02

9K 441 2
                                    

---

Jalanan lumayan lenggang saat ini, gimana tidak hari sudah mulai menjelang malam. Memang kebetulan tadi sekolah nya memulangkan anak didiknya sore sekitar jam 5.30 an. Parah emang sekolah nenek sihir itu arghhh taii. Walaupun hari sudah menjelang malam masih saja para adek an Bang Farhan mau pun Bang Aris masih berkeliaran di komplek. Ia sangat tau saat ini sedang jadi bahan perhatian gimana tidak. Hana yang biasanya pulang siang menjadi pulang hampir menjelang malam yang membuat mereka syok seketika.

Bakal ada perang lagi...

"Dek sudah sampai, sepertinya sudah di tunggu Mayor Rudi". Aduh mampus di tunggu Ayah lagi ahhhh. Dengan cepat Hana turun dari motor Abang yang mengantar nya tadi dan segera berjalan ke arah Ayah nya saat ini . Bisa dilihat dari wajah ayahnya saat ini yang lagi marah entah sama dia atau pun Abang yang nganterin tadi.

"Assalamualaikum maaf pulang terlambat".

"Sekolah apa kamu sampe pulang malam begini?". Bener kan? Langsung ditanya

"Hana pulang jam 5.30 tadi nunggu bis di halte biasa dan kebetulan ketemu Bang Faris Yah".

"Kan bisa sama Fahmi!!!". Murka.. ya Ayah Hana saat ini sedang di ambang kemarahan.

"Fahmi ninggalin Hana yah, dia ilang gak tau kemana"..

"Bisa nelpon ayah kan?".

"Hp Hana di sita bunda kan yah".

"Bisa pinjem hp Faris".

"Astaghfirullah Ayah, gak percaya banget sih sama Hana".

"Kamu ini!!!!". Hampir saja ia di tampar oleh Ayah nya sendiri. Hana mematung ditempat tidak tahu mau berbuat apa..

"Selamat malam ijin Mayor, saya minta maaf jika mengantarkan anak Mayor pulang jam segini". Abang yang tadi nganterin langsung ngomong telak begitu didepan Ayah Hana. Hana melihat wajah ayahnya saya ini semakin marah.

"Kamu!! Tidak bisakah memulangkan anak saya dengan cepat!!!"..

"Ijin siap salah". Hana melihat ke depan pintu gerbang rumahnya sudah banyak yang melihat pertunjukan Ayah nya yang sedang marah. Beginilah ayahnya yang begitu over protektif jika menyangkut anak gadis nya. Kebetulan Bang Faris, Bang Aris dan Bang Farhan lewat dan langsung berlari kerumah .

"Ada apa ini pak".

"Tanyakan sama adek kamu!".

"Ada apa Na?".

"Saya pulang baru tadi jam 6 dan diantar sama Abang ini dan Ayah marah".

"Benarkah Galang? ". Galang~~ ternyata Abang ini namanya Galang hehehe

"Ijin siap".

"Tidak kah kau tau ini jam berapa?".

"Siap salah".

Bugh~
Bugh~
Bugh~
Bugh~

Hana tercengang melihat pemandangan didepan nya saat ini, bagaimana bisa Abang nya Farhan Memukul orang yang tak bersalah?? Yang malah baik sama adik nya sendiri? Anjir ya Allah kenapa begini.

"Astaghfirullah Bang!!! Gak gitu juga, kasian". Hana pun berlari mendekati Galang yang kesusahan untuk berdiri tapi dengan sigap ia berdiri kembali.

"Diam kamu, masuk sana!".

"Astaghfirullah Ayah, Bang puas gak mukulin nya? Lo tau kan halte depan sekolah gue itu sering gak ada bis, dan Lo tau gak gue pulang jam 5.30 yang pasti kemungkinan gak ada angkot maupun bis lagi. Untung gue ketemu Bang Faris dan dia nyuruh adek an nya dia jemput gue. Dan gue ngerasa beruntung Bang. Fahmi yang malah asik nganterin temen dia dari pada mentingin gue? Pusing gue sebenernya sumpah. Ada orang baik malah di gebukin kayak gini ya Allah, salah apa dia. Bang Galang kembali ke barak saja gak apa apa saya yang salag disini hehehe". Hening tak ada suara dari semua orang yang ada disitu, Ayah Hana pun terdiam bahkan Bang Farhan dan yang lain nya. Hana pun menarik paksa Bang Galang yang dengan kekeuh masih ada disitu padahal Hana sudah menarik dengan kasar baju loreng Galang sampai hampir robek . Astaghfirullah jangan sampe robek ntar Hana gantiin nya gimanaaaaaa.

"Pergi gak! Ihh astaghfirullah susah sekali sih disuruh pergi! Gue tendang nih Bang aset Lo!! Ahhhhh pergi!!!! ". Hana pun kembali menarik baju loreng yang Galang pakai dan hendak menendang aset Galang . Hana pun digendong paksa sama Bang Aris kayak karung beras dan masuk kedalam rumah.

"Bang!! Kenapa dibawa kerumah!!! Astaghfirullah ituu nanti anak orang mati di buat ayah!! Astaghfirullah kalian jahat banget sih!!! Jangan gitu Napa sih!! Astaghfirullah". Hana pun merapalkan doa doa yang ia ketahui untuk Bang Galang yang masih setia berada di halaman rumahnya. Dengan cepat ia mengintip dari jendela.

"Anjing!".

"Astaghfirullah".

"Kembali ke barak Mu sekarang".

"Ijin perintah siap". Dengan sigap Galang kembali ke barak dengan jalan yang terseok Seok. Hana miris melihat hal itu. Sungguh tega sekali Bang Farhan buat Galang jadi seperti itu. Besok dia dinas gimana?

Hanya Allah , Hana , Galang dan orang yang mengetahui hal sebenarnya yang terjadi yang tahu dan yang benar.

Jangan menghakimi orang yang belum tentu salah dengan amarah--

----

Paginya Hana bangun jam 3.30, kemarin malam ia menangis membayangkan bagaimana Galang dinas nanti. Ia tau dunia militer keras tapi dia tidak menyangka akan melihat langsung aksi yang menurutnya penindasan. Ia sangat marah pada ayah serta Bang Farhan yang dengan se enaknya memarahi tanpa mengetahui segala hal yang benar. Hana sudah selesai mandi dan berpakaian dari tadi hanya saja ia masih duduk termenung di depan meja belajar nya. Jujur ia tidak enak sekali sama Galang saat ini, kasian ya Allah Galang nya, muka ganteng dia jadi berkurang kadarnya:(..

Jam pun menunjukkan pukul 5 subuh, Hana pun keluar dari kamarnya dan beranjak kearah dapur membantu apa yang bisa dibantu.

"Assalamualaikum bi".

"Eh non udah bangun dan siap?". Terkejut- menggambarkan wajah bi Inah saat ini wkwkwk

"Iya bi, ada yang bisa dibantu bi?".

"Tidak ada non, duduk saja ya di ruang makan atau di ruang tv".

"Oh heheh gitu ,tau aja bibi tar kalau Hana bantuin dapur kebakaran deh".

"Ah non bisa aja, Mas Farhan sama mas Aris tidak ada dirumah non".

"Oh baguslah. Kalau gitu aku ke ruang tv ya bi". Hana pun berjalan malas kearah ruang tv, ia pun menyalakan tv dan termenung nonton acara yang ada di tv nya itu. Ia menyukai kartu tentu saja. Tak lama bunda nya keluar dari kamar sudah rapi menghampiri Hana yang sendirian di ruang tv

"Sudah bangun nak?".

"Sudah Bun ".

"Bagus, jangan di pikirkan ya yang kemarin".

"Hm". Mata Hana dan pandangan ayahnya tidak sengaja bertemu, Hana pun langsung memalingkan mukanya. Bukannya apa apa, ia paling marah kepada orang yang dengan se enaknya yang tidak tau apa apa malah marah marah bahkan mau menampar anaknya sendiri serta bawahan nya saat itu.

"Sudah bangun Na?".

"Ya". Ayah nya pun memaklumi gelagat anak nya itu.  Ia tau ia salah disini.

"Yasudah nanti bareng Fahmi ya sekolah nya?".

"Ojek aja udah biasa".

"Fahmi aja".

"Ojek". Dengan cepat Hana bangkit dan berlari ke arah dapur untuk menemui bibi . Entah kenapa hari ini dia mau meminta maaf sama Bang Galang .

"Bi bungkusin di kotak bekal dong 2 ya". Bi Inah pun hanya mengangguk saja apa perintah nona nya satu ini.

"Buat siapa Na?".

"Buat orang Bun , gak enak ".

"Titip salam ya sama orang itu". Hana hanya mengangguk, sarapan kali ini hanya ada ayam goreng, lalapan , serta sayur bayam . Dengan cepat Hana menghabiskan sarapannya .

"Bun, Hana pergi dulu ya. Mau ada perlu dulu".

"Hati hati dijalan".

"Assalamualaikum Ayah bunda". Hana pun mencium pipi dan tangan kedua orang tuanya itu

----

JODOH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang