#16

1.2K 153 13
                                    

Budayakan ngevote sebelum membaca:)

--Mark POV--

Hari ini adalah hari yang melelahkan, aku terlalu lelah menahan emosiku melihat nayeon dan eunwoo dipuji-puji sebagai pasangan yang serasi padahal mereka tau aku bertunangan dengan nayeon.
Sebenarnya ini lebih di sebut cemburu, tapi kenapa harus cemburu?
Aku hanya tak suka melihat mereka. Itu saja.

Aku memutuskan mengantar nayeon sampai rumah dan pergi tanpa pamit pada eommanya.

Sampainya dirumah aku langsung masuk kamar dan berbaring di kasur kesayanganku. Yang terlintas di benakku ialah nayeon dan tak jarang wajah eunwoo masuk dan merusak imajinasiku.

"lebih baik aku mandi" ucapku bergegas mengambil handuk dan menuju kamar mandi daripada aku harus terus memikirkan mereka.

Saat aku keluar dari kamar mandi ponselku berdering

Im Nayeon

Namanya terpampang di layar ponselku.
Jujur aku ingin mengangkat dan mendengar suaranya. Namun aku sadar egoku terlalu sulit di lawan hingga dering ponselku tak terdengar lagi. Tak lama ponselku bergetar dan ternyata nayeon mengirim pesan padaku

Mark, kau sedang apa?
Maaf jika aku mengganggu
Tapi eomma mengajakmu makan malam hari ini jam 7 dirumah
Eomma sedang membuat makanan kesukaanmu:)

--Author POV--

Nayeon dan eomma sedang memasak makan malam saat ini, karna eomma mengundang mark untuk makan bersama.

"nayeon, apa mark sudah angkat telfonnya?" tanya eomma pada nayeon

"belum eomma, apa aku tulis pesan saja?" tanya nayeon

"yasudah nak, mungkin mark sedang sibuk" ucap eomma yang sedang memotong daun seledri

"ne" nayeon pun menulis pesan pada mark dan melanjutkan membuat pancake untuk mark

Waktu menunjukkan pukul 6.52
Eomma dan nayeon sudah selesai masak dibantu bibi sejak jam 6 tadi dan sekarang mereka tengah bersiap-siap.

Bel pun berbunyi dan bibi pun membukakan pintu

"tuan mark, sihlakan masuk. Nyonya dan nona nayeon sudah menyiapkan makan malam" ucap bibi mempersihlakan mark untuk masuk dan menunggu di ruang tamu

Tak lama nyonya Im pun keluar dari kamar dan menyambut mark.
"mark" sapanya
"eomma" jawab mark lalu berdiri dan mencium tangan nyonya Im

"mark, ayo kita ke ruang makan saja"
"eomma, appa dimana?" tanya mark
"ah, appa sebentar lagi pulang nak. Dijalan sedang macet" jawab nyonya Im
"ah, ne eomma"

"nayeon, ayo kita makan nak" teriak eomma saat mereka sudah berada di ruang makan.

Tak lama nayeon pun muncul di ruang makan bersamaan dengan appa dan menyantap makanan bersama-sama

"mark, apa kau suka?" tanya nyonya Im saat mereka sudah selesai makan

"masakan eomma juara" ucap mark disambut dengan tawa seisi ruangan

Seusai mereka makan, nyonya dan tuan Im masuk ke kamar meninggalkan mark juga nayeon di ruang makan.

"mark, mau ke taman belakang?" tawar nayeon. Mark lalu berdiri menuju taman belakang mendahului nayeon.
Mereka pun duduk di kursi taman yang ada di halaman belakang

"mark" sebut nayeon namun mark hanya diam menatap langit

"bintang. Kau tau aku sangat ingin menjadi bintang" ucapnya dan mark masih saja diam

"seperti bintang yang terus bersinar walau seorang diri di tengah gelapnya malam demi bumi tetap terang. Aku ingin tetap kuat walau harus melewati badai seorang diri agar orang-orang yang ku sayangi tetap bahagia" lanjutnya yang mampu membuat mark memalingkan wajahnya dari langit menjadi menatap nayeon

Perlahan tangan markpun menyentuh pipi nayeon dan perlahan menghapus air mata nayeon yang keluar tanpa ia sadari

--Mark POV--

Entah mengapa kata-kata nayeon yang kudengar barusan membuat hatiku seperti tertusuk beribu-ribu panah tajam. Ya, sangat menyakitkan

And look, dia sudah menangis.
Akupun perlahan menghapus air matanya, entah mengapa tanganku bergerak tanpa ku perintahkan.

"don't cry, i'll be here" ucapku spontan. Hari ini, apa yang terjadi sekarang semua diluar kendaliku, aku serius. Semua terjadi begitu saja.

Perlahan nayeon tersenyum tipis dan memelukku. Malam ini ia sukses membuat tubuhku tak terkendali.
Aku pun membalas pelukannya dan mengusap rambut panjangnya beberapa saat sampai ia mengendurkan pelukannya.

"sudah larut, kau akan sakit"ucapku lalu berdiri dan mengulurkan tanganku padanya. Ia mengambil tanganku dan kami masuk ke dalam rumah dengan bergandengan.

"kalau begitu aku pamit pulang. Sampaikan salamku pada eomma dan appa"ucapku seraya berpamitan pada pemilik rumah

"ne mark" ucapnya. Lalu akupun memasuki mobilku. Saat aku hendak membuka pintu mobil, ada seseorang menarik tanganku dan...
Aku merasakan kecupan hangat mendarat di pipiku

"gomawo, hati-hati dijalan markie" ucapnya lalu masuk ke dalam rumah meninggalkanku yang sudah setengah sadar. Malam ini aku dikendalikan oleh nayeon.

Sepanjangn perjalanan pulang hingga saat ini aku berada di kamar dengan pakaian rumahku, bayangan nayeon masih menguasai pikiranku. Hingga aku memutusakan tidur sebelum aku menggila hari ini

--Nayeon POV--

Ya, aku mencium pipinya. Aku melakukannya dan segera masuk ke dalam rumah karna wajahku mulai menjadi kepiting rebus.
Ada 2 kemungkinan yang terjadi setelah ini, mark akan lebih membuka hatinya padaku atau malah semakin membenciku karna tindakan konyolku.

Entahlah, yang jelas hari ini aku merasa tenang.

Wajah markpun terus menghiasi pikiranku bahkan di dalam mimpi sekalipun.

--Author POV--

Keesokan harinya seperti biasa mark menjemput nayeon untuk berangkat sekolah bersama.

"mark, sorry untuk kejadian kemarin" suara nayeon memecahkan keheningan yang ada

"just forget it" ucap mark datar

Hai guys🙋
Siapa nih yang lagi nungguin hehe, ini dia next part yang kalian minta.
Thankyou banget karna kalian masih baca dan nungguin next ff ini. Aku seneng banget banyak yang baca dan jangan lupa vote guys.
Vote dan komen dari kalian adalah motivasi aku untuk terus menghibur kalian dengan ff ku ya walau aku tau ff ini gaje🙈

But, sekali lagu ThankYouSoMuch kalian kesayangan author💕
see u in my next part 🙋

TO BE USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang