Bagian Dua

68 11 14
                                    

Karina keluar dari ruangan osis dengan wajah yang cemberut dan kesal hal ini di karenakan Axel yang menyuruhnya untuk membelikan rokok sebagai hukuman karena telah membuat ia menunggu katanya, yang lebih mengesalkan lagi ketika ia keluar teman-temannya yang berjanji akan menunggunya ternyata sudah tidak ada. Jangankan batang hidung, aroma parfum mereka saja tidak tercium.

Didalam pikiran, Karina sudah menyusun strategi untuk memasang wajah cuek kepada para sahabatnya itu. Sekarang yang harus ia lakukan pertama adalah membeli rokok untuk Axel tanpa ketahuan oleh Kepsek atau Guru BK atau Guru piket.

"Lo pergi aja ke kantin paling ujung namanya kantin Janda" ia masih ingat jelas perkataan Axel yang memberitahu tempat biasa yang ia selalu kunjungi untuk membeli rokok tanpa ketahuan oleh Kepsek, guru BK maupun guru piket.

disinilah Karina sedang berada depan kantin dengan memasang wajah bingung melihat nama kantin tersebut yang terpasang di atas pintu masuk tertulis kantin janda.

Ini nama kantin atau status orang batin karina

"Pesst, Pessst ibu!"

"Aduuh, Si ibu tuli atau gimana sih. Pessst ibu!" Kode yang Karina berikan tak kunjung di respon oleh si ibu kantin. Malah ibu sibuk dengan dunianya sekarang dengan bernyanyi sambil berjoget ria. Suasana kantin sedang sepi karena sekarang Pelajaran dimasing-masing kelas sudah dimulai.

"IBUUUU!" Ibu kantin langsung terlonjak kaget mendengar teriakan Karina yang memanggil kata IBU.

"Aduhh, Neng kenapa teriak gitu Ibu nggak tuli kok!" Karina hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan ibu kantin.

Nggak tuli tapi nggak dengar dari tadi dipanggil batin Karina

"Bu beli 1 bungkus rokok buat Kak Axel Ketua Osis, nggak tau mereknya apa" Cerocos Karina langsung pada intinya.

"Lho tumben bukan Axel yang datang sendiri biasanya kan......"

"Dihukum Bu" ibu kantin mengkerutkan dahinya pertanda tidak mengerti perkataan karina yang ambigu.

"Maksudnya Saya dikasih hukuman sama kak Axel beliin rokok buat dia" ibu kantin hanya berohria membalas penjelasan yang Karina berikan.

Tanpa mau menunggu lama Karina langsung mengambil rokok tersebut dan memberikan uang 20 ribu tanpa bertanya harganya dan tanpa menunggu kembaliannya dan langsung keluar dari kantin tersebut, berlari menuju ruangan osis adalah yang ia lakukan saat ini.

"Permisi kak, Ini rokoknya" dengan nafas terputus-putus karena habis berlari Karina masuk dan langsung memberikan sebungkus rokok yang langsung diambil oleh Axel tanpa mengucapkan terimakasih. Pergi dari ruangan osis adalah salahsatu tujuan Karina agar ia tidak mendengar perkataan Axel yang datar dan menusuk hati.

"Eh, tuh Karina cepat banget larinya kayak habis lihat suzana aja. Takut kali sama kita ya?" Celetuk Bimo yang memang sedari tadi selalu memperhatikan gerak-gerik Karina.

"lebih tepatnya takut sama Axel" perkataan Dika langsung disetujui oleh Bimo dengan anggukkan kepala sedangkan Axel hanya diam sambil menyesap sebatang rokok yang sudah di bakarnya tadi.

"Lo nggak masuk ke kelas Xel?" gelengan kepala adalah jawaban yang Dika dapatkan dari pertanyaannya

"Bagi 1 dong" Axel langsung melampar bungkusan rokok yang masih banyak isinya kepada Bimo lalu berjalan untuk keluar dari ruangan osis.

"Mau kemana Lo?"

"Ke kelas" Axel menjawab dengan jelas dan singkat. Lalu berjalan terus tanpa menunggu pertanyaan atau perkataan yang akan dilontarkan oleh temannya itu.

Karina AnatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang