak ada. Begitu pun dengan Seulgi. Memikirkan bagaimana reaksi ayahnya nanti ketika Seulgi memberitahukan rencananya menikah dengan Sehun, sudah membuatnya ingin menangis sekarang juga. 

Setelah beberapa menit larut dengan pikirannya sendiri, Seulgi akhirnya menarik nafas panjangnya berusaha menjadi manusia yang sangat tenang untuk menampakan wajahnya di depan orangtuanya - walaupun pikiran dan perasaannya sangat tidak karuan. Tapi, Seulgi sudah banyak memikirkan antisipasi untuk reaksi ayahnya, dan berharap ibunya akan membantu kali ini. 

"Mama, Papa, ngobrolin apa sih? Sampe anaknya manggilin gak denger." Seulgi berlari kecil lalu berlutut di antara kaki kedua orangtuanya.

"Seulgi? Kok mau pulang gak bilang dulu?" Seperti biasa, ibu Seulgi selalu menciumi Seulgi saat anaknya ini pulang, sementara ayahnya hanya tersenyum simpul - sebenarnya ayah Seulgi sangat bahagia melihat pemandangan dua perempuan yang sangat dicintainya bersatu. Ayah Seulgi sangat tidak ingin kehilangan mereka berdua dari sisinya, dan perasaan itu sangat besar tumbuh dalam diri ayah Seulgi.

"Aku juga mau dong kasih surprise kecil-kecilan? Walaupun cuma kejutan anaknya pulang. Hehehe." Seulgi memaksakan tawanya, semoga saja tidak terlalu ketara kalau itu dipaksakan.

"Ma, Pa, udah makan belum?" Masih berlutut di bawah, Seulgi merasa aneh dengan pertanyaannya sendiri. Basa-basinya sangat bukan dirinya. Sebenarnya ini untuk mengulur waktu, akan sangat mengejutkan jika Seulgi langsung mengatakan niatnya sekarang.

"Udah sayang, kamu mandi dulu sana? Kamu mau ngomong sesuatu kan sama Mama Papa?" Mendengar ucapan ibunya, Seulgi tanpa sadar membelalakan matanya tidak percaya. Padahal Seulgi sudah sekuat tenaga menyembunyikan kegundahannya, tapi semua gagal. Kemudian Seulgi menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada ibunya. Seulgi langsung berlari kecil ke kamarnya. 

It's Been Awhile (SeulHun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang