Part 2

1K 16 2
                                    


"Ame ... Tak usah sekolah, hujan terlalu deras diluar sana."

Ibu meneriakiku dari dalam, memutus lamunanku.

"Tapi nanti Wina dan teman-teman mencariku. Mereka tak pernah belajar tanpaku, ibu tahu itu kan?"

Aku menunduk, menatap tampias-tampias air hujan diberanda rumah. Benarkan kataku, hujan bahkan membuatku tak bisa bertemu Wina dan teman-teman sekolah yang lain. Ia membuatku tak bisa bersekolah.

"Iya sayang, ibu tahu itu. Tapi hujan ini terlalu deras ... Kalau kamu tetap ingin pergi sekolah, tunggulah sampai hujan ini sedikit reda."

Ibu menghampiriku, kemudian merangkulku.
"Kita tak memiliki payung untuk kau gunakan bepergian."

Aku mengangkat wajah kusutku, menatap Ibu.

"Tak apa, Bu. Biar ame menggunakan daun pisang sebagai ganti payung."

Ibu tersenyum. senyuman yang selalu membuatku merindukannya.

"Yah sudah, ibu izinkan. Tapi tunggulah sampai hujan ini sedikit reda. Nanti ibu akan mengambilkan daun pisang dibelakang rumah."

Aku mengangguk, tersenyum walau terpaksa.

Ibu bergegas ke dapur, melanjutkan kembali pekerjaan yang tadi sempat terhambat karena ulahku yang nekat berangkat sekolah.

cerpen - HUJAN AMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang