SAY IT

14.7K 312 15
                                    


Park Jimin >< You as (Tinie/Hamster) 🐭
"Kami sedang bercinta.. telepon aku nanti saja! Atau kalian akan mendengar desahan lewat telepon"
*Hard NC Drabble*
WARNING!!! [MATURE AREA]

--

Hanya kulit yang bersentuhan namun dapat membuat mata terpejam. Bibir yang lembab menandai semua sudut penting yang dapat merangsang. Tangan yang nakal merambat membantu naiknya hormon sexual.
Jimin nampaknya sangat tau semua titik kelemahan kesayangannya ini. Hamster malang itu Tinie hanya pasrah menerima perlakuan Jimin yang sudah dirasuki iblis nafsu yang besar. Jantungnya memompa seolah tidak siap dengan permainan Jimin. Jika Jimin bermain lembut diawal maka selanjutnya Jimin akan membuatnya tak bernafas.

"Aku mencintaimu.." lirih Jimin ditelinga Tinie. Bibirnya turun mengecup leher.. lalu turun.. turun.. dan tersenyum. Ia menemukan salah satu mainan yang ia sukai. Jimin membuka mulutnya segera mengulum buah sintal didepannya. menghisap seolah akan ada yang keluar darisana. Memberi sensasi gigitan membuat Tinie mendesah pelan tubuhnya bergerak gelisah namun tangan Jimin begitu kuat menahan pinggulnya.

Mungkin bukan maksud Jimin semakin menggoda Tinie. Saat Jimin ingin mengetahui keadaan dibawah sebelum rudal nya masuk. Jimin menusuk 2 jari kedalam liang wanita Tinie mengerakkan 2 jari itu keluar masuk agar liang wanita itu semakin basah jadi Jimin bisa dengan mudah memasukkan rudalnya. Hamster tersebut segera mendesah tertahan.
"Aakh.. park jimhh emh emhh"
Jimin masih sibuk membungkam mulutnya dengan benda kenyal milik Tinie.

Jari Jimin semakin liar mengacau didalam vagina Tinie. Membuat Tinie otomatis melebarkan pahanya ia juga menaikkan pinggulnya merasakan birahi yang memuncak ingin segera menjemput kenikmatan yang lebih.
"Ahh aahh engh jimhniehh hahh~ akhh eng.. aahh eunghhh shit emm"
Mendengar desahan manja dari hamster kesayangannya. Jimin menyudahi acara menyusunya dan mengeluarkan jarinya dari liang kenikmatan sebagai gantinya ia akan memasukkan sesuatu yang lebih besar kedalam vagina Tinie.

Mata Jimin tidak lepas melihat ekspresi Tinie. Perlahan lahan Jimin memasukkan kepala juniornya kedalam vagina Tinie. Menggeseknya sebentar lalu mendorongnya kembali.
"Errhh hhh hahh~ emrrh" geraman Jimin. hangat adalah penjelasan pertama yang dirasakan. Liang wanita Tinie begitu hangat dan kuat mengcengkram penisnya. Bagaimana bisa sekuat apapun ia menghentak Tinie.. sesering apapun ia melakukannya.. sebanyak apapun round yang mereka lakukan. Liang kenikmatan ini selalu membuat Jimin gila.

Untuk apa bersabar? Sepertinya Jimin begitu menyiksa Tinie. Sekali hentakkan Jimin menanam dalam penisnya dalam vagina Tinie. Tinie mendongkak memejamkan matanya.
"Eeunghhh~ aahh hahh ahh aakh.." nafas hamster ini terputus. Tubuhnya melekuk sempurna membuat Jimin tidak akan memberinya ampun.
Jimin menggerakkan pinggulnya membuat gerakkan memutar.

*kring*kring*

Keduanya berhenti sejenak. Jimin mengerutu kesal niat mengabaikan panggilan telepon diurungkan sebab yang menelepon adalah ibunya sendiri. Jimin mengambil mengangkat panggilan tanpa melepas penisnya dari vagina. Malah terus menggerakkan pinggulnya membuat Tinie tidak bisa membuka mata.

"Berbicara dengan istriku?" Jimin melihat Tinie yang sedang mendesah pelan. Jimin tersenyum memikirkan hal nakal. Ia segera mengoper ponselnya pada Tinie.
"Eomma ingin berbicara denganmu"
Tentu saja kaget siapa yang tidak kaget saat sedang berhubungan intim mertua menelepon. Jimin berhenti bergerak mungkin membiarkan Tinie berbicara dulu.

"Ya eomma?"
"...."
"Besok? Sepertinya aahh"
Aku bilang mungkin kan? Nyatanya Jimin benar benar ingin mempermainkan Tinie. Jimin menusuk vagina Tinie dengan tempo sedang.
"....?"
"Enhh besok.. aku hh~ akan hahh.. kesana eommahh~"
Jimin tertawa pelan melihat Tinie berusaha kuat menahan desahannya. Jimin menaikkan temponya menjadi cepat.. mengguncang dunia Tinie. Dimana Tinie masih harus sadar karena ibu Jimin masih berbicara padanya.

"...."
"Ahh ahh enggh eomma terserahh saja engh aahh.."
Jimin menerkam leher Tinie memberi kissmark sambil terus menghentak penisnya semakin dalam kevagina Tinie.

"...??!!"
"Aahh aahh park jimhh akhh! Enghh sshh sia la ji minhh~ ahh aahh emmhhh shh hahh~"
Jimin masih bisa terkejut ia merampas ponsel dari Tinie. Hentakkannya berhenti. Tinie mendesah dengan jelas pada eommanya?? Baiklah tamatlah hidup Jimin sekarang. Ia berjanji tidak akan menyentuh Tinie sampai  Tinie menyelesaikan sekolahnya.

Tinie menatap sendu tentu saja kecewa.
"Kenapa kau mendesah?!"
"Bagaimana tidak mendesah? Kau menyodoknya dengan tempo cepat siapa yang tidak melayang??"
Jimin meruntuki dirinya sendiri.. ia memeluk Tinie dengan erat tanpa perlu melepas inti mereka.

"Nie~ kau taukan? Aku sudah berjanji meski menikahimu aku tidak akan melakukan hubungan intim. Aku ingin menjagamu.. tapi tetap saja kau begitu menggodaku.. aku merasa sangat tidak berguna sekarang"
Tinie mengelus lembut rambut Jimin. Lalu mengusap hasil keringat kenikmatan tadi.
"Tidak apa.. berhubungan intim bukan berarti kau tidak menjagaku. Lagipula ini rasanya membuatku ketagihan.. aku menikmatinya asal bersamamu"

Jimin mengembangkan senyumnya kembali naik menatap kesayangannya.
"Terima kasih.. kalau begitu kau akan merasakan nikmat untuk 4 round kedepan"
Tinie melebarkan matanya. Jimin kembali berkonsentrasi memimpin permainan.

Tapi tunggu 4 round? Tunggu..
"Tunggu! 4 round? Kau gila!!"
"Iyakan? Harusnya 6 atau 8 round"
"Aku bisa ma- akhh~ enghh aahh aahh aahh"
"Kau bilang asal denganku kau menikmatinya ❤"

-

-

-
FIN*
Tinggalkan jejak gk susahkan?? Jadi silahkan tinggalkan jejak dalam bentuk apapun. LOVE YA ❤❤
👇👇Vote and comment pleaseu~

TINIE JIMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang