Bagian Tiga

34 5 9
                                        


Karina merutuki dirinya sendiri, karena hampir terlambat ke sekolah. Sekarang ia tengah berlari menuju kelasnya, beruntung tadi bel berbunyi tepat setelah ia masuk melewati gerbang.

Ia masih mengingat jelas kemarin setelah pulang dari sekolah, ia langsung masuk ke dalam rumahnya menuju kamarnya dan berakhir masuk di Wc nya untuk mandi setelah itu mungkin karena terlalu kecapean ia langsung tertidur tanpa makan dan tanpa menyetel alarmnya dan lebih parahnya tanpa mengerjakan Pr Pkn.

Karina menghembuskan nafas lega saat tahu guru belum masuk di kelasnya, buru-buru ia masuk dan langsung duduk untuk mengatur nafasnya yang sudah tidak teratur sehabis berlari.

"Karina, bagi jawaban Pr Pkn dong?!" Ucapan itu membuat Karina membalikkan badannya melihat para sahabatnya sedang memasang wajah puppy eyes.

Baru juga duduk batin Karina

"Aku belum ngerjain, Aku aja baru mau minta sama kalian"

"Ya elah Karina, sama kita lo berharap, lagi pula biasanya kalau ada pr lo yang suka ingetin" para sahabatnya itu mengangguk menyetujui perkataan Cika.

"Tapi... tunggu deh, Tumben lo nggak ngerjain tugas. Biasanya kan lo yang paling rajin tuh dalam ngerjain tugas, sampe-sampe soalnya cuman 5 nomor yang lo jawab 7 nomor" Cerocos intan yang langsung diangguki oleh para sahabatnya lagi.

"Aku tadi malam ketiduran, jadi nggak sempat ngerjain tugas. Mungkin lagi kemasukan setan yang tinggal di pohon mangga tetangga"

"Satu-satunya harapan....."

"Jangan sama gue deh, gue aja nggak ngerjain tuh tugas. Gue trauma kalau lihat soal atau pertanyaan" Keken yang tau arah pembicaraan novi langsung memotong perkataannya.

"Wah, dosa lo. Masa soal yang di kasih sama ibu lo nggak tau jawabannya" Cika berkata sambil menggelengkan kepalanya pasalnya ibunya Keken alias bu Marliani adalah Guru mata pelajaran Pkn di kelas XI, jadi wajar kalau dari tadi mereka memojokkan Keken.

"Jangankan soal, ibu gue bicara aja kadang gue suka nggak ngerti. Nggak connect!" Karina hanya mampu menggelengkan kepalanya sambil terkekeh mendengar perkataan Keken

"Wah, Parah lo. Emang ciri-ciri anak durhaka penghuni pasar lo!"

Saat mereka sedang asik berbicara. Tiba-tiba Eko sang ketua kelas datang membawa informasi yang membuat Karina panik "Bu Marliani nggak bakalan masuk, katanya ada sedikit urusan. Tapi gue disuruh Kumpulin tugas dan bawa ke ruangannya!"

Terlihat semua siswa langsung maju kedepan dan menyerahkan buku pr mereka masing-masing kepada Eko yang setelahnya langsung keluar dari kelas dan menuju ke ruangan Bu Marliani.

********

"Tuh Cewek kayaknya katarak tingkat tinggi deh, masa cowok ganteng kayak gue ngajak pulang dia nggak mau!" Cerocos Putu merasa kesal karena kemarin ajakan pulangnya ke Karina sambil menggoda di tolak secara tidak langsung oleh Karina sendiri

"yang mana?"

"yang kemarin, yang berdiri dekat tempat kita nongkrong. Di halte depan sekolah"

"oh, yang itu. Sabar, gue kan udah bilang lo harus mandi bunga bangke dulu supaya aura ketampanan lo keluar" Putu sudah akan melempar Bimo dengan buku kalau saja Pak Arman alias Guru bahasa inggris tidak masuk yang mengakibatkan Putu menggeram kesal.

"Axel, buka buku halaman 50 dan bacakan dengan nyaring!" perintah pak Arman, yang masuk langsung memerintah.

Axel langsung menyikut lengan Bimo yang teknisnya memang berada di samping Axel langsung membaca teks yang dibukanya tadi sedangkan Axel hanya sekedar megap-megap seperti penyanyi yang sedang lipsing membuat Pak Arman yang sedang asik duduk di kursi tampak puas mendengar suara tipuan Axel.

Karina AnatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang