<< WHITE LIE (3) >>

141 12 75
                                    

Warning! Flashback berlebihan dapat menyebabkan kebingungan,kepala pusing, mata berkunang-kunang, autis tingkat dewa dan berbagai hal absurd lainnya.

EH?? Gomen, maksudnya terdapat banyak flashback dalam chapter ini. So, bagi reader-shi yang tak connect dengan jalan cerita, harap lambaikan tangan pada kamera! \\(^0^)//

Kwangmin: Dasar noona gaje!

Kyaaa!!! Kwangminnie~~

*Kwangmin kabur ke dalam layar dikejar Ri-chan yang mulai men-zombie*

>

>>

>>>

'Cklek-cklek, set-set-set'

Seorang namja jangkung tengah membongkar senapan Stealth Recon Scout dan menyimpannya ke dalam tas gitar yang dikamuflase sebagai tempat penyimpanan senapan dengan cekatan namun santai. Seakan senapan runduk yang langka buatan Desert Tactical Arms, Amerika Serikat itu hanyalah pistol mainan baginya. Tak lupa Ia membereskan selosong peluru Lapua Magnum yang mana diketahui merupakan peluru anti-material yang sangat ampuh dan mematikan hingga jarak 1.500 yard yang baru saja terpakai sebuah.

Namja itu kemudian menjilat gigi depannya sekilas. Suatu kebiasaan jika Ia tengah mencemaskan sesuatu. Menegakkan badan sembari menoleh pada basement perusahaan elektronik yang berjarak 700 yard dari gedung, membuat pikirannya kembali menerawang memori percakapan 2 hari yang lalu bersama sahabatnya.

Flashback

"Sudah kubilang, senjata ini otomatis menyimpan sendiri pada tempatnya setelah Kau memijit tombol ini. Lalu koper ini akan tertutup oleh kain tak kasat mata bagai bunglon yang tak mungkin ditemukan orang. Kau tinggal menjalankan senapan ini dengan jari-jarimu layaknya bermain game playstation dengan stick yang terhubung kamera ini."

Kwangmin terus mengoceh sembari menunjukkan senapan bolt-action rotary dengan front-locking lugs ganda bernama MacMillan Tac-50 buatan Brothers Rifle Company, Phoenix, Arizona yang telah dirubah sedemikian rupa olehnya hingga bisa dijalankan otomatis dengan control joystick yang terhubung kamera, sesuai penjelasannya pada Youngmin.

"Aku tak percaya pada buatanmu." Balas Youngmin yang masih tak berpaling dari layar televisi. Ia tengah seru bermain game kesukaannya yang jarang bisa Ia menangkan.

"Tch! Kita sudah bertahun-tahun menjadi patner. Kenapa Kau masih tidak percaya padaku?"

Youngmin menggeleng acuh.

"Aku lebih percaya pada 'Scout'. Gampang dibawa, dibongkar, hemat waktu, dan tepat sasaran karena aku yang membidik tentunya. Scout juga tak pernah mengecewakanku daripada beberapa alat aneh yang Kau buat."

Scout : sebutan untuk Stealth Recon Scout dari Youngmin.

"Aish!!! Molla!!"

Kwangmin kembali mengelus senapan baru hasil rakitannya.

"Padahal senapan ini kan daebak. Aku sudah rela membuang uang tabunganku untuk kamera penginderaan, otak penggerak dari mikroprosesor tercanggih, control joystick wireless, dan ini...motor servo yang dapat menggerakkan senapan laras panjang. Dia bisa menengok ke kiri-kanan hingga 180 derajat, atas-bawah naik-turun hingga 15 derajat. Kau hanya tinggal duduk santai di rumah tanpa perlu kesana untuk membidik langsung. Kau kan tidak suka repot dan lebih suka tidur disini... Nanti setelah keadaan aman, baru Kau bisa mengambil kopernya. Jadi, apa Kau tergugah untuk menggunakannya?" Oceh Kwangmin yang masih belum jera untuk membujuk sahabatnya.

White Lie (BoyXBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang