6. Memori Masa Lalu

1.4K 61 2
                                    

Semakin ku lihat masa lalu,
Semakin hatiku tak menentu,
Tetapi satu sinar terangi jiwaku,
Saat ku melihat senyummu,

🏀🏀🏀

Suasana lapangan basket terlihat lengah. Tidak banyak yang hadir dalam gladi bersih tim basket untuk pertandingan besok. Terlihat Bagas dan teman-teman satu timnya serius mengoper bola kesana kemari.

Disana juga ada Dennis, cowok itu duduk di tepi lapangan bersama dengan Angel dan Dilla yang mengapitnya. Angel terlihat menggelengkan kepalanya ketika mendengar gombalan yang keluar dari mulut Dilla untuk Dennis. Dan Dennis, cowok itu hanya tersenyum simpul.

"Chelsea kemana?" Tanya Dennis pada Angel.

"Chelsea?"

Angel mengerutkan keningnya.

"Astaga! Dilla! Kita udah ninggalin Chelsea digudang," Dilla menatap Angel bingung awalnya, namun segera gadis itu menepuk dahinya.

"Kok bisa?"

"Den, gue sama Dilla kegudang dulu, mau bantuin Chelsea, bye,"

Angel langsung menarik tangan kiri Dilla yang malah terlihat kerempongan karena Angel.

🏀🏀🏀

"Maafin kita, Chels, tadi nggak bantuin lo,"

Angel terlihat menundukkan kepalaanya sambil bergumam seperti diatas. Begitupun dengan Dilla yang terlihat malu dengan kelakuannya dan Angel yang meninggalkan tugas dan malah pendekatan dengan Dennis.

"Santai aja,"

"Chels,"

Chelsea menoleh ketika mendapati Dennis yang telah berdiri dibelakangnya dengan nafas sedikit terengah-engah. Sepertinya cowok itu baru saja mengejar mereka dari kejauhaan.

"Dennis?"

"Lo mau pulang kan? Bareng gue yuk! Sekalian mau ketemu sama nyokap lo,"

Chelsea tersenyum ragu. Sebenarnya ia sangat ingin pulang. Tetapi karena tadi Bagas mengirimnya pesan agar menunggunya sebentar lagi, Chelsea terpaksa harus menolak ajakan Dennis.

"Aduh, gue harus nunggu Bagas, Den! Gue kan berangkat kesini bareng dia, jadi gue juga harus pulang bareng dia. Bentar lagi Bagas pasti keluar kok," jelas Chelsea.

"Tuh, orangnnya!" Ucap Chelsea sambil menunjuk kearah cowok yang tengah berlari pelan menuju kearahnya. Bagas.

"Ayo, Chels!" Chelsea mengangguk.

"Gue duluan ya," pamit Chelsea yang lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran bersama Bagas.

"Bye, my luv!!!" Teriak Dilla.

Dennis menatap kepergian Chelsea dan Bagas dengan tatapan nanar. Dadanya sesak ketika Chelsea lebih memilih Bagas ketimbang dirinya. Padahal saat mereka dekat dulu, Chelsea lebih memilih Dennis dalam segala hal dibanding dengan Bagas. Namun sejak kejadian itu, Chelsea seakan menjaga jarak padanya.

Dennis menggenggam pergelangan tangan kiri Chelsea. Chelsea merasa kebingungan namun ia tetap merasa bahagia ketika berada didekat Dennis. Rasa nyaman berada disamping orang yang sangat ia suka. Cinta monyet orang bilang.

Dennis meletakkan surat kelulusannya di bangku taman. Kemudian menyuruh Chelsea untuk melakukan hal yang sama. Chelsea menuruti perkataan Dennis.

"Gue seneng akhirnya kita lulus. Tapi gue sedih karena lo bakal ke Aussie," Ucap Chelsea pada Dennis.

Chelsea menatap tangan kirinya yang masih digenggam oleh Dennis. Dennis yang menyadari ketidaknyamanan Chelsea segera melepaskan tangan gadis itu.

"I LOVE YOU" [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang