1

324 3 3
                                    

   Hujan, sebuah anugerah yang tuhan turunkan untuk semesta alam yang mengalami kekeringan, hujan bagiku sangat indah. Berbentuk butiran air yang hingga kini meracau dipikiranku, bagaimana dia bisa turun sederas yang dia inginkan, akan tetapi tak ada tampungan air yang kulihat diatas langit sana, sejak kecil aku selalu suka hujan, walau ayah sering bilang padaku. “jangan main air hujan, nanti kamu sakit, dion.” seakan kini aku mengerti semua apa yang sering ayahku bilang. Setelah aku tergolek lemas dibantu oleh cairan yang ditusukan kedalam lengan kananku melalui jarum yang sangat kecil, aku pikir ia tak akan berani menyakitiku, namun aku salah, dia benar-benar menyakitiku saat ini. Sekarang ku terkena demam tinggi setelah aku membandel bersama teman-temanku untuk bermain air hujan sepulang sekolah kemarin.
  
   Mungkin aku tak seberuntung dari sekian banyaknya anak di muka bumi ini, namun aku selalu berterimaksih kepada tuhan, karena telah menciptakan sosok ayah sebaik ayahku. Ya aku Dion wijaya, setelah 7 hari aku dilahirkan kedunia ini, aku sudah ditinggalkan keluar negeri oleh ibuku, hanya ucapan itu yang ku tangkap ketika ayah menyampaikan alasan kenapa hingga saat ini ibu tidak pernah pulang menemuiku, atau bahkan jika aku meminta ayahku menelpon ibuku, dia selalu bilang ibu lagi sibuk cari uang buat dion, dion yang sabar yah, dion pasti kuat, dion kan anak ayah yang paling hebat.

   Namun aku tidak pernah membenci ibuku, walau sejak kecil aku tidak mendapatkan kasih sayang seperti mereka teman-temanku, karena aku tau ibu bekerja diluar negeri semata untuk aku dan ayahku. Aku tidak penah mengeluh walau teman-teman selalu mengejekku bahwa aku tidak mempunyai ibu. Tapi aku yakin, suatu hari nanti ibu akan datang untuk menemui aku dan ayahku.

.....

   Hari itu tepat aku menginjak usia 5 tahun, ayahku sangat bersemangat untuk membuat pesta ulang tahun untukku, ya walau pesta ulang tahunku tak semeriah ferly temanku, namun aku bahagia karena ayahku menyiapkan pesta untukku sebegitu semangatnya.

   “Dion, kamu ingin hadiah apa dari ayah dan ibu?” ayahku menawarkan hadiah apa yang ingin aku minta dari mereka.

   Lalu kujawab dengan penuh semangat “aku ingin sepedah kaya ferly ayah, dan aku juga ingin ibu ada disini tiup lilin bareng, dion.”

   Aku tak mengerti setelah aku mengucapkan kata itu, ayah langsung memelukku dan yang ku ingat aku melihat ada bulir air mata yang jatuh kepipinya saat itu. Aku tak habis pikir kenapa bisa sampai ayah mengeluarkan air mata dihadapanku, namun yang pasti aku selalu rindu ibu, dan aku berharap ibu segera pulang.

   Ayah melepaskan pelukannya dariku, dia lalu mengucapkan kata-kata yang membuat ku kembali bersemangat untuk merayakan pesta ulang tahun ini, walau tak ada sosok ibu disampingku. “dion, sabar yah, ibukan lagi cari uang buat dion, nanti kalo ibu sudah banyak uang, ibu pasti pulang kok.”

.....

   Pada suatu malam aku terbangun dari tidurku, aku berpikiran untuk mengambil minum kedapur, karena pada saat itu tenggorkanku terasa sangat kering, mungkin karena sebelum aku tidur aku tidak minum dulu, biasanya aku selalu minum satu gelas air putih sebelum aku tidur, itu kegiatan wajibku sebelum tidur, selain pipis dan gosok gigi. Aku tidak pernah melewatkannya, karena yang kutahu aku harus punya energi sebelum bertempur dengan mimpi-mimpi yang selalu aku singgahi setiap malam, itu sangat menguras tenagaku.

   Pada saat aku melewati sebuah kamar, aku mendengar suara tangisan yang membuatku berpikiran untuk mengeceknya, aku tidak merasa takut pada saat itu, karena aku paham betul suara siapa itu, ya dia suara ayahku yang sedang terisak dalam tangisan, entah mengapa pada saat itu ayahku menangis, yang jelas pada saat aku mengintip ke sebagian celah pintu yang sedikit terbuka, aku melihat ayah menangis dan memandangi sebuah pigura foto yang dia pegang. Dan tak sengaja ku dengarkan saja apa yang ayah ucapkan pada pigura itu.

   “bu, apakah kamu tahu? dion sekarang sudah tumbuh menjadi anak yang pintar,  dion sekarang sudah fasih berbicara, dion mirip sekali sama kamu bu, dia tidak pernah mengeluh walau perkataan orang disekitarnya terasa menyakitkan ketika ayah mengetahuinya, dion sangat tegar sepertimu bu. Doain ayah ya bu, semoga ayah bisa menggantikan sosok ibu untuk dion, semoga dion tidak merasakan kurangnya kasih sayang seperti yang ayah khawatirkan setiap harinya.”

   Aku tak banyak memikirkan apa yang telah ayah lakukan, kutinggalkan saja ayah dan tangisnya pada saat itu, kulangkahkan kakiku menuju kamarku, untuk melanjutkan semua mimpi-mimpi yang telah ku tinggalkan tadi.

Hallo semua, maafkan kita orang baru nongol lagi diwattpad setelah sekian lama haha. Oh iya untuk Dari dion, Selamat hari ibu, ini semoga kalian suka ya. Tapi awas jangan lupa tinggalkan jejak, agar kita orang lebih semangat lagi nulisnya wkwk.

Aku mau nyampein ke kalian, bahwa cerita Luna udah aku tarik lagi, berkat pertimbangan dan alasan tertentu, semoga kalian tidak kecewa ya😂😂😂

Jangan lupa bahagia, aku cinta kalian babay😘😘😘

Selamat hari ibu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang