[Chapter Eight]

1.5K 314 5
                                    

Mungkin Taeyong membutuhkan beberapa pukulan dari Kak Taeil di kepalanya sekarang.

Ah Kak Taeil?

Mengingat kak Taeil membuat Taeyong merindukannya sekarang. Bukan hanya Kak Taeil, tapi yang lainnya.

Ah sudahlah. Merindukan apanya, toh Taeyong masih bertemu mereka, atau menanyakan kabar mereka lewat Yuta. Taeyong memang suka berlebihan.

Oh iya, Taeyong membutuhkan pukulan dikepalanya karena sekarang Taeyong sudah gila. Benar benar gila.

Oh Tuhan, bagaimana tidak. Taeyong duduk disebelah Jisoo. Ayolah Taeyong gugup. Tapi perasaannya tidak bisa menahannya.

Taeyong melirik Jisoo yang ada disebelahnya sedang memainkan game dari handphonenya.

"Ga nyaman ya Jis?" tanya Taeyong karena melihat wajah tidak nyaman Jisoo.

"Yaudah aku pergi deh," kata Taeyong kepada -uhm- dirinya sendiri? Tentu saja karena Jisoo tidak membalasnya.

Jisoo diam-diam melirik kepergian Taeyong dan secepat mungkin kembali pada handphonenya.

Tetapi wajah Jisoo tetap memancarkan rasa tidak nyamannya. Oh tunggu, wajah itu wajah tidak nyaman, atau wajah ketakutan?

You Never Walk Alone; Taeyong, JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang