Mendekat?

18 1 0
                                    

Kami semua sedang sarapan saat ini dan setelah selesai aku langsung pamit pada semuanya

"Mama, papa, kak revan Dhania berangkat dulu ya" kataku begitu selesai sarapan dan pergi kemobil untuk berangkat sekolah

Sampai disekolah aku melihat Rafa yang juga baru turun dari motornya dan aku berusaha menghiraukannya sampai suaranya terdengar ditelingaku

"Calysta" panggilnya

"Kenapa raf?" kataku demgan canggung, walau bagaimanapun juga aku masih canggung gara-gara pengakuannya kemarin

"Gak usah canggung gitu kali,, Lupain aja omongan gw yang kemarin gw cuma bercanda kok"katanya sambil terkekeh

Apa cuma bercanda dia bilang? Dia gak tahu apa gara-gara omongan dia itu aku gak bisa tidur semaleman

"Yah baguslah kalo cuma bercanda" kataku ketus dan pergi dari hadapannya

Kesel kesel kesel, sumpah demi apapun aku kesel banget sama yang namanya rafa, enak banget dia bilang cuma bercanda disaat aku udah baper sama dia, yah aku akui aku memang sudah suka padanya entah sejak kapan

"Dhania lo ngapain nendangin tembok kayak gitu" perkataan felisa membuatku sadar bahwa dari tadi kakiku menendang tembok saking kesalnya

"Eh,, gak apa-apa kok cuma mau ngetes doang temboknya kuat apa nggak" kataku asal

Yaampun aku juga tahu kalo itu alasan paling gak masuk akal yang pernah kuucapkan tapi jangan salahkan aku yang menjadi gila karena kata kata rafa tadi

"Lo gak sakit kan dhan? Lagian ya jelaslah nih tembok kuat kalo gak kuat pasti udah rubuh dari kapan tahu" katanya

"Ah udahlah mendingan kita masuk sekarang" kataku sebelum aku menjadi tambah gila

******
"Fel, bosen nih gw" kataku sambil menyenggol lengan kanannya yang berada diatas meja

"Yaampun dhania ini masih jam pelajaran, emangnya lo mau ngapain sih" katanya dengan kesal

Aku hanya bisa cemberut mendengar jawabannya, apa tidak jelas kode ku tadi? Maksudku itu mengajak felisa bolos, susah memang punya temen yang rajin kayak felisa

"Bolos yuk,, lagian apa enaknya sih belajar sejarah kayak gini" kataku memperjelas maksud perkataanku

"No,, gw gak mau bolos! Lagian lo tuh ya, orang tua lo tuh udah bayar sekolah mahal mahal dan lo malah mau bolos gitu aja? Seenggaknya lo hargain dong orang tua lo udah kerja...."

"Stop, stop gak usah ceramah panjang lebar gitu juga kali, lagian cuma bolos doang" kataku memotong ucapannya yang ingin menceramahiku

Aku tahu felisa seperti itu karena dia dulu pernah merasakan rasanya menjadi orang miskin yang harus bersusah payah untuk mencari uang, tapi itu dulu sebelum akhirnya ayah felisa bekerja sebagai manager disalah satu perusahaan besar

"Ya lagian lo itu kalo ngomong!" katanya

"Felisa, calysta kalau kalian ingin mengobrol silahkan keluar!" suara kencang dan tegas dari guru sejarah itu menghentikan pergerakan mulutku yang ingin membalas ucapan felisa

"Maaf pak" kataku dan felisa bersamaan, gagal sudah rencana bolosku

Aku memang ingin bolos tapi bukannya dikeluarin dari kelas karena dikeluarin dari kelas lebih memalukan menrutku dibandingkan bolos walau sebenarnya sama saja

Akhirnya bel yang kutunggu berbunyi juga,, aku langsung menarik tangan felisa untuk kekantin tanpa peduli bahwa dia masih merapihkan buku

****
"Fel lo yang pesen makanan ya" kataku sambil memohon, setelah melihat antrian dikantin aku jadi malas unruk mengantri apa lagi harus berdesakkan dengan banyak orang

"Ih, lo mah gitu, giliran liat kantin rame aja gw yang disuruh beli" kata felisa sambil menggerutu yang pada akhirnya dia bangkit untuk memesan makanan

"Lo mau beli apa?" tanyanya dengan ketus, aku tahu dia pasti kesal karena aku menturuhnya saat kantin penuh seperti sekarang

"Jangan ketus gitu kali nanyanya,, gw pesen bakso sama es jeruk doang kok" kataku sambil memasang senyuman sok polos yang tidak dihiraukan karena felisa langsung pergi

Setelah felisa pergi aku menyibukkan diri dengan bermain hp sampai bangku didepanku ditarik oleh seseorang

"Ngapain lo kesini" kataku saat melihat siapa orang yang duduk dihadapanku

"Mau makanlah emang gak boleh?" jawabnya

"Kan masih ada banyak meja kosong rafa" kataku, yah yang duduk didepanku adalah cowok yang berhasil membuat mood ku hari ini jadi berantakan

"Tapi gw maunya duduk didepan cewek cantik kayak lo" kata rafa sambil mengedipkan sebelah matanya

Apa sih maksud cowok ini, benar benar gak jelas, tapi kok lucu ya liat dia ngedipin sebelah matanya tadi, yaampun calysta jangan gila deh ngapain tadi aku berpikiran kalo dia lucu?

"Lo emangnya gak takut kalo kak gilang liat lo duduk disini dan salah paham sama lo? Secara kan gw  pacarnya dia" kataku mencoba menjalani peranan kemarin yang dimulai oleh kak gilang yang mengaku jadi pacarku

"Ngapain takut, gilang sahabat gw ini lagipula lo kan pacar dari sahabat gw itu artinya gw harus tau gimana cewek yang jadi pacar sahabat gw" katanya

Aku sempat melihat raut kesedihan dimatanya walau cuma sebentar bahkan aku tidak yakin apa dia benar benar sedih tadi

"Terserah lo deh" kataku saat melihat felisa sudah kembali dengan dua es jeruk ditangannya dan satu orang penjual kantin yang membawa dua mangkok bakso

"Loh, kok ada rafa" kata felisa begitu tau rafa duduk didepanku bahkan aku melihat matanya berbinar melihat rafa, apa sebegitu populernya kah rafa sampai sampai menatap rafa dengan tatapan berbinar seperti itu? Dan entah kenapa aku tidak suka melihat ada cewek lain yang mengagumi rafa seperti itu

"Ehm, hai iya gw mau makan bareng calysta gak apa apa kan?" kata rafa yang kutahu mencoba untuk bersikap ramah pada felisa

"Ya, gak apa apa lah, lagian lo gak perlu kayak minta izin gitu ke gw karena pasti calysta juga seneng kok sama lo secara kan dia,,, aww" teriaknya saat aku menginjak kakinya

Apa felisa tidak tahu bahwa dia hampir saja keceplosan  pada rafa tentang perasaanku, aku Memang sudah menceritakan kepada felisa tentang kemarin dimulai dari rafa yang mengantarku ke kafe pernyataan cintanya , pengakuan kak gilang tentang aku sebagai pacarnya dan perasaanku yang baru saja ku akui belakangan ini

"Felisa lo bisa diem gak sih gak usah banyak ngomong gitu deh" kataku kesal, bagaimana tidak kesal kalau dia baru saja akan menyebarkan rahasiaku

"Eh, kayaknya gw ganggu deh, yaudah gw pindah dulu ya" kata rafa pada akhirnya

Kulihat dia berjalan kearah meja yang sudah diisi oleh teman temanya termasuk kak gilang, entah kenapa aku lebih suka saat dia duduk dihadapanku

"Cie,, yang ngeliatin aja gebetannya pergi tadi aja sok sok an jual mahal pas ada raffa giliran udah pergi diliatin terus" katanya sambil tertawa menggodaku

"Ih,, apaan sih felisa" kataku sambil menutup mukaku yang terasa panas saat ini

~~~~tbc~~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang