Hari ini, Reno Nampak sedikit lebih bahagia, itu terlihat karena ia tersenyum terlalu berlebihan tanpa sebab.
“Lo kenapa Ren? Senyum-senyum mulu, pengen berak?” Fandi bertanya namun seakan menyelidik.
“Apaan sih lo! Kepo dah lo, bukan urusan lo kali!” ketus Reno.
“Ye! Galak amat, PMS ya lo? Kalo seneng aja lupa sama temen, kalo susah aja baru deketin temen,” oceh Fandi.
“Deh, jangan ngambek gitu dong say,” Reno membelai pipi Fandi.
“Dih najis! Gila lo Ren, geli gue!”
“Haha!” Reno yang melihat reaksi temannya itu langsung tertawa terbahak.
Tak seperti biasanya memang Reno senang senyum-senyum sendiri begitu. Ini semua karena Kayla, sahabatnya.
Sedangkan Kayla sendiri tengah asyik mengobrol bersama kedua temannya, Andin dan Citra dikantin.
"Gimana kemaren? lo bilangin gak ke Reno kalo dapat salam dari gue?” Tanya Citra antusias.
”Astaga gue lupa Cit!” Kayla baru teringat akan hal itu.
”Yah elo mah, bikin Nikita Willy kecewa aja nih,” Citra memasang raut wajah kecewa yang dibuat-buat.
“Nikita Willy? Jauh woy jauh!” Andin protes.
“Mulai deh lo berdua, gak bisa apa sehari aja akur?”
“Oh iya katanya mau ada anak baru loh, cowok lagi!” Citra begitu bersemangat memberitahukan hal itu.
“Ya terus hubungannya sama gue apa?” Kayla menaikkan alisnya.
“Ya siapa tahu aja cowoknya ganteng, terus lo bisa move on deh dari kak Rivan,” celoteh Citra yang memang tidak bisa mengerem mulutnya.
“Ssst, Cit lo apaan sih?!” Andin memelototkan matanya memberikan isyarat untuk tidak membahas hal itu. Sedangkan yang dibicarakan hanya diam tanpa kata.
“Eh, sorry Kay, aduh jadi gak enak nih gue.” Citra mulai tak enak hati.
“Iya gak apa-apa” Kayla tersenyum, walau terlihat dipaksakan.
“Yaudah yuk ah ke kelas, udah mau masuk nih!" Ajak Andin.
"Ayo!"
Sesampainya dikelas, terdengar bisik-bisik para siswi seputar anak baru yang akan masuk ke kelas mereka.
"Eh gila, dia ganteng banget! Tinggi lagi. Tadi gue ngeliat dia diruang kepala sekolah. Aduh, sumpah bikin gue meleleh!" Dewi berceloteh sambil memakai bedak.
"Pada lebay-lebay banget ya Din, kayak artis aja yang datang,"
"Iya Kay, seganteng apa sih, sampai segitunya banget, gantengan juga Reno kali,"
"Apa lo bilang Din? Sama aja lo kayak si Citra," Kayla terkekeh.
"Hehe, kalem Kay, kalem."
Disaat bersamaan, datang pak Yunus -guru fisika- bersama seorang lelaki berbadan tinggi, persis seperti yang dikatakan Dewi. Sontak, para murid perempuan histeris dan menjerit tertahan.
"Anak-anak, kita kedatangan murid baru, dia pindahan dari Bandung. Nak Rivan silahkan perkenalkan diri," Pak Yunus membuka pembicaraan.
"Makasih Pak. Hai semua, kenalin, nama gue Rivan Nathandi Herawan, gue pindahan dari Bandung."
Degh! Itu membuat Kayla tersedak saliva nya sendiri.
"Kayla, kamu kenapa?" Tanya pak Yunus. Kontan saja seluruh pasang mata tertuju padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Reno
Ficção AdolescenteSebuah kisah persahabatan, percintaan, dan kehidupan yang penuh liku. Tak selamanya hidup harus disesali, karena banyak hal yang seharusnya kita syukuri, apapun itu. Seperti halnya dengan kisah kehidupan Kayla yang penuh liku, bahkan dalam hal per...