#26

1K 86 24
                                    

"ada 2 hal yang akan eomma sampaikan, berita baik dan berita buruk" ucap eomma mark padaku

"wae eomma?" tanyaku

"eomma akan menyampaikan berita baik terlebih dahulu. Tadi kata dokter ia sangat heran melihat mark bisa tersadar dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Itu mujizat katanya"

"thank God" ucapku

"lalu berita buruknya, keajaiban ini tidak bertahan lama"

"maksud eomma?" potongku

"dengar baik-baik sayang. Kata dokter ini adalah keajaiban bahwa mark masih bernafas hingga saat ini"

Aku terdiam dengan segudang pertanyaan diotakku.

"ia masih memiliki harapan. Eomma sudah melalu banyak hari bersamanya, sekarang giliranmu sayang"

"eomma tau kau begitu menyayanginya. Bahagiakan dia selagi bisa" ucap eomma lalu memelukku

Lagi, air mataku tak terbendung. Kurasakan air mulai mengalir di pipiku dan membasahi baju ibu mark.

Setelah mencoba menenangkan diri, aku pun masuk lagi ke dalam ruangan.

Kuhampiri ranjang mark ia sedang berbincang dengan appaku dan appanya, sedangkan eommaku sedang memotong buah

"mark" panggilku dan ia menoleh padaku

"gomawo karna sudah sadar" ucapku lalu ia menggenggam tanganku dan tersenyum

"besok mau jalan-jalan ga?bogoshipeo" ucapku

"sayang, mark masih terlalu lemah" jawab ibuku

"gwenchana eomma" jawab mark

"ani, kau harus istirahat biar segera pulih" sambung eommaku

"begini saja. Nayeon tetap akan jalan-jalan dengan mark tapi lusa. Biarkan mark istirahat untuk hari ini dan besok, agar dia bisa kuat saat jalan besok" ibu mark pun menjadi penengah kami

Akupun mengangguk

"mianhae, gomawo, saranghae" ucap mark menatap mataku dalam (maaf, terimakasih, aku mencintaimu)

Aku refleks tersenyum membalas tatapan hangatnya

"mark, appa dan eomma masih disini" ucap ayah mark lalu kami terkekeh. Begitu juga mark.

Momen yang jarang terjadi, pikirku

Keesokan harinya aku seharian berada dirumah sakit. Aku datang sebelum mark bangun dari tidurnya

Sampai sekarang, kami sedang berdiskusi akan jalan kemana besok

"gimana kalau sungai han?" kata mark

"shireo"

"wae?"

"aku tidak mau kesana karna disana, aku melihat hal yang tidak pernah ingin aku lihat" jawabku

Mark tersenyum "kau harus menghadapinya. Jangan menyalahkan dirimu sendiri, ini semua hanya masalah waktu"

"masalah waktu?" tanyaku bingung

"iya. Yasudah, besok mau ke lotte world?"

"ani, tempat itu terlalu ekstrim untuk orang yang baru sadar dari komanya mark"

"yausah kita ke taman belakang rumah sakit saja" kata mark sambil sedikit tertawa

"itu satu-satunya pilihan yang aman" ucapku

"mark" panggilku. Dan sekarang ia menatapku

"boleh aku bertanya?"

"wae?" katanya

"kenapa kamu gapernah cerita tentang semua ini? Kenapa harus di sembunyikan?"

Mark menarik nafas panjang dan tersenyum.

Ia menatapku beberapa detik dan kemudian angkat bicara

"sudah banyak beban dan luka yang kamu tanggung sendiri karna aku. Dan dengan penyakit ini, aku tidak ingin membebanimu lagi nayeon" katanya

"ani, aku tidak merasa terbebani" kata ku menentang

"ternyata kamu lebih jadi acting dari pada aku" ia terkekeh. Sedangkan aku kebingungan

Ia lalu menggenggam tanganku

"gomawo"

"ne?" tanyaku

"terimakasih karna sudah hadir dalam hidupku, terimakasih karna sudah memberi warna pada duniaku, terimakasih sudah bertahan dengan aku yang egois selama ini, terlebih lagi terimakasih karna menerimaku dengan segala kekuranganku" ia tersenyum kecil lalu kulihat setetes air mata mengalir dipipinya

Dengan spontan aku bangkit dari dudukku dan memeluknya

"saranghae" bisikku

--
Hai guys

Update, apakah ada yang baper?hehe^^

Detik-detik udah mau ending ni, sad ending atau happy ending ya? Hmm..
Yaudah tungguin aja ya

Jangan lupa VOTE&COMMENT✨

see u next chapter

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TO BE USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang