Semua murid XI Ipa 3 terkecuali Karina dan Acang terlihat sedang sibuk berdoa dalam hati, ada juga yang berdoa secara terang-terangan. Bagi semua murid di XI Ipa 3 kecuali dua orang yaitu Karina dan Acang.Jam pelajaran ini alias jam pelajaran Kimia bagaikan kiamat yang tiba-tiba melanda mereka yang membuat mereka merasa wajib melafalkan doa-doa mulai dari surah-surah pendek, ayat kursi bahkan yang lebih parah yasin. Tidak heran pasalnya hari ini adalah hari mereka ulangan kimia L I S A N alias tanya jawab secara langsung.
Mungkin siswa-siswi di dunia akan berpikir mereka lebay tetapi lain halnya dengan mereka terlebih lagi guru kimia kelas XI disekolah mereka adalah guru paling terkiller di sekolah Baratayuga. Terlebih lagi pertanyaan yang di berikan susahnya naudzu, sekali tanya nggak bisa menjawab say good bye for you're value. Itulah yang membuat mereka selebay sekarang.
Tapi lain halnya dengan Karina dengan Acang mereka terlihat biasa-biasa saja karena setiap ulangan Kimia mereka mendapatkan nilai yang bisa dikatakan memuaskan.
"Eh, eh. Ojo pinjam yasin lo dong" ucap Cacing yang datang tiba-tiba entah darimana dan kapan, langsung menepuk pundak Ojo yang sedang aslinya khusyuk membaca yasin sambil menundukkan kepala.
"Enak aja minjam-minjam, gue lagi pakai nih. Nggak lihat apa?!"
"semoga pak kari-kari itu alias pak Karyono nggak masuk hari ini!" kata Cika sambil menengadahkan dan tangannya diangkat seperti anak kecil yang sedang berdoa dengan dramatis karena selalu di jahati oleh ibu tirinya.
"aminnn!" seru semua siswa semangat.
"Semoga pak Karyono ketabrak kucing yang lagi balapan liar di jalan habis itu masuk UGD" sambung cika masih dengan posisi yang sama
"Eh, Cika lo kalau berdoa kira-kira dong, emangnya ada orang masuk RS cuman gara-gara ketabrak kucing lagi balapan liar dijalan. Boro-boro UGD, RS aja nggak bakal nyampe" Kata Cacing yang sedang asik menunggu Ojo selesai membaca yasinnya.
"Siapa tau ada mukjizat, pak Karyono masuk RS gara-gara ketabrak kucing lagi balapan liar" jawab Cika santai
"Aduh, nasib ya kalau orang yang otaknya udah encer kayak susu sapi baru di peras. Bawaannya belajar mulu" Semua siswa langsung melihat ke arah Karina dan Acang secara bergantian yang masih sibuk membolak-balikkan buku setelah mendengar ucapan Intan.
"Seandainya otak mereka punya Wifi pasti semua terasa mudah" Sambung Keken dramatis sambil menghembuskan nafas kasar.
Saat semuanya sedang sibuk-sibuknya berbicara dan memanjatkan doa, tiba-tiba saja pintu kelas terbuka yang menampakkan seorang laki-laki tua yang berkulit hitam dengan rambut yang tinggal sedikit kayak rambutnya upin, tetapi masih mendingan laki-laki tua itu mungkin efek terlalu banyak berpikir bagaimana caranya menggandakan Rambut.
Laki-laki tua itu berpakaian seperti guru di sekolah Baratayuga lengkap dengan tas yang ada di belakangnya. Hanya satu yang kurang yaitu senyuman, dialah pak karyono guru yang tadinya mereka doakan secara sadis supaya terkena musibah.
"Duduk dibangku kalian masing-masing!" perintah pak Karyono sambil berjalan ke arah kursi dan meja guru, lain halnya dengan sebagian siswa XI Ipa 3 yang masih terlihat kaget karena melihat penampakan yang luar biasa hebatnya. Semua terlihat seperti SlowMotion di mata sebagian siswa XI Ipa 3 dengan pak Karyono yang tiba-tiba masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Karina Anatasya
Novela JuvenilBagaikan hitam dan putih, itulah yang menggambarkan mereka. Seorang gadis polos yang hidup penuh kasih sayang dari para keluarganya dan sahabatnya di pertemukan dengan seorang laki-laki yang hidupnya jauh dari kata bahagia. Satu pertanyaan muncul da...