Part 2

68 6 1
                                    

"???....ada apa yah kak?"

Di kacangin gak papah, di cuekin juga gua gak papah. Yang jadi masalahnya, bila jadi perhatian banyak orang. Gua gak suka, apa lagi ada dia di sisi gua.

"Gua ikut loh, bisa gak?"

Seharusnya gua gak bohong dia tadi pasal gua mau ke kelab, gua harus berterus terang. Nah, kan sekarang dia jadi perhatian anak anak kelab gua. Gua juga dapat tempiasnya ni.


"Waduh Sato... Gua gak nyankah loh temen dekat apa pangeran." ujar salah sorang anak kelab.

"Iya, gua juga gak nyankah loh rapat amah pangeran." timpal yang lainya.

Dia sih malah bangga jadi perhatian. Gua sebel ni.
"Hahh... apa bisa buat, dah nasib gua." gumam gua. Sambil memijit pelipis gua.

"Pangeran, bisa gak aku mau interview kamu. Buat jadi in bahan tulisan aku." pintah seorang anak cewek.

'Bahan tulisan?' sejak kapan kelab majalah sekolah buat interkom pasal pangeran lagi. Rasanya dia pernah keluar berita soalnya, masak harus keluar lagi. Gak ada berita barukah?

"Gia? Bukanya bulan kemaren kamu buat berita soal kehidupan pangeran?" soal gua. Yah nama cewek itu Kana Agiana, atau bisa di panggil Gia. Dia adalah wartawan sekolah. Kerjanya interview orang terus.

"Bukan, kali ni pasal percintaan pangeran." jawabnya.

"Kita bikin majalah soal berita, bukan gosip percintaan Gia!" ujar gua agak emosi. Gua ada prinsip, sebagai wartawan kita gak bisa nulis cerita yang gak gak. Lagian gua gak minat buat tau cerita cintanya.

"Bukan! Ini bukan buat berita sekolah, ini buat bahan rujukan noval pendek gua." ujarnya. Noval pendek?

"Apa kamu gak tahu? Sekolah kita akan adakan pertandingan tulis 'cerita pendek' yang menang mungkin dapat biasiswa untuk lanjutkan pelajaran ke luar negeri dalam bidang penulisan." terangnya panjang lebar.

Kok gua gak tau apa apa? Tapi dapat biasiswa ke luar negeri, mungkin gua bisa nyoba. Gua senyum senyum sendiri.

Gua dapat liat Gia dan beberapa angkatan majalah sekola mulai menginterviewnya.

***

Pertandingan menulis Noval pendek. Yang menang akan mendapat biasiswa untuk belajar di luar negeri. Hanya untuk pelajar sekolah sahaja... Sesiapa layak mencobanya.

Gua membaca kertas risalah tersebut, dan persyaratanya. Memang dari dulu impian gua untuk melanjutkan pelajaran gua ke luar negeri. Gua gak suka nyusahin ortu gua terus. Inilah masanya.

Tapi...gua mesti buat cerita apa? Masa gua harus buat cerita pasal hantu, penbunuhan. Gak mungkin lah kan, kalau di pikir pikir orang lebih tertarik buat baca cerita 'cinta' deh. Tapi gua gak punya pengalaman buat nulis cerita cinta? Bercinta aja gak pernah!

Apa yang harus gua lakuin yah? Gua gak bisa nyerah sebelum berjuang, gua harus jadi penulis wartawan. Gua harus dapatin itu biasiswa!

"Gua harus!..." ujar gua bersemangat. Meski gua gak tau gimana caranya.

Gua mundar mandir dalam bilik, sambil memikirkan ide.

Tokk   Tokk

Bunyi ketukan pintu bilik gua langsung gua buka pintu untuk liat siapa yang ngetuk.

"Eh, kak Zaki? Ada apa kak?" soal gua pada kakak lelaki gua. Namanya Sato kazaki.

"Ini kakak mau pulangin buku kamus kamu." ujarnya seraya menghulurkan sebuah kamus.

Gua menyambutnya, baru kakak mau keluar dari bilik gua, tapi langsung gua nahan

"Kak..." panggil gua. Kak Zaki berbalik menghadap gua.

"Ada apa?" soalnya. Apa ide yang bagus gua mintak saranya.

"Ermm... aku...."



















Benefit...[Yaoi] Where stories live. Discover now