Horror #14 : Slendy

216 15 0
                                    

Anak-anak. Yap, semua orang suka sekali dengan anak-anak. Selain menggemaskan mereka juga sering bertingkah polos dengan wajah lucunya. Tapi, kepolosan mereka kadang kadang membuat sebagian orang takut dan bergidik ngeri.

Kisah ini dialami oleh kakakku beberapa bulan yang lalu. Aku sering mengunjungi rumahnya hanya karena ingin melihat dan bermain dengan anak perempuan nya, yang baru berusia 6 tahun dan bernama Audrey.

Audrey sering membuatku gemas akan kepolosannya. Tapi, suatu ketika aku akan menginap di rumah kakakku untuk beberapa minggu -- mungkin juga beberapa bulan ke- depan. Dikarenakan pamanku akan pergi ke Las Vegas menemui bibi dan ibu dia akan pulang nanti sore.

Aku sangat senang akan hal itu, karena aku bisa bersama Audrey seharian, begitu juga Audrey. Ya, kami memang sudah sangat akrab. Aku bilang kepada kakakku bahwa aku saja yang mengurus Audrey selama aku disini, lalu kakakku setuju. Aku memandikannya, memberinya makan, menceritakan kisah dongeng dan beberapa hal lainnya.

Suatu malam, sebelum tidur Audrey memintaku untuk menceritakan cerita dongeng.

Lalu, aku tersenyum setuju dan me- ngambil beberapa buku cerita.
"Kau mau dibacakan cerita apa?"

Dia pun menunjuk ke salah satu buku dengan tersenyum semangat.
"Tampaknya, buku ini seru!"

Saatku lihat buku itu, itu adalah buku yang horror menceritakan hantu yang sekarang sedang populer. Ya, Slendy Woods atau yang orang orang kenal Slenderman.

Aku pun mengernyit heran mengapa anak seusia ini tidak takut dengan hantu. Ohiya, aku baru ingat kakakku pernah bilang bahwa Audrey juga suka buku cerita horror. Jadi, tak masalah lah.
"Kau yakin ingin aku membacakan buku ini?"

Dia lalu sangat bersemangat dan berloncat loncat dikasurnya.
"Ya! Ya! Ayo ceritakan, Tante!"

Aku pun mengangguk sambil ter- senyum dan mulai bercerita.
"Disebuah desa, terdapat sebuah perkampungan yang semua warga yang ada disana membuat sebuah peraturan bahwa anak kecil tidak boleh keluar lewat jam 7 malam. Karena mereka percaya bahwa anak anak yang keluar malam malam akan diculil oleh pria bermuka datar."

Lalu, ia memotong ceritaku dengan meloncat loncat semangat.
"Cerita ini sangat hebat!"

Aku pun membalasnya dengan senyuman.
"Ceritanya belum selesai, sayang"
Aku pun melanjutkan kembali cerita itu, dan ia kembali memperhatikan ku.
"Mereka membuat poster yang bertulisan 'Kid's Dont Play in the Woods at night!!' disertakan dengan gambar pria bermuka datar itu yang bertujuan untuk menakuti anak anak disana.."

Belum selesai aku bercerita, saat aku melihatnya dia sudah tertidur pulas.
Aku pun tersenyum lalu mengecup keningnya dan keluar dari kamarnya.

Keesokan harinya, kakakku dan Audrey telah bangun lebih awal. Sementara kakakku menyiapkan sarapan, Audrey sedang menggambar di ruang TV.

"Baru bangun kau rupanya" Sahut kakakku yang sedang menyiapkan sarapan.

"Hehe, aku lelah kemarin..Ohiya, dimana Audrey?"

"Dia diruang TV, pergilah temani dia.."

Aku pun segera menuju Audrey yang sedang menggambar itu. Saat dia melihatku, dia mengucapkan selamat pagi dengan senyuman manis khas-nya itu yang membuatku gemas.
"Selamat Pagi, Tante!!"

"Selamat Pagi Juga!" balasku dengan senyuman itu.
"Kau sedang menggambar apa?" Lanjutku sambil duduk disebelahnya itu.

"Oh,ini"

Saat dia tunjukan gambarannya itu, aku kaget karena ia menggambar pria berkulit putih, berjas dan berwajah rata. Ohiya, kini ia sedang menggambar lengan lengan hitamnya.

Setahuku, anak anak menggambar sesuatu apa yang mereka lihat secara langsung. Aku tidak berpikir dia melihat "itu" secara langsung, mungkin ia teringat cerita kemarin dan dia bisa membayangkan wujudnya seperti apa.

"Ehm, apa ini?" saat ku bertanya padanya dan berpura pura tidak tahu.

"Ini Tuan Slendy" Jawabnya.

Aku pun sedikit takut, tapi karena penasaran aku pun mulai menanyakan tentang yang ia gambar itu. "Siapa dia? Lalu kenapa kau tahu nama dia? Apa kau menamainya sendiri?"

"Hmm, tidak.. Aku melihatnya kemarin malam di jendela kamarku, ia melambai kepadaku.. Lalu, aku membuka jendela dan bersalaman dengannya. Ohiya, tante.. Dia punya ekor atau mungkin yang seperti tentakel hitam.. Saat ia bersalaman denganku ia menggunakan salah satu tentakelnya.."

Aku pun kaget sekaligus bergidik ngeri, memang rumah kakakku dekat dengan hutan dan "Dia" memang suka muncul dihutan dan pergi kerumah rumah warga. Setahuku. Tapi, ayolah ia hanya anak kecil dia terlalu banyak berkhayal.

"Apa dia ramah?" tanyaku lagi

"Dia sangat ramah!, bahkan ia menggambarkan Mama, Tante dan nenek dikertasku. Tapi, aku tidak tahu maksud Tuan Slendy menambahkan tali tambang di leher kalian dan menggantungnya di sebuah kayu.. Sementara itu aku berada di rangkulan Tuan Slendy.."

Tali tambang? Aha, aku tahu sekarang. Semakin aku tahu semakin merinding rasanya.

Lalu, aku menatapnya sedikit serius, dan seperti biasa wajah mungil nya melihatku dengan sudut mulutnya terangkat.
"Ehm, satu hal lagi.. Kenapa kau membiarkan dia masuk kedalam kamarmu?"

Dia hanya menjawab singkat. "Memangnya kenapa?"

Aku pun menghela nafas, dan memegang tangannya. "Bukannya mama mu mengajarkan bahwa bahwa tidak boleh berinteraksi langsung pada seseorang yang belum kau kenal?"

Pertanyaanku itu membuatnya diam seketika, sepertinya dia telah ingat akan pesan mamanya itu.

Tapi, aku teringat dengan kakakku. Katanya, ia sedang membuat sarapan. Tapi, kenapa sangat lama.

Aku pun menghampirinya kedapur untuk memeriksanya. Sementara itu, Audrey masih terdiam seolah ia mendapatkan marah dariku.
"Tunggu disini"

"Kakak?"

Saat tiba didapur itu adalah hal yang paling mengerikan dari hidupku. Kakak, Ibuku, mereka semua tergantung di sebuah gagang pintu lemari yang diatas dapur.

Mulutku pun ternganga melihat hal itu, aku pun seketika pingsan dan tidak ingat setelah itu. Tapi, yang pasti Audrey datang menghampiriku. Tapi ia malah tersenyum dan dibelakang
Nya, seorang pria muka datar merangkul Audrey. Dan seingatku ia memegang gambarannya Slendy.

"Slendy Says, It's Fun if you Play at night in the Woods.."

Scared : The Book Of HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang