Crazy {Pt.2}

10 2 3
                                    

Chaterine POV

Hari selanjutnya, adalah hari pertamaku sekolah disekolah baruku. Aku meninggalkan sekolahku yang lama karena sekarang aku sudah kembali dan takkan pernah pergi lagi dari desa itu. Aku sangat senang bisa berada satu sekolah dengan Sarah, sahabat kecilku. Namun kesenangan itu berubah menjadi kesedihan dan lama-lama menjadi sebuah ketakutan. Aku merasa ada yang tak beres dengan sekolah baruku. Entah sekolahku atau mungkin aku sendiri yang tak beres.

Mengapa aku katakan sekolahku tak beres?

Pertama.
Aku berjalan dari rumah kesekolah baruku. Ya, mama dan papaku tak ikut denganku karena mereka bilang kalau aku harus terbiasa pergi sendiri. Karena mereka tau suatu saat mereka pasti akan meninggalkanku dan aku harus belajar hidup mandiri.

Aku berjalan menuju kelasku. Kemarin saat pendaftaran,  dikatakan bahwa kelasku adalah kelas XI-1. Yap, kelas yang paling ramai. Namun menurutku justru kelas itulah yang paling sepi bahkan aku merasa hanya aku sendiri yang berada didalamnya.

Sebenarnya aku bukan berjalan, tapi aku berlari sangat kencang untuk bisa menuju kekelasku. Aku hanya tak mau membuat kau bertanya-tanya. Namun aku tak tahan jika tak memberitahumu alasan mengapa aku berlari bahkan dengan sangat kencang.
Itu karena saat aku berada digerbang utama, seorang satpam yang sedang berjaga disana melihatku atau lebih tepatnya melototiku dengan tatapan penuh kemarahan. Kulitnya yang sedikit gelap membuatnya tampak lebih menyeramkan. Aku melihat nama yang tercantum diseragamnya. 'Jami' bacaku dalam hati. Itulah alasan pertama mengapa aku mengatakan jika aku merasa ada yang tak beres dengan sekolah baruku.

Kedua.
Sebelum sampai dikelasku, aku melewati sebuah ruangan yang jika kau melihatnya, pasti muncul firasat-firasat tak enak dalam hatimu. Bagaimana tidak? Disekitar pintunya terdapat banyak sekali cairan merah. Aku mengira bahwa itu adalah cat yang tumpah. Namun setelah kuperhatikan, aku sudah salah mengira jika tadi kubilang itu adalah cat, karena bau busuk sudah masuk kedalam hidungku dan akhirnya aku tau kalau cairan merah itu adalah DARAH.

Aku mengumpulkan semua nyaliku untuk membuka pintu tersebut dan melihat apa isi ruangan itu. Namun aku merasa seperti ada yang berbicara ditelingaku. 'pergi, pergi!' itulah yang kudengar. Aku memutuskan untuk pergi darisana. Aku berusaha untuk tenang agar orang tak mengkhawatirkanku. Aku mungkin takkan bercerita kepada siapapun kecuali kau tentang apa yang barusan aku lihat.
Itulah alasan kedua mengapa aku mengatakan jika ada yang tak beres dengan sekolah baruku.

Dan mengapa aku mengatakan jika mungkin dirikulah yang tak beres?

Pertama.
Aku penasaran kenapa ada satpam yang begitu menyeramkan bekerja disekolah yang luas dan indah ini. Jadi aku bertanya pada salah seorang siswa yang pertama kujumpai saat aku masuk kekelas. Aku menanyakannya padanya.

"Apakah pak Jami sudah lama bekerja disini? Ia sangat menyeramkan ya. Tadi dia memandangiku seperti aku telah berbuat suatu kesalahan padanya". Tanyaku.

Betapa terkejutnya aku ketika ia menjawab bahwa pak Jami sudah meninggal setahun yang lalu. Ditembak oleh polisi karena kabur setelah ditangkap karena kasus narkoba dan pencopetan.

Aku sudah gila.. Benar-benar gila!!. Bagaimana mungkin dia sudah meninggal sedangkan tadi aku berpapasan dengannya. Sungguh untuk pertama kalinya aku mempercayai jika adanya HANTU didunia ini.

"Oh, terimakasih atas infonya. Mungkin tadi aku salah melihat." Ucapku dengan harapan jika siswa yang kutanya tadi tak mempercayai ucapanku yang mengatakan jika aku melihat, ah sudahlah aku tak mau mengingatnya lagi. Itulah alasan pertama mengapa aku mengatakan jika mungkin dirikulah yang tak beres.

Kedua.
Alasan kedua mengapa aku mengatakan jika mungkin dirikulah yang tak beres adalah ketika jam istirahat. Aku meminta Sarah untuk menemaniku berkeliling sekolah agar mengetahui segala yang ada disana. Namun tujuanku yang sebenarnya bukanlah itu. Aku ingin melihat kembali ruangan yang tadi sempat membuatku merinding. Mungkin jika berdua aku akan lebih berani lagi.

Tapi itu justru membuatku tambah gila lagi. Ruangan yang kami lihat sekarang adalah ruangan osis yang sangat rapi dan wangi. Tak ada cairan darah sedikitpun disekitar pintunya. Sungguh berbeda dari apa yang kulihat tadi. Astaga. Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Mungkinkah aku memang sudah tak waras? 

Katakan padaku jika tadi aku hanya berhalusinasi. Katakan padaku jika tadi aku tak benar-benar melihat satpam itu. Katakan padaku jika aku tak benar-benar melihat ruangan itu. Namun aku sadar aku tak bisa memaksa kalian untuk memberitahuku tentang suatu kebohongan karena yang kualami tadi adalah benar adanya.

Aku hanya ingin mengingatkanmu saja untuk mengajak temanmu jika kau ingin berkeliling disekolahmu, kampusmu, tempat kerjamu. Sekurang-kurangnya ajaklah 2 orang.

Pastikan jika mereka yang kalian ajak adalah benar-benar MANUSIA.

****

Ga panjang di part yg ini. Jujur aku ngetiknya merinding. Tapi ini ceritanya fiksi kok.
Kalau ada kesalahan, dimaklumi aja ya. Thank's

Where Am I? "Help, Help,!" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang