Pertama •~• Tertarik

72 16 16
                                    

Annabella Angelista pov

"Bellaaaaa" teriak salah satu temanku dengan nada cemprengnya. Ya, itu Acha Juliani. Panggil saja dia Acha.

"Hm, apa?" jawabku tanpa memperhatikannya.

"Lagi liatin apaan sih? Seru banget deh"

"Liat deh Cha" kataku sambil menunjuk seseorang di tengah lapangan upacara.

"Siapa? Kakel itu? Kenapa? Lo suka? Mau tau? Dia anak kelas 11, salah satu dari banyaknya anak OSIS yang sok berkuasa di sekolah ini. Tapi dia kayaknya kalem deh. Katanya dia mencalonkan diri buat jadi ketos tahun in-" kata Acha tiba-tiba terputus.

"Kenapa Cha? Kok diputus?" tanyaku heran, namun masih tak menatap wajahnya.

"Gue heran La, sumpah dah. Mimpi apa gue bisa punya sahabat kayak lo? Dari tadi gue ngomong sebenernya lo denger ga sih?" omelnya padaku.

"Ya Tuhan. Gue denger Cha, percaya deh" kali ini aku menaikkan kedua jariku membentuk huruf 'V' tapi masih tak menatapnya.

"Lo denger apa dari gue La?"

"Dia anak kelas 11, calon ketos, ganteng, dan gue tertarik" jelasku

"A-apa? Lo suka sama kakel itu? Sumpah La, gue ga abis pikir, dia itu ga ganteng kayak apa yang lo bilang tadi. Dia itu biasa aja, banget. Maksud gue, biasanya itu banget. Ganteng darimana La? Dari Hong-"

"Hongkong" jawabku menyolot kata yang diucapkan Acha

"Tapi bener Cha, dia ganteng. Mata gue sama mata lo itu beda Cha, beda." lanjutku

"Ya sudah lah ya. Mau dibilangin kayak apa juga lo ga bakal berubah pikiran. Serah lah. Lo gamau ke kelas La? Udah bel" kata Acha

"Ooh, udah bel ya? Yaudah ayok" jawabku pada Acha

***

Sampai di kelas aku hanya memikirkan kakak kelas itu, dan aku akui, ia sangat tampan saat berbaris di lapangan tadi. Aku sudah mengetahui ia akan mencalonkan diri menjadi ketua OSIS tahun ini, bahkan sebelum Acha memberitahuku. Ya begitulah, sejak seminggu ini aku memang selalu memperhatikan kakak kelas itu.

Seisi sekolah juga tahu ia OSIS, tapi entah mengapa aku rasa hanya sedikit siswa yang tertarik padanya. Mungkin hanya aku dan segelintir saja. Bagi sebagian orang dia terlihat biasa, bahkan tak menarik sama sekali. Namanya juga tidak terkenal seperti OSIS lainnya. Namun bagiku, ia terlihat sangat luar biasa. 'Seru' kata yang mampu aku ucapkan ketika ditanya soal kakak itu.

Bagaskara Wijaya, iya itu namanya. Nama yang sangat berwibawa bukan? Ya tentu saja. Karena itulah aku mengaguminya, ah tidak, mungkin menyukainya. Tapi aku masih tak habis pikir, kenapa hanya sedikit orang yang mengaguminya?

Sedangkan Kak Wira Yudiantara yang terkenal dingin dan judes dengan adik kelas itu mempunyai banyak sekali penggemar, bahkan aku yakin, jika dia mencalonkan diri menjadi ketua OSIS tahun ini Kak Bagas bakalan kalah telak. Tapi entah kenapa juga, aku sama sekali tidak tertarik dengan Kak Wira, bahkan sama sekali enggak mau berurusan sama dia, di mataku ia tidak menarik. Sangat. Sejak awal, memang ia tak pernah menarik di mataku. Dan tak akan pernah.

"La" panggil Acha

"Bel, Bella" panggilnya sekali lagi, namun aku masih tak memperhatikannya.

"Bellaaaaa" teriak Acha yang berhasil membuat lamunanku buyar

"Apasih Cha?" jawabku enggan

Heart And LogicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang