“Berhenti menggangguku”mereka menyekapku di dalam bangunan tua dan bau ini.
“Ayolah...kita pasti akan melakukannya dengan cepat, kan?” ia menoleh pada teman lelakinya yang lain. Mereka berjumlah 3 orang dan aku sendiri. Lelaki yang ditanya mengangguk dan dengan wajah yang ‘lapar’, ia mendekatiku yang sudah terpojok.
Tubuhku terus mundur dan mundur hingga sekarang punggungku membentur dinding di belakangku. Ups, ini tidak bagus.
“Pegangi dia”titah sang lelaki yang bicara padaku tadi. Kedua temannya segera menangkap tanganku. Aku meronta.
“Jangan Kalian tidak boleh melakukan ini”
“Kenapa, huh? Kau mau apa?”kata laki-laki yang memegangi tangan kananku. “Hei, buka maskernya”pintanya pada temannya yang memegangi tangan kiriku. Uft Sial
“Kubilang janganJangan buka”
“DIAM”
Hah...aku pasrah....
Dia membuka masker putihku dengan sekali hentakan. Nyeri menyengat di telingaku saat maskerku dengan kasar ditarik bergitu saja. Kemudian, mereka bertiga terkekeh dan tertawa. Aku hanya menunduk. Diam.
“Angkat wajahmu yang cantik itu. Ayo kita bersenang-senang sekarang.”
Aku tersenyum, “kau bilang aku cantik?”masih dengan kepala yang tertunduk. “Benarkah aku cantik?” aku bahagia. Belum pernah ada orang yang mengatakan aku cantik.
“Cepat angkat wajahmu, sialan”
Aku dengan cepat mengangkat wajahku. Aku tersenyum. “Cantik, ya? Hm...” kulit wajahku serasa terbakar dan perlahan, pipiku serasa membelah dan kemudian, aku tertawa. Dapat kurasakan aku dapat tertawa dengan ‘lebar’ sekarang.
Wajah mereka bertiga ketakutan melihatku. Aku bingung. “Heheh...tadi, kalian bilang aku cantik, terus kenapa wajah kalian begitu?”
“Kau...apa sebenarnya? Makhluk apa kau”pegangan di tanganku terlepas. Oh, sepertinya mereka terlalu menyukai ‘kecantikan’ku. Hihihi...aku jadi lapar...
“Hm...”aku berdiri. “Aku bukan mereka. Aku berbeda.” Ya, aku bukan wanita-wanita yang kalian buat jadi permainan semalam dan kalian lukai.
Wajahku yang pasti ‘cantik’. Kedua bibir tipisku terbuka sampai ke samping kanan dan kiri pipiku. Oh, ya aku juga punya taring dan mataku merah menyala.
Aku dapat merasakan kukuku sudah mulai memanjang dan aku...kelaparan.
Kujilati bibirku. Makananku hari ini terlalu banyak kalau aku habisi mereka bertiga. Hm, ya aku habisi satu saja dan biarkan yang lainnya lari.
“Hei. Jangan seperti itu... aku bukannya mau menyakiti kalian bertiga. Cuman satu yang aku perlu, kok Aku belum makan dari seminggu yang lalu...”aku berjalan mendekati mereka bertiga. Mereka bertiga berteriak histeris dan lari. Hei Kalian tidak boleh pergi semua
Aku segera melompat dan mencegat salah satu dari mereka. Lelaki itu jatuh terduduk dan terus mengesot ke belakang, menghindariku yang semakin mendekat. Ia tampaknya ketakutan sekali, ya padahal aku tidak akan menghancurkan tubuhnya.
“Maafkan aku...jangan bunuh aku...ugh” ia tersudut. Sama seperti aku tadi. Aku kemudian berjongkok. Mendekatkan wajahku padanya dan tersenyum. Lelaki itu membeku ketakutan. Ia ketakutan sekali, hihih...
“Aku...hanya...,”kusentuhkan tanganku pada dada kirinya.” ...perlu...,”perlahan kutekankan kukuku pada dadanya. “...jantungmu”dan...
“ARGH”
Sebuah jantung di tangan dan seorang lelaki di tanah. Ups, maksudku di lantai. Hahah...
...
“Kamu berlebihan.”suara bass itu mengagetkanku. Aku menoleh dan mendapati profesor yang sedang duduk di sofa. Aku mengendikkan bahu. Wajahku sudah kembali normal seperti gadis biasa sekarang, tapi taringku tidak.
“Aku lapar, tahu “Dan kemudian kembali memakan jantung yang tinggal seperempat di tanganku. Profesor mendekat lalu mengulurkan tangan setengah robotnya pada wajahku. Sensasi dingin menyapa bibirku.
“Makan yang benar. Kamu jorok sekali, sampai belepotan.”profesor menyeka darah di bibirku. Aku mengangguk dan kembali memasukkan jantung itu ke dalam mulutku, menghabiskannya dalam sekali gigitan. “Lain kali, kau harus menungguku memberimu makan.”
“Profesor kelamaan...yah, aku juga tidak berencana ‘mencari makan’ hanya saja, mereka menggangguku jadi...aku makan”
“Ada-ada saja. Istirahatlah. Kau masih belum pulih, pakai maskermu.”
“Iya.”aku kembali memakai maskerku.
Menutupi wajahku dari manusia-manusia di luar sana. Karena yang pasti...aku berbeda dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
creepypasta & Urban Legend
HorrorKu harap setelah kalian membaca cerita yg aku share ini. Kalian nggk lupa untuk mengecek apakah pintu dan jendelamu sudah terkunci dgn rapat.