20. Lewat Sebuah Lagu

917 54 0
                                    

Suasana aula sekolah saat ini sangat ramai dipenuhi penghuni sekolah yang siap menyaksikan pensi tahun ini.

Pentas seni disekolah ini memang diselenggarakan pada malam hari. Berbeda dengan sekolah lain yang biasanya diselenggarakan mulai pagi hari. Ini bukan promnight, tetapi murni pentas seni yang menyediakan tempat untuk kreatifitas siswanya.

Seluruh pengisi acara terlihat sudah siap dibelakang panggung yang sudah disiapkan. Mereka tampak melakukan berbagai persiapan yang bervariasi. Ada yang berdoa, ada yang masih membenarkan make up mereka, dan sebagainya.

"Guys, acaranya 5 menit lagi. Kalian siap-siap. Devan, lo kesamping panggung," ucap salah satu anggota OSIS yang bertugas sebagai koordinator acara kepada Devan yang berperan sebagai pemandu acara atau MC.

"Okey,"

Layaknya anggota OSIS yang lain, Chelsea, Angel, dan Dilla juga berperan dalam keberhasilan kelangsungan acara. Mereka terlihat sibuk mondar-mandir mengontrol keadaan dibelakang panggung tempat para pengisi acara mempersiapkan diri. Chelsea yang lumayan berpengalaman make up diacara penting seperti ini, mencoba membantu temannya yang lain untuk bersiap diri. Sedangkan Angel dan Dilla juga melakukan tugasnya masing-masing.

"Din, lo pembuka, kan? Cepet bersiap, Devan udah naik panggung tuh," Yang dipanggil 'Din' oleh Chelsea itupun mengangguk, kemudian bangkit dari depan cermin dan menuju samping panggung pensi.

Chelsea kembali mengecek satu persatu persiapan pensi kali ini. Pengisi acara pada pembukaan sudah selesai bersiap. Ia kemudian berjalan ketempat anak-anak cowok mempersiapkan diri mereka.

Chelsea melihat gerombolan Bagas, Rendy, dan Reno di meja paling pojok. Matanya terfokus pada Bagas yang malam ini terlihat sangat tampan dengan balutan pakaian yang lebih santai. Gadis itu kemudian berlari kearah mereka sambil masih menggenggam papan berisikan daftar pengisi acara yang ia dapatkan dari sekretaris OSIS beberapa jam yang lalu.

"Kalian udah siap?" Tanya Chelsea.

"Siap!!" Jawab ketiganya serempak.

Bagas yang melihat Chelsea berdecak kagum. Sampai-sampai ia tidak mengedipkan matanya, "Lo cantik, Chels!" Ucapnya

Pipi Chelsea bersemu merah mendengarnya. Ia menunduk malu jadinya.

Memang hari ini Chelsea terlihat sangat cantik. Mengenakan dress selutut berwarna biru muda. Dipadukan dengan high heels berwarna putih namun ada goresan biru yang senada dengan dressnya. Ditambah lagi rambutnya yang tergerai bebas dengan sentuhan curly dibagian paling bawah, tanpa aksesoris sedikitpun di rambutnya.

"Makasih, lo juga ganteng, kok,"

Reno terlihat menyenggol lengan Bagas berulang kali, menggodanya. Apalagi wajah Bagas yang terlihat gugup dipuji seperti itu oleh Chelsea.

"Cie, Bagas?" Celetuk Reno.

"Apaan, sih?" Reno terbahak

"Tapi asli, Chels! Lo cantik banget,"

"Makasih, No!" Ucap gadis yang memakai make up natural itu.

"Chelsea!"

Chelsea tersadar dari salah tingkahnya ketika mendengar suara melengking Angel yang terdengar dari tempat para pengisi cewek bersiap diri.

"Eh, gue kesana dulu,"  ucap Chelsea yang mendapat anggukan dari Bagas dan Rendy, juga acungan jempol setuju dari Reno.

"Gila, dia emang cantik, Gas!" Ucap Reno kembali memuji.

Bagas yang mendengarnya tak rela, kemudian menyentil dahi Reno, "Jangan lo embat juga, punya gue thu!"

"Iye, iye,"

"I LOVE YOU" [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang