Sudah 6 jam aku berada disekolah, tapi tak satupun pelajaran yang masuk kedalam otakku. Pikiranku terus dihantui oleh hal-hal aneh yang kualami hari ini. Benar-benar tak masuk akal tapi walaupun demikian, ini tetaplah sesuatu yang nyata.
Aku bergegas pulang kerumah setelah awalnya berbincang sebentar dengan Sarah. Aku tak pulang sendiri karena ada Sarah yang menemaniku. Ia sebenarnya selalu membawa sepeda kesayangannya kesekolah. Namun karena sepedanya sedang rusak, dia terpaksa harus berjalan kaki. Tapi ada bagusnya juga untukku, jadi dia bisa menemaniku pulang. Meskipun misalkan sepedanya tak sedang rusak, ia pasti akan menawariku untuk dibonceng. Tapi inilah aku, dari kecil aku tak berani untuk duduk dibangku boncengan sepeda. Bahkan aku juga tak dapat mengendarainya.
Canda tawa menemani kami diperjalanan. Sungguh mataku sangatlah segar ketika kulihat pemandangan yang begitu indah berseri. Berbeda sekali dengan pemandangan kota yang hanya ada abu dan asap. Bukan hanya mata menjadi sakit, tapi juga nafas akan menjadi sesak.
"Oiya Chaty. Kemarin kau tak kehujanan kan?"
"Hujan turun saat aku masih dijalan. Jadi aku berteduh dibawah pohon. Kau masih ingat pohon itukan? Tanyaku dengan tangan menunjuk sebuah pohon besar.
Aku hanya mendapat anggukan darinya.
Mataku tiba-tiba melihat sosok gadis yang tak lain dan tak bukan adalah gadis misterius yang kemarin sedang bermain diayunan tersebut. Aku berniat untuk mengajak Sarah bertemu dengannya.
"Astaga aku lupa. Bukuku tertinggal dikelas. Kau pulang saja duluan."
"Baiklah" Jawabku singkat.
Setelah melihat Sarah sudah berlari jauh kembali kesekolah, aku mendatangi gadis misterius itu. Ini mataku yang salah atau bagaimana? Ia masih mengenakan dress yang sama dengan yang kemarin. Hanya itukah baju yang dimilikinya?
Aku mempercepat langkahku. Ia jelas-jelas melihatku tapi ia sama sekali tak bergerak. Kepala yang disenderkan pada tali ayunan dan badan yang terduduk dibangku ayunan. Ia terlihat cukup menyeramkan jika dari kejauhan.
"Hay" Sapaku namun ia hanya memandangiku dengan senyuman yang menakutkan. Walau sedikit manis sih.
"Kau betah sekali berada disini." Ucapku yang berusaha mengajaknya ngobrol dan menghilangkan suasana yang sunyi.
Lagi dan lagi. Ia tak membuka mulutnya sedikitpun dan yang aku dapatkan masih sama yaitu senyuman yang menakutkan.
"Aww. Ahh. Aku ingin buang air kecil. Bagaimana ini?"
Aku menghentakkan pelan kakiku ketanah. Namun ia tak meresponku. Apa ia bisu? Tak mungkin. Kemarin ia berbicara dan suaranya ada. Tapi kenapa sekarang dia diam? Apa dia sedang galau atau bagaimana?
Sudah 2 menit aku menunggu ia berbicara namun ia tak kunjung membuka mulut walau ia melihatku yang sedang gelisah karena menahan pipisku.
"Plis.. Aku tak mungkin pipis disini, ditempat yang terbuka seperti ini." Aku terus mencoba dan sekarang aku tak lagi menghentakkan kedua kakiku ketanah namun merapatkan kedua kakiku dan sedikit menggetar-getarkannya.
"Bagaimana jika aku numpang pipis dirumahmu? Rumahku masih jauh." Tanyaku.
Gadis misterius POV
"Bagaimana jika aku numpang pipis dirumahmu? Rumahku masih jauh" Tanyanya.
Tak mungkin aku mengajaknya kesana. Pasti ia tak akan percaya dengan semua yang ada disana. Dan bagaimana jika wanita jahat itu marah karena aku membawa Chaty kesana. Pasti dia akan langsung menghabisinya dan mungkin akan mengurungku ketempat menyeramkan itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Am I? "Help, Help,!"
HororChaterine, itulah namanya. Tak tau mengapa ia bisa masuk dalam dunia mereka. Bantu dia untuk segera keluar. Mereka sungguh banyak dan ia tak bisa keluar sendiri. Pastikan kau dalam keadaan tenang saat membaca cerita ini. - Selalu ada resiko dalam...