♥lima

1.9K 452 51
                                    

"nah, udah sampai 'kan? gege pergi dulu ya."

minghao melengkungkan bibirnya kebawah dan menarik-narik baju sicheng, bersiap untuk mengeluarkan rengekannya pada sang kakak. "emangnya gege mau kemana, sih? kenapa gamau temenin sebentar?" protesnya dengan bibir yang mengerucut lucu.

sicheng merasa gemas dan mencubit kedua sisi wajah minghao, membuat adiknya itu mengaduh. "ada acara mendadak di tempat kerja. gege gak bohong, ini penting. gini aja, kamu jalan-jalan aja. terus kalau mau pulang, gege yang jemput. gimana?"

tidak ada jawaban dari minghao karena dia sekarang tengah menghentakkan kakinya ke lantai dengan sebal. tidak mempedulikan tatapan pengunjung mall lain yang melihat mereka berdua berdebat di depan toko adidas.

"yaudah, terserah."

akhirnya, minghao menyerah dan membiarkan sicheng pergi meninggalkannya sendirian disini. sebenarnya, minghao bisa saja memaksa kakaknya itu untuk tetap menemaninya disini. tetapi, dia cukup mengerti jika pekerjaan sicheng itu penting.

sang kakak memberi cengiran lebarnya pada minghao yang masih cemberut. lalu, dia mengacak-acak rambut adiknya itu dan mengecup kedua pipinya bergantian. membuat wajah minghao memerah.

"y-ya! memalukan!"

minghao memekik dengan sebal karena kakaknya itu terang-terangan menciumi kedua sisi wajahnya, mengundang kekehan geli dari beberapa pengunjung yang menyadari status mereka sebagai adik dan kakak juga mengundang decakan kagum dari pengunjung lain yang menyangka jika mereka sepasang kekasih.

hell, memalukan sekali.

sicheng terkekeh dan menyempatkan untuk mencubit pipi adiknya. "nah, seperti itu saja. jangan cemberut. kau terlihat seperti kintarou."

dan setelahnya, minghao menendang tulang kering kakaknya dengan penuh perasaan karena sudah tega menyamakannya dengan kintarou. tokoh utama dongeng jepang yang berperan sebagai sumo gendut.

enak saja!

∆∆∆

penjaga toko adidas ini menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan membungkukkan badannya berkali-kali di depan dua orang pemuda yang saling memandang heran satu sama lain.

"ah, maaf. tapi, saya yakin sudah membungkus sepatu kalian masing-masing dengan benar. hm, baiklah. kemarikan kotak sepatu kalian supaya saya bisa memeriksanya apakah memang ada kesalahan." ucap penjaga toko itu seraya tersenyum ramah.

minghao melirik lelaki yang lebih tinggi disebelahnya dengan gugup kemudian menyerahkan kotak sepatu adidasnya bersamaan dengan lelaki itu. membiarkan penjaga toko memeriksa isi di dalamnya.

sepuluh menit dilewatkan minghao dengan dirinya yang terdiam kaku, sesekali melirik lelaki di sebelahnya yang tampak tenang. begitu banyak hal menarik yang ada dalam diri lelaki itu sehingga membuatnya emmm—terpesona.

kemudian, minghao dikejutkan oleh penjaga toko adidas yang berdeham dan menatap mereka bergantian dengan tatapan geli. membuat keduanya mengerenyit bingung ketika melihat penjaga toko itu terkikik dengan menutup mulutnya menggunakan punggung tangan.

"mengapa kau tertawa?" tanya lelaki di samping minghao dengan pandangan heran. minghao serasa dikejutkan oleh suara yang terdengar deep itu. membuat sesuatu di dalam dirinya serasa bergetar.

"saya sudah membungkusnya dengan benar, tuan. anda bisa melihatnya di tanda terima ini. sepertinya, kotak sepatu kalian tidak sengaja tertukar diluar. yang jelas, ini bukan kesalahan saya." jawabnya dengan lugas, diakhiri senyuman ramah walaupun keduanya masih bisa menangkap kikikan geli dari penjaga toko adidas di hadapannya.

minghao menggigit bibir bawahnya, dia semakin gugup dan berteriak dalam hati memanggil sicheng. berharap supaya kakaknya itu segera menyelesaikan pekerjaan dan berteleportasi kesini dengan segera.

tampaknya, pemuda manis ini pikirannya masih dipenuhi oleh imajinasi anak umur lima tahun yang menyukai film kartun.

"u-um, baiklah. maaf aku telah salah sangka." cicit minghao, disambut oleh anggukan dari penjaga toko itu dengan ramah. "tidak masalah, saya senang dapat membantu menyelesaikan masalah kalian. saya permisi sebentar."

penjaga toko itu berlalu, lagi-lagi diakhiri dengan senyuman ramahnya. meninggalkan minghao dan lelaki yang masih terdiam memegang kotak sepatu adidas yang sekarang sudah terisi milik mereka masing-masing.

lelaki dengan rahang tegas itu berdeham sebentar, membuat minghao menoleh dan bertukar pandang kepadanya. benar-benar tertuju pada satu arah. manik hazelnya bersinggungan dengan manik kelam lelaki itu. menimbulkan rasa yang membuatnya bergetar entah karena apa.

senyuman itu sepertinya dapat melelehkan hati minghao seketika. membuat lututnya serasa lemas, lebih-lebih ketika lelaki itu bersuara. dengan suara deepnya.

"kau yang beberapa hari yang lalu bertabrakan denganku, bukan?" tanyanya dengan satu alis yang terangkat. minghao hanya meresponnya dengan anggukan gugup, tidak mengerti harus bersuara seperti apa lagi.

hal ini begitu membuatnya bingung. bagaimana bisa dia terpesona pada seseorang yang bahkan tidak dikenalnya?

lelaki itu tersenyum lagi, memaklumi kegugupan minghao ketika berbicara dengannya. dia memiliki kesan langsung terhadap pemuda di depannya. manis, polos, dan pemalu. dan entah mengapa, dia juga berfikir jika pemuda ini begitu naif dan manja.

tbc

mana comment kalian di chap sebelumnya? :((( aku lagi butuh dukungan ini:((

i. adidas ㅡjunhao✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang