Epilog

179 14 0
                                    

Delapan tahun kemudian....

Sudah beberapa bulan yang lalu,aku telah lulus menjadi sarjana Kesenian di Universitas Seoul. Aku diajari bagaimana menari sebagus idola KPop. Dan aku sekarang telah memiliki Sanggar Tari sendiri. Aku telah kembali ke Indonesia setelah lulusan. Sekarang,sedikit demi sedikit rumahku telah ada perubahan berkat kerja kerasku dan Bapakku. Hari ini aku akan melakukan fitting baju. Aku telah siap dan sekarang aku hanya menunggu jemputanku datang.

TINNN... TIN....

Mendengar bunyi klakson di depan rumahku,aku pun pamit kepada kedua Orangtuaku. "Bu,Pak aku pergi dulu ya."

Sudah lama aku telah memanggil istri baru Bapak dengan sebutan Ibu. Ngomong-ngomong saat Gibran bertanya padaku,apa yang aku inginkan jika memiliki banyak uang. Aku diajak olehnya ke tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi. Dia juga membelikanku semua lightstick yang aku pengin. Gibran mengabulkan itu semua saat ulang tahunku. Momen yang tidak akan aku lupakan adalah aku benar-benar diajak olehnya menonton konser BTS. Dia membelikanku tiket VIP.

Aku masuk ke dalam mobilnya. "Gimana kuliah di Seoul?" Gibran bertanya padaku.

"Seru! Aku sering liat artis-artis Korea kalo lagi jalan. Kadang lagi shooting drama gitu. Terus aku bisa nonton mereka lewat MNet Countdown,SBS Music kadang juga MBC." Aku tersenyum. "Kamu gimana kuliah di London?"

"Gitu-gitu,aja. Seru,sih. Cuma pasti bakal seru lagi kalo ada kamu." Ledek Gibran padaku. Aku hanya tertawa malu.

"Di tempat fitting nanti,ada Ojan,Ari,Diva,Azka,Alif,Keyla,Namira sama Jessica loh. Aku tau pasti kamu kangen sama mereka kan?"

"Wahh,jinjja? Dangsini bogosipeoyo."(Serius? Aku merindukannya)

Gibran menautkan alisnya,tak paham dengan apa yang aku bicarakan. "Sayang,kamu jangan ngomong korea dong! Aku kan gak ngerti." Ia memasang wajah cemberut. Aku hanya mencubit pipinya gemas dan mengusap puncak kepalanya.

- - - - - - - - - - - - - - - -

"Celineee!!!" Teriak Jessica. Aku terkejut Jessica meneriakiku. Ia memelukku,aku pun membalas pelukannya. Tak lama aku bergantian memeluk Namira,Keyla dan Diva. Setelah berpelukan aku merasa ada yang aneh.

"Jadi,mana pasangan kalian?" Aku bertanya seakan-akan aku tidak tahu. Padahal saat mereka telah menikah,mereka memvideo call ku.

Alif memeluk Jessica dan mencium keningnya. Iya,sekarang Alif telah menikah dengan Jessica saat aku masih kuliah di Seoul. Keyla dengan Azka,Ari dengan Diva dan Namira dengan Fauzan. Bisa dibilang mereka pasangan yang baru saja menikah. Dan disini,sekarang aku yang akan menikah dengan Gibran. Saat aku masih kuliah di Seoul,Gibran telah mengajakku menikah tapi aku tidak mau sampai nanti aku lulus. Dan sekarang aku akan menepati janjiku dengannya. Masalah melamar,Gibran telah melamarku saat aku pulang ke Indonesia beberapa hari kemudian.

Aku tengah fitting baju bersama Gibran. Gibran telah memakai bajunya dan mereka semua sedang menungguku keluar dari ruang fitting. Saat aku keluar,mereka semua memandangku dengan takjub.

"Lo cantik banget,Cel." Diva takjub.
"Kamu cantik banget sayang." Sekarang Gibran yang takjub. Aku pun tersenyum malu. Aku mencoba untuk melihat diriku di kaca. Benar. Aku merasa cantik memakai baju ini. Soal penyakitku,sudah lama penyakit itu sembuh. Soal,bulu kakiku,itu masih ada sampai sekarang.

Sekarang aku menggunakan baju kebaya yang sangat indah dan membuatku merasa menjadi wanita anggun. Begitu juga dengan Gibran ia sangat tampan memakai jas berwarna biru muda. Fitting baju pun akhirnya selesai. Kami semua pulang. Tapi,teman-temanku ingin mampir ke rumahku. Ini hari terakhirku bertemu Gibran,karena setelah ini aku akan dipingit beberapa hari sampai waktunya aku menikah dengannya.

- - - - - - - - - - - - - -

"Kakakkkkkk!!" Sambutan kecil dari adikku,Rizal. Iya. Rizal adikku dari Ibu Dona. Sekarang ia telah memasuki SMA. Tapi,kelakuannya masih seperti anak kecil jika dia bersamaku. Dia sangat manja terhadapku.

"Eh,ada temen-temen kakak,toh." Rizal malu dan menunduk.

"Ketauan kan masih suka manja sama kak Celine." Gibran meledek Rizal.

"Eh,Celine kamu udah pulang. Ayo,masuk. Tante siapin makanan dulu ya." Dona mempersilahkan teman-temanku masuk ke dalam.

"Gak nyangka Rizal udah SMA ya? Padahal dulu masih suka gue gendongin." Ucap Keyla.

"Dulu juga kayaknya masih suka ngompolin gue. Hahaha." Ari tertawa.

"Dulu juga nih anak bandel banget. Hp gue dicelupin ke air. Iseng banget sumpah." Azka mengingat kejadian itu. Kita semua menertawakannya.

"Tapi,masih manja banget sama gue. Padahal udah SMA. Malu loh,nanti sama cewek kamu,dek." Ucapku sambil memeluk Rizal.

Tak lama,Dona menaruh makanan dan minuman di meja. "Ibu pergi dulu sama Bapak ya? Ada urusan." Aku mengangguk mengizinkan mereka pergi.

"Siapa cewek kamu Jal?" Namira bertanya. "Apasih. Ini kakak cuma bercanda. Aku belum punya." Rizal cemberut.

"Hahaha. Nanti juga kamu dapet pacar di JOPA." Tukas Alif.

Adikku juga sekolah di JOPA. Tapi,tidak dibiayai oleh Tante Meli dan Om Doni lagi. Sekarang,aku yang membiayainya. Kami pun mengobrol bersama. Mengulang kenangan dulu waktu SMA dan mengingat dulu waktu Rizal masih kecil.

- - - - - - - - - - - - - - -

Beberapa hari sudah aku dipingit. Sekarang waktunya. Waktunya aku akan menjadi seorang istri yang sah untuk Gibran Aldric. Saat ini,aku sedang di dandani oleh Diva,Keyla,Jessica dan Namira. Aku sengaja tidak memperkejakan orang lain yang mendandaniku. Karena aku ingin yang melakukan ini sahabat-sahabatku.

"Udah selesai nih. Sekarang lo ganti baju,gih. Habis itu nanti gue sanggul." Ucap Keyla. Aku mengangguk dan mengganti bajuku.

Tak lama kemudian,aku telah memakai bajuku. "Sini,Cel. Gue sanggul dulu." Suruh Namira.

Aku pun duduk kembali. Dan membiarkan mereka menyangguliku. Setelah selesai,mereka pun pangling melihatku.

"Sumpah,Cel. Hari ini lo cantik banget!" Jessica pangling.

"Sayang,ayo! Kamu udah ditunggu tuh. Gibran udah siap." Dona masuk dan memberitahuku.

"Iya,Bu. Ayo,kalian dampingin gue ya? Gue deg-degkan sumpah." Aku gugup setengah mati.

"Udah,santai aja." Keyla menenangkanku. Aku pun hanya menghembuskan nafas dengan berat.

Aku sudah sampai di depan penghulu. Semua orang memandangiku. Aku pun duduk di sebelah Gibran. Ia berbisik padaku. "Kamu cantik." Aku hanya tersenyum.

"Mari kita mulai." Penghulu memulaikan.

Gibran mengangguk begitu juga dengan Bapakku. Bapakku dan Gibran pun saling berjabat tangan.

"Saya nikahkan Gibran Aldric dengan Celine Angela Binti Herry Darmawan dengan emas seberat 8 kg dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Bapakku mengucapkan agar diikuti oleh Gibran.

Gibran pun mengucapkannya. "Saya terima nikahnya Celine Angela Binti Herry Darmawan dengan emas seberat 8 kg dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Penghulu pun bertanya pada para undangan. "Bagaimana? Sah?"

Semua undangan berkata. "Sah".

Aku dan Gibran pun mengucapkan rasa syukur. "Alhamdulillah."

Aku menyaliminya. Gibran mencium keningku dengan waktu yang cukup lama. Kami pun sekarang telah resmi menjadi Suami Istri yang sah.

Celine & GibranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang