4. Dia Yang Kembali

1.5K 78 4
                                    

I never know what the future brings, but I know your here with me now.

🎒🎒🎒

"Aaaaa!!!!"

Chelsea berteriak. Kedua tangannya spontan melepaskan tumpukkan buku yang baru saja ia pegang. Dan kini, kedua tangannya terangkat, menutupi wajahnya yang ketakutan, menghalangi matanya yang terpejam.

Mobil itu terhenti. Tepat beberapa senti dari Chelsea berdiri saat ini.

Menyadari bahwa mobil tersebut tidak menabraknya, Chelsea perlahan menurunkan kedua tangan yang menutupi wajahnya sambil membuka mata cantiknya.

Chelsea bernafas lega. Apa yang dipikirkannya tentang bagaimana jadinya jika ia sudah tidak ada didunia ini seakan hilang. Ia masih ada didunia ini. Tuhan sepertinya masih memberi kesempatan baginya untuk menjalani hidup lebih baik lagi.

"Syukurlah,"

Chelsea kemudian membereskan buku-bukunya yang sempat tercecer di tanah. Setelah selesai dengan urusan merapikan bukunya, gadis itu beralih menatap seorang cowok yang keluar dari mobil yang hendak menabraknya tadi.

Cowok itu menutup pintu mobilnya. Langkahnya mulai mendekat kearah Chelsea yang memandangnya seperti pernah bertemu. Cowok itu berkacamata hitam, sehingga Chelsea masih samar-samar melihat cowok yang kini telah tepat didepannya.

"Chelsea?"

Chelsea mengerutkan keningnya. Ini bukan Bagas, Rendy, ataupun Reno. Tapi siapa? Cowok ini mengenal Chelsea.

Cowok itu kemudian membuka kacamatanya sembari menebar senyum manis kearah Chelsea.

"Dennis? Lo Dennis kan?"

Suara Cowok itu terdengar renyah. Sangat renyah. Chelsea pun juga melakukan hal yang sama ketika cowok yang diketahui bernama Dennis itu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, tanda bahwa tebakan Chelsea tidaklah salah.

"Ya ampun, ternyata elo yang mau nabrak gue?" Ucap Chelsea geram, namun dengan nada canda seraya memukul pelan dada bidang milik Dennis.

"Iya ini gue, sorry, gue nggak sengaja,"

"Ah iya! Lo sekolah disini juga? Kapan lo balik dari Aussie? Kok nggak ngabarin gue?"

Dennis tersenyum simpul. Sejenak ia menatap wajah Chelsea yang terlihat sangat manis. Meskipun ketakutan mungkin masih menyertai ekspresinya.

"Lo tambah cantik aja, Chels,"

"Yahh elo, gue nanya apa jawabnya apa! Btw thanks, lo juga tambah ganteng,"

"Gue dari dulu emang keren, cool, ganteng, pinter lagi, iya nggak?" Ucap Dennis sambil tersenyum menggoda Chelsea.

Perlu diketahui bahwa Dennis adalah sahabat Chelsea dari SMP. Waktu itu, setelah hari kelulusan, Dennis melanjutkan studynya di Aussie. Bagas juga mengenal Dennis, karena memang dulu Bagas, Chelsea, dan Dennis adalah sahabat baik.

"Lo belum cerita ke gue tentang kapan lo balik ke Indo dan kenapa?"

Dennis tersenyum, ia bahkan lupa ingin menjelaskan alasannya pulang ke Indonesia dan melanjutkan sekolah di tanah air dibandingkan sekolah di Aussie sampai kelulusan nanti.

"Bentar, gue mau parkir mobil dulu, abis itu gue bakal cerita sambil jalan, dan abis itu lo tunjukin gue jalan ke ruang kepsek, okey?" Chelsea mengangguk paham.

Dennis kemudian menghampiri mobilnya, memarkirkannya ditempat yang seharusnya. Tak selang beberapa lama, mereka berdua berjalan menuju ruang kepala sekolah.

"I LOVE YOU" [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang