Part 1.

59 5 1
                                    

Chaterine POV

Saat aku kembali kedesa itu lagi, tempat yang pertama kali menarik perhatianku adalah sebuah toko buku. Aku pergi kesana bermaksud untuk membeli buku-buku yang berbaur mistik dan fiksi. Bisa dikatakan aku adalah orang yang sangat tertarik dengan apapun yang melibatkan hantu atau hal-hal gaib didalamnya, namun aku tak pernah mempercayai adanya makhluk yang seperti itu.

Sebelum memasuki toko buku tersebut, aku melihat sebuah pohon yang sangat besar dan ada ayunan disampingnya. Ingatanku muncul sekilas. Aku mengingat bahwa toko buku tersebut adalah tempat dimana aku sering bermain dengan sahabat-sahabatku yang bernama Sarah dan Nina. Aku memang sempat pergi kekota besar selama kurang lebih 10 tahun lamanya dan kini aku sudah kembali lagi. Mungkin hal itu yang menyebabkan aku tak tau jika tempat bermainku dulu kini sudah berubah menjadi sebuah toko buku.

"Tempat ini adalah tempat kesukaanku dulu. Ah, aku jadi rindu dengan Sarah dan Nina. Mungkin tidak ya mereka masih tinggal disini?" Ucapku sembari berjalan masuk kedalam toko buku tersebut.

Wow. Sungguh menakjubkan. Ketika memasukinya, aku sungguh terpukau. Aku tak pernah membayangkan jika toko buku itu sangatlah mewah. Walaupun jika dilihat dari luar tampak biasa-biasa saja. Karena banyak sekali buku disana, aku jadi bingung untuk membeli yang mana.

Setelah bermenit-menit kemudian akhirnya aku mendapatkan 2 buah buku yang akan kubeli. Pastinya buku tentang hal-hal yang memang menjadi incaranku.

"Ini, berapa harga semuanya?" Aku bertanya pada kasirnya

"105.000." Jawabnya.

"Ini. Uangnya pas."

"Terima kasih."

Akupun meninggalkan toko buku itu dan berjalan menuju ayunan yang tadiku lihat.

"Dulu, aku sering mendorong Sarah hingga ia nangis. Dan Nina juga sering menyuruhku untuk mengayunkannya diayunan ini. Kami juga sering bermain saat sedang hujan. Ahh, aku sungguh rindu pada mereka."

Aku ingin mengunjungi rumah sahabat-sahabat lamaku tersebut. Untung aku masih hafal jalan menuju kerumah mereka walau jalannya sudah sedikit berbeda.

"Sarah"  Teriakku setelah aku melihat seorang anak gadis yang tak asing lagi dan seumuran denganku sedang berjalan.

Kemudian aku berlari menghampirinya.

"Dari mana kau tau bahwa namaku Sarah ? Kau mengenalku?"

"Apa kau sudah tak ingat padaku lagi Sarah? Aku Chaty. Anak yang sering membuatmu menangis."

"Ah, Chaty. Wajahmu sungguh berubah. Aku sampai tak mengenalmu lagi. Kau sangat hebat masih bisa mengenaliku" Jawab Sarah.

"Itu.. Itulah yang membuatku masih mengenalmu" Kataku sambil menunjuk kearah betis Sarah yang terdapat luka yang cukup lebar.

"Ah, kau masih ingat. Ini perbuatanmu Chaty."

"Tapi ada untungnya juga aku melempar petasan kearah betismu dulu. Jadinya sekarang aku masih mengenalimu" Jawabku dengan tawa yang membuat Sarah  kesal.

Lalu kami berjalan sambil bercerita ini itu dan saling melepas rindu satu sama lain.

"Aku baru saja ingin kerumahmu Sarah."

"Benarkah? Kalau begitu ayo kerumahku. Aku juga ingin pulang."

Tak lama kemudian kami sampai dirumah Sarah yang tidak begitu mewah dan besar namun cukup membuat penghuninya merasa nyaman.

"Ibu, lihatlah. Chaty ada disini. Kau masih mengenalnya bukan?" Tanya Sarah pada ibunya yang sedang menjemur pakaian didepan rumahnya.

Ibu Sarah pada awalnya mencipitkan matanya dan memandangku dengan saksama.

Where Am I? "Help, Help,!" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang