three

683 118 1
                                    

3. Rencana pertama dan kedua sukses? Bagus, saatnya kau beralih ke rencana ketiga. Cukup mudah, mulailah mengajak si crush untuk berbicara, sekedar berbincang-bincang. Buat dia tertawa dengan tingkahmu.

Pearl mendesah panjang seraya menjatuhkan tubuhnya di kursi, pikirannya tak henti-henti memikirkan tentang rencana ketiga. Yang dimaksud adalah: apakah dia terlalu pd untuk melakukannya?

Tidak. Pearl berdiri dan mengambil sebuah spidol merah dan membulatkan angka 3 di kalendarnya. Oh, mungkin dengan sedikit semangat mampu membuatnya melakukan rencana ini dengan baik.

"Oke, demi Lou." Pearl mengacungkan kepalan tangannya ke udara lalu menghel nafas. Tersenyum manis selanjutnya dia berjalan keluar kamar seraya bersenandung. "Aku siap, aku siap!" Begitu ia ucapkan sehingga membuat Ibunya mendadak heran.

Dengan hati yang terkesan begituu gembira, dia menyambut kedatangan Ibunya dari luar kamar. "Aku siap, Bu! Do'akan aku dan. . . selamat tinggal!" Pearl mencium singkat pipi Ibunya kemudian berlalu dari ruangan tersebut.

Ah, ya, mari kita lihat apakah dia berhasil?

°°°

Pearl mengigit bagian bawah bibirnya dengan tangan yang sedari tadi bergemetar. Dirinya sedang berada di perpustakaan, tempat di mana Louis sering menyibukkan dirinya di jam istirahat kedua. Dengan demikian, pun Pearl mencoba untuk melakukan aksinya.

Langkah demi langkah ia lewati, sebelum akhirnya dia berdiri tepat di hadapan Louis yang sedang membaca sebuah buku filsafat. Menyadari seseorang mengamatinya, perlahan namun pasti kepala Louis mendongak. Oh, lihatlah, si Dungu Pearl sedang menganga.

"Pearl?" Panggil Louis. Merasa dihiraukan, ia beralih menyentuh pundak Pearl, membuat gadis itu tersentak. "O'ou. Ada apa, Pearl?"

Tak ada yang gatal, namun Pearl menggaruk tengkuknya. "Uhm, apa kau sudah membaca komik Nazze Lach?"

"Ya, kau tahu? Aku tertawa saat membacanya. Apalagi ketika si Ery menyatakan perasaanya pada Mou, aku tak mengerti apa yang lucu, intinya aku sangat menikmatinya."

"Ya, hahaha. Kau tahu? Aku berasa seperti Mou, dan kau Ery. Hahaha." Oops, sepertinya seseorang telah salah berbicara. Ah, bodoh sekali kau, Pearl. Mau tak mau ia menutup mulutnya refleks kemudian tertawa canggung.

Sedangkan Louis tersenyum ke arahnya, meski Louis tak tertawa sama sekalipun, Pearl menganggap bahwa itu sudah berhasil. "Hahaha, kau lucu."

Pearl tersenyum. "Benarkah... Uhm, terima.."

"...Hahaha, kau tak apa?" Louis berlalu dari hadapan Pearl secara tiba-tiba. Gadis itu berhenti tersenyum ketika menyadari bahwa ada yang tak beres, pun kepalanya berputar dan melihat Louis sedang tertawa dengan Hars. O'ou, mungkin yang dimaksud Louis lucu ialah Hars. Hm.

"Oh, oke, baiklah, aku tak apa." Ujar Pearl kemudian mendesah panjang. Sedetik kemudian dia merasakan sebuah sentuhan menyengat pundaknya.

"Aku duluan ya, Pearl." Ujar Louis sebelum akhirnya dia berjalan meninggalkan Pearl yang terdiam membisu di tempat. Benarkah? Apa Louis baru saja mengusap-usap pundak Pearl?

Oke, rencana ketiga berjalan dengan lancar meski tak semulus yang diharapkan.

=====

Heheheh;/ gue makin ga ngerti sm cerita ini. Seriwus deh:~

seven actions ❄ l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang