'Pip-pip-pip-pip! Plip!'
Suara kode pintu apartemen terbuka menyadarkan Kwangmin akan kedatangan si tamu tak diundang. Kwangmin menoleh kesana kemari mencari tempat sembunyi, akan tetapi...
'Srreegg!'
"Ojama shimasu~!! (permisi~!!)"
>
>>
>>>
~Place : koridor apartemen~
Dua orang otoko berparas manis tengah berjalan santai menyusuri koridor suatu apartemen. Tangan salah seorang otoko yang memakai blazer hitam berlogo Kuhaku Gakuen terayun konstan di samping badannya, memajumundurkan sekantung plastik dari sebuah minimart.
Sementara otoko lainnya tengah berjalan mundur sambil menggigit bagian ujung chocobar, melewati otoko itu dengan riang. Memposisikan blazer hitam pada bahu, seakan menggantung blazer itu sambil terus mengocehkan sesuatu dengan bibir imutnya.
"Haru! Kamu dengar, kan?"
Ternyata sedari tadi Ia sedang meceritakan sesuatu pada otoko di sampingnya. Namun bukannya menanggapi, otoko yang lebih tinggi dari si otoko penggila cokelat malah membenarkan kacamatanya kemudian meraih ponsel dalam saku celana. Membuka kunci layar benda persegi itu, hingga tanpa sadar sebuah lengkungan indah tercetak pada wajah manis nan dingin sang otoko begitu melihat sesuatu dalam layar.
"Ne, Haru! Hora!! Koe ga kitte?! (Kamu dengar nggak, sih?)"
Kali ini pria berponsel itu menjawabnya dengan anggukan acuh.
"Tsk! Katakan saja kalau Kamu tak mau mendengarku."
Otoko bernama lengkap Yamada Haruka itu memutar kedua bola matanya, merasa jengah dengan tingkah si otoko yang selalu riang tiap waktu. Membuat sang sahabat semakin memasang pout di wajah.
Menghiraukannya sekali lagi, Haru berjalan lebih dulu ke arah tujuan mereka diikuti oleh Minamira Shinji, si otoko riang penyuka cokelat.
Lihat saja! Semarah apapun dirinya, Dia masih kembali tersenyum sambil menikmati cemilan favoritnya.
Haru berdiri di depan pintu apartemen bertuliskan Kendo, satu-satunya pintu apartemen berwarna hitam pekat sementara Shinji langsung saja memijit tombol passcode pintu.
'Pip-pip-pip-pip! Plip!'
'Srreegg!'
"Ojama shimasu~!! (permisi~!!)"
Tanpa seijin pemiliknya, si pria choco bergegas masuk ke dalam genkan apartemen. Bahkan Ia tak pernah melupakan kebiasaan buruknya, melepas sepatu kemudian meninggalkannya di sembarang tempat.
Berbeda dengan Haru yang dengan santai melepas sepatu kemudian meletakkannya dalam kotak sepatu. Otoko berkacamata itu sudah terbiasa dengan ritual yang Shinji lakukan begitu memasuki rumah sahabat mereka.
"Ikuta pasti terkejut dengan kedatangan kita yang surprise ini, ne? Ne?"
Lagi-lagi Shinji berjalan mundur sembari terus menyerang Haru dengan beberapa pertanyaan lugu(?)nya. Tak lupa juga untuk menekan sekilas kacamata yang hampir terjatuh akibat tingkah hyper nya. Ya, si pria choco itu juga memiliki megane yang bertengger pada hidungnya yang mungil.
"Bukannya biasanya juga seperti ini."
Shinji kembali mengerucutkan bibir setelah mendengar balasan dari Haru. Dia selalu saja dibuat kesal dengan tanggapan sahabatnya yang satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lie (BoyXBoy)
Fanfiction~BF fanfic~ 'Kebohongan putih', terkadang orang perlu berbohong demi kebaikan orang yang dibohonginya. Akan tetapi, apakah kebohongan itu dapat diterima oleh semua orang? Tak banyak orang yang tidak memiliki rahasia, baik rahasia putih maupun hitam...