4. Woho! Kau sangat hebat jika telah sampai di sini. Seperti yang kita tahu, biasanya crush suka dengan kejutan. Cobalah membuat sebuah kejutan kecil yang mampu membuatnya tak akan pernah lupa dengan hal itu. Mungkin, kau perlu merubah penampilanmu. Semoga berhasil.
Cukup mudah, untuk mengatakannya memang terbilang mudah, namun untuk melakukannya? Oh, kurasa seorang Pearl tak akan sanggup menerima kenyataan di rencan keempat.
Meski tersisa tiga rencana lagi, baginya ini adalah hal yang paling merepotkan. Haruskah rambut yang biasa ia ikat kuda, kali ini harus terurai dan membiarkan mata indah milik Louis memperhatikannya? Jika ya, maka Pearl akan mencobanya.
Detik demi detik menuju sekolah ia lalui dengan menyisir rambutnya. Rambut berwarna coklat cerah serta gelombang-gelombang di ujungnya, membuat Pearl tersenyum di depan cermin. "Louis sayang, lihat diriku, penuh kejutan." Ujarnya sembari melepas cium pada cermin.
Selanjutnya mungkin ia harus merelakan parfum-nya habis, atau mungkin tak tersisa lagi. Karena ia berniat untuk menyemprotkan parfum tersebut ke seluruh tubuhnya. Dengan begitu ia akan tahan lama dalam keadaan semerbak aroma yang memabukkan.
Tidak sampai disitu saja, ia kini memberi olesan pada bibir mungilnya. Oh, Pearl benar-benar serius dengan rencana keempat ini.
Sama seperti hari-hari sebelumnya, Ibu Pearl hanya bisa menahan seribu pertanyaan yang menumpuk dalam kepalanya. Heran akan sikap anak gadisnya tersebut, mengapa dalam beberapa waktu ini, Pearl berubah seratus persen dari biasanya.
°°°
"Lihatlah, Pearl sangat menawan!" Sebuah kelompok laki-laki memuji kecantikan Pearl tatkala melihat Pearl berjalan dari arah gerbang. Disitu juga Pearl memekik dalam hati. Jika mereka saja dapat tergoda, mengapa Louis tidak?
Diliriknya kesana kemari, berusaha menemukan sosok Louis. Rambutnya yang kini beterbangan, sengaja ia biarkan hanya untuk memikat lelaki pujaannya tersebut. Sampai di tengah lapangan, barulah ia menemukan Louis sedang meminum aqua.
Berjalan dengan agak sok, membuatnya harus sabar jika tak sengaja mendengar beberapa perempuan mengoloknya.
Louis yang saat itu sedang tertawa bersama Niall, refleks melihat Pearl. Matanya mengamati tubuh mungil Pearl seraya berjalan. Bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman ramah. "Si fans fanatik mu berulah lagi, Lou."
Louis mengacuhkan Niall, kini Pearl berjalan melewati dirinya yang masih memperhatikan Pearl. Dengan helaan nafas kecil, Louis memanggil Pearl. "Pearl!"
Merasa terpanggil, Pearl menoleh dan seketika pula rambutnya yang masih beterbangan, tak sengaja menyentuh wajah Louis. Sehingga Louis dapat mencium aroma harum Pearl. "Oh, hai, Lou? Ada apa?" Tanya Pearl.
"Uhm, Lou?" Pearl mendadak terdorong ke belakang ketika menyadari bukan Louis lah di hadapannya. Melainkan Harry, salah satu murid yang menyukai Pearl.
Sedangkan Louis, hanya tersenyum kemudian berlalu meninggalkan tempat di mana ia berdiri. "Pearl?" Panggil Harry.
"Jangan mengikutiku, Harry!" Teriak Pearl.
Sepertinya kali ini gagal.
Tak apa, Pearl. Kau masih memiliki 3 buah rencana lagi.