SHOWER LOVE

14.1K 261 46
                                    

Park Jimin >< You as (Tinie)
🐭
"Kau tau kalau kau sangat sempurna dari kepala sampai ke heels kan? I know you know it bae.. if you don't.. then let me explain it to you"
*Romance NC Drabble*
WARNING!!! [MATURE AREA]

--

Bukankah sangat risih jika seseorang terus menerus menatapmu? Apakah ada yang salah dengan diriku? Apa ada yang aneh dengan diriku? Apa aku jelek? Pertanyaan semacam itu terus berputar dalam pikiran Tinie.
Sedangkan yang sedang menatap nya masih bungkam mengontrol detak jantungnya.

"Kau menyuruhku berdandan dan memakai gaun yang kau berikan hanya untuk kau pandang pandang saja??" Tinie membuka suaranya dan ya itu berhasil membuat Jimin berjalan mendekat. Tangan Jimin menjulur menyentuh pinggang Tinie dan menariknya dengan lembut untuk besentuhan dengan tubuhnya.
"Kau cantik" setelah sekian lama menstabilkan detak jantungnya hanya dua kata itu yang berhasil keluar dari bibir tebal Jimin.
"Sudah dari lahir.. kita akan kemana?"
"Aku kira aku tidak jadi mengajakmu pergi karena aku takut ada orang yang akan mengambilmu dariku"

Tangan Jimin naik mengelus pipi Tinie dan menatap kesayangannya dengan seduktif. Ia menunduk sedikit untuk memanjakan leher Tinie.. kecupan nakal mendarat pada leher Tinie.
"Serius.. kita akan kemana enghh~"
"Jangan mendesah sayang.. aku rela merobek gaun ini untuk langsung melakukan adegan pemerkosaan"
Mata Tinie menutup saat merasakan kedua tangan Jimin tidak dipipi lagi.. melainkan sudah berada didalam gaunnya. Awalnya mengelus lembut pahanya.. kemudian meremas gemas dua bongkahan sintal. Bibirnya masih setia berada di leher Tinie untuk memberikan banyak tanda kepemilikan. Padahal tidak perlu begitu semua sudah tau siapa pemilik seorang hamster manis bernama Tinie.

"Jiminhh aah"
"Hmm?"

Jari Jimin sudah masuk dan membuat kekacauan didalam liang kenikmatan.

"Cancel it.. aahh ahh"
"Cancel what? Kau mau aku membatalkan pertemuan keluarga?"
Tinie benar-benar meruntuki tubuhnya yang setiap saat haus dengan sentuhan Jimin.
"Please? Aahh enghh hahh"
Jari Jimin terus menusuk vagina Tinie keluar masuk dengan tempo cepat lalu melambat kemudian cepat kembali.
Melihat kesayangannya yang merengek siapa yang bisa menolak?

Jimin mengangkat tubuh Tinie duduk ke meja makan.
"Satu round okay?"
Tinie mengangguk.. tangannya sudah siaga memeluk leher Jimin.
Jimin kemudian melepaskan celana dalam yang sedari tadi menjadi penghalang yang menyebalkan. Setelah itu tentu saja ia membebaskan monster kecil yang sebenarnya sudah ingin masuk ke sesuatu yang hangat.

Jimin menggesekan rudalnya perlahan membelah belahan vagina. Membuat Tinie menahan nafasnya sejenak sambil menggeleng belum siap merasakan nikmat yang akan Jimin berikan. Tinie mengaitkan kedua kakinya pada pinggang Jimin.
"Aku akan melakukannya dengan cepat"
Jimin memangut sedikit agresif bibir Tinie. Pinggulnya memompa junior nya dengan tempo cepat dalam vagina Tinie.

"Aahh aahh hahh enghh hahh aah jimh ahh"

Desahan sexual Tinie dan semua sentuhan nakal Jimin menggoncang meja makan juga mungkin sudah memanaskan seisi rumah.

Jimin melakukannya dengan cepat. Benar hanya butuh 40 menit untuknya dan Tinie mencapai klimaks bersama.
Tinie melenguh panjang didekap oleh Jimin. Sedangkan Jimin menenggelamkan wajahnya pada leher Tinie untuk menyalurkan rasa nikmat orgasm nya.

Jimin melonggarkan dekapannya merasa ponselnya bergetar. Jempolnya menggeser warna hijau untuk mengangkat telepon dari ibu nya. Tinie masih bermanja manja didada bidang Jimin sambil tangan nakalnya memainkan junior Jimin yg sudah melemas.

"Ya eomma?"
"....?"
"Oh.. iya ini kita sedang diperjalanan.. sebentar lagi sampai"
"...."
"Jalanan entah kenapa sangat padat malam ini. Kami akan segera sampai.. hmm~"

Jimin mematikan teleponnya.. ia mengangkat Tinie untuk turun dari meja.
"Benarkan pakaianmu sayang.. kita harus pergi sekarang"
Tinie melirik Jimin tapi enggan membuka suaranya. Ia merapikan pakaiannya.

"Sudah?"
Tinie mengangguk.. sedikit aneh karena ia tadi merengek meminta berhubungan intim.
"Kenapa hamster ku menjadi aneh?" Jimin menarik Tinie mendekat kemudian menangkup kedua pipi gembul kesayangannya.
"Nyeri.."

Tinie menutup matanya. Ini memalukan. Ia memintanya tapi sekarang vaginanya terasa nyeri demi apapun. Jimin tersenyum gemas jika tidak mengingat pertemuan keluarga ia sudah akan kembali mengacau liang kenikmatan Tinie.

"Bisa berjalan? Mau gendong saja?"
"Gendong.."

Jimin segera mengangkat Tinie dengan gaya bridal.
"Nanti malam aku akan meminta lebih.. kau bisa tahan tidak ya sakitnya?"
"Ini serius nyeri.."
"Aku menghentaknya terlalu cepat dan terlalu kasar ya? Maaf ya~"
"Tak apa.." Tinie menyembunyikan wajahnya ke leher Jimin.
"Aku tau kesayangan ku menikmati nya"

*Blam*

Aku penasaran apakah keduanya akan pergi begitu saja? Atau bermain didalam mobil atau bisa saja mereka bermain disana lagi?? Karena Tinie lupa memakai celana dalam nya.

-

-

-
FIN*
Jangan lupa VOTE!!!! dan Comment nya ❤ kali ini aku akan balas semua comment kalian haha.. selama ini selalu pengen balas tapi aku buka nya udah beberapa hari lama nya :'( kali ini PASTI BALAS ❤❤❤

TINIE JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang