♥tujuh [b o n u s]

2.2K 393 88
                                    

dua pasang kaki yang beralaskan sepatu adidas itu melangkah dengan santai. menyusuri jalan sepi yang penuh oleh daun berguguran. tanpa di sadari oleh keduanya, mereka melangkah beriringan. tidak disengaja, hanya perbuatan yang sudah melekat di benak keduanya. melangkah beriringan.

minghao menundukkan kepalanya. dirinya terus bertanya-tanya, tentang mengapa jantungnya berdebar kencang dan rasa aneh itu selalu muncul ketika berada di dekat junhui. sosok yang kini mulai menyentuh tangannya dengan lembut, lalu menggenggamnya dengan erat.

dan sungguh, saat ini wajah minghao sudah dipenuhi oleh rona merah tipis. celotehan kekanakannya tentang segala hal kini lenyap tergantikan oleh sunyi yang diciptakannya sendiri.

"kau tahu, kau itu lucu sekali." ucap junhui dengan suara deepnya tepat di telinga pemuda manis itu.

inilah alasan mengapa minghao lebih menyukai sunyi ketika sedang berdua bersama junhui—orang yang beberapa bulan yang lalu menabrak dirinya di tengah mall, lalu sepatu mereka tertukar. itu karena minghao tidak ingin lututnya terus melemas ketika mendengar suara deep yang keluar dari mulut junhui. minghao tidak kuat.

tapi, sejujurnya tidak ada yang pernah mengira jika pertemuan mereka berawal dari hal yang tidak pernah terduga seperti ini. entah bagaimana kotak sepatu mereka tertukar ketika bertabrakan. yang pasti, keduanya masih menganggap jika itu adalah suatu kebetulan.

kebetulan yang membawa mereka menjadi sepasang kekasih, hm?

well, bersatunya mereka ini tidaklah dalam waktu singkat dan mereka sendiri yang membuat hubungan ini terjalin. adik junhui yang maniak es krim oreo itu terus mengoceh tentang akan menikahkan mereka berdua. yah, akhirnya begini.

mereka menjalin hubungan walau tidak sejauh apa yang diocehkan oleh adik junhui saat itu. namun, jika dipikir-pikir semuanya memang terjadi begitu singkat. hanya dalam hitungan bulan, mereka yang awalnya baru mengenal langsung dekat seperti ini.

junhui menoleh ke arah minghao yang masih menundukkan kepalanya, tetapi lelaki tampan ini masih bisa melihat rona samar yang menghiasi wajah minghao. membuatnya terkekeh gemas dalam hati.

genggaman itu semakin erat dan langkah salah satunya terhenti. minghao sedikit tersentak dan berbalik untuk mengetahui penyebab junhui berhenti secara tiba-tiba seperti ini. sayangnya, apa yang didapatkan dari rasa penasarannya itu menghasilkan hal yang lebih tidak di duga olehnya.

tahu-tahu saja, junhui menarik kedua tangannya. membuat tubuhnya merapat pada tubuh minghao yang kini tengah membulatkan matanya—terkejut atas apa yang dilakukan oleh lelaki dengan wajah memesona itu. dan sekarang, wajah minghao sudah seratus persen memerah.

"kau itu lucu, aku menyukaimu." bisik junhui dengan senyum tipisnya, kedua lengannya kini sudah bergerak untuk melingkari pinggang kurus minghao. menarik pemuda itu lebih dekat padanya.

"y-ya, aku juga."

minghao bergumam tidak jelas karena, sungguh dia tidak mengerti harus merespon seperti apa. reaksi tubuhnya ketika bergandengan tangan dengan junhui saja sudah aneh, apalagi sekarang tubuh mereka saling menempel satu sama lain.

seperti ada aliran listrik yang menyengat tubuhnya. aneh sekali, tetapi minghao menyukai sensasi aneh itu. rasanya menyenangkan, seperti ada kupu-kupu berterbangan di dalam tubuhnya.

dan setelahnya, dua pasang obsidian cokelat bening itu saling menawan satu sama lain. sepersekian detik, tubuh junhui sedikit merunduk dan minghao sedikit berjinjit. mereka berciuman.

awalnya, hanya kedua bibir itu yang menempel. namun, lama-kelamaan keduanya saling melumat dan menghisap satu sama lain. lalu, ketika mulut keduanya terbuka—maka saat itu pula lidah keduanya saling melilit satu sama lain. bertarung di dalam sana dan membuktikan siapa yang paling kuat.

sayangnya, ingin sekuat apapun minghao, dia pasti kalah oleh ciuman yang sekarang telah di dominasi oleh junhui. membuat tubuhnya benar-benar melemas dengan kedua tangan yang meremas erat kerah baju lelaki yang tengah menciumnya ini. kedua mata minghao terpejam erat dengan air mata yang sudah menggenang, karena demi apapun—tidak ada kata lain yang dapat mendeskripsikan ciuman yang sedang mereka lakukan sekarang.

"bagaimana?"

pertanyaan itu terlontar dari mulut junhui ketika keduanya menyudahi ciuman panjang karena kebutuhan oksigen. jemarinya bergerak untuk menyeka air mata minghao yang baru saja turun menyusuri wajahnya sendiri yang sudah memerah sempurna seperti tomat.

tidak ada jawaban selain pukulan pelan di bahu junhui dari pemuda manis itu, membuat yang dipukul tertawa pelan dan mencubit gemas hidung minghao.

"apa yang kau katakan? bagaimana jika ada orang lain yang melihatnya?! menyebalkan." gerutu minghao dengan bibirnya yang mengerucut imut. lagi-lagi, junhui tertawa pelan melihat tingkah menggemaskan minghao.

dengan lagak berpikirnya, junhui bergumam membuat minghao sibuk bertanya-tanya tentang apa yang sedang dipikirkan oleh lelaki yang masih melingkari pinggangnya dengan erat ini.

lalu, junhui memajukan kepalanya untuk berbisik tepat di sisi telinga minghao. "jadi, bagaimana jika kita menikah?" diakhiri dengan satu jilatan nakal yang sukses membuat wajah minghao merah padam.

"menyebalkan!"

dan sepanjang sisa hari ini dihabiskan oleh mereka yang sibuk berkejar-kejaran seperti anak kecil. membuat sepatu yang mereka kenakan menjadi sedikit kotor karena terkena debu. hanya karena sepatu adidas, mereka bertemu dan akhirnya menjalin hubungan.

jadi, mungkin kalian harus menyempatkan diri ke toko sepatu adidas nanti. siapa tahu, kalian akan kebetulan menemukan jodoh disana.

totally end

cek work ya, second book of tumblr series udah aku publish!


i. adidas ㅡjunhao✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang