STAY "Two"

1.5K 181 0
                                    

Two

-Again, I'm comforting my self, Always nervous if you're gonna leave me, I just want you to stay-

Dua jam lebih, Sehun berkutik dengan setumpuk pekerjaan yang ada dimeja kerjanya. Penat, bosan, mengesalkan. Rasanya ia ingin membakar ratusan kertas yang ada diatas meja kerjanya, jika saja ayahnya tidak mengancamnya.

"Selesaikan pekerajaanmu, Sehun! Atau kau tidak akan mendapat tempat diperusahaanku! Bersikaplah sedikit dewasa, anak pemalas!"

"Shit! Sial sekali hidupku." Umpat Sehun. Bahkan ia telah mengulanginya puluhan kali selama menyelesaikan pekerjaannya.

Sehun memijat pangkal hidungnya sambil memejamkan matanya. Wajah gadis itu, kenapa wajah gadis itu selalu muncul dipikirannya. Ada apa dengannya? Merasa rindu, Sehun? Dengan cepat, Sehun membuka layar ponselnya dan menekan sederetan nomor untuk menghubungi seseorang.

Dan saat tersambung...

"Yoboseyo..." jawab seseorang disebrang.

Lega. Itu yang dirasakan pertamakali oleh Sehun ketika mendengar suara orang itu.

"Kau, apa yang sedang kau lakukan? Kau tidak keluar apartemen tanpa seijinku kan, Kim?" tanya Sehun dengan was-was.

"Tidak, Sehun. Aku habis membersihkan apartemen. Tenang saja, aku tidak akan melanggar perjanjian lagi, ada apa menelepon? Tidak biasanya,"

Hening...

'Sehun, kau bodoh. Apa yang harus kau katakan sekarang?' umpat Sehun.

"Yoboseyo, Sehun-ah. Apa terjadi sesuatu? Kenapa kau diam?" tanya Jisoo.

Sehun memejamkan matanya sejenak, memikirkan sesuatu. Dan beberapa detik kemudian "Tidak. Aku hanya memastikan saja. Jangan terlalu lelah, aku tidak suka kau memaksakan diri bekerja terlalu keras."

"Kau mencemaskanku?"

'Damn! Sehun kau kemanakan otakmu.' Umpat Sehun yang kesekian kalinya.

"Jangan terlalu percaya diri. Kau hanya boleh kelelahan saat kau menghabiskan malam denganku, dengar itu!"

Pip...

Sehun segera mematikan teleponnya. Sial, benar-benar sial. Kenapa mulutnya tak bisa dikontrol. Pasti gadis itu mentertawakannya sekarang. Sehun, kau bodoh.

Jujur saja, sebenarnya Sehun tak ingin berperilaku sekasar ini pada Jisoo. Ia ingin sekali membuat gadis itu tersenyum dan bahagia bersamanya. Tapi, entahlah, entah apa yang membuat Sehun tak bisa memperlakukan gadis dengan lembut. Baginya semua gadis itu sama saja, hanya sebagai mainannya. Setelah bosan, tentu saja ia akan membuangnya jauh-jauh dari hidupnya dan mencari yang baru. Tapi kai ini, berbeda dengan Jisoo. Sehun tak pernah merasa bosan dengan gadis itu. Rasanya, gadis itu sudah seperti candu baginya.

"Ayolah dokumen laknat, aku ingin segera pulang dan bersenang-senang dengan gadisku. Jangan menyusahkanku." Sehun segera menyelesaikan pekerjaannya, ya, walaupun terus menggerutu.

***

Jisoo merebahkan tubuhnya diatas sofa. Tubuhnya begitu pegal dan lelah. Seharian ia membersihkan setiap sudut ruangan apartemen yang dibilang cukup luas. Sehun memang kaya, jangan heran ia mampu membeli apartemen elit seperti ini. Bahkan Sehun memiliki pen house di distrik Gangnam. Karena kelelahan Jisoo memejamkan matanya dan tertidur.

Klek...

Pintu apartemen terbuka, dan disusul seorang pria berwajah tampan dengan kemeja yang sudah berantakan, seperti rambutnya. Sehun, ia segera menghambur kedalam apartemen dan berniat untuk beristirahat. Namun, ketika ia melihat gadis tertidur pulas di sofa putihnya, ia mengurungkan diri untuk masuk kekamar dan mendekat kearah gadis itu.

Sehun berjongkok didepan wajah damai Jisoo. Sudut bibirnya tertarik keatas, dan membentuk sebuah senyuman. Sehun merasa, wajah Jisoo begitu cantik saat ia tertidur seperti ini. Sangat cantik.

"Kau membantahku lagi, Kim. Sudaah kukatakan jangan terlalu lelah. Lihatlah, wajahmu mengatakan kau terlalu memaksakan diri hari ini." Setelah mengucapkannya, Sehun segera menggendong tubuh Jisoo bridal dan membawanya kedalam kamar.

Sehun membaringkan tubuh Jisoo diatas tempat tidur perlahan. Detik berikutnya, ia duduk disisi tempat tidur untuk menatap wajah Jisoo. Tenang, damai, dan tetap cantik seperti biasanya.

Tangan Sehun membelai pipi Jisoo dengan lembut, memperlakukannya bagai barang yang rapuh. Ia tak pernah memperlakukan gadis seperti ini sebelumnya. Hanya Jisoo yang dapat membuat Sehun menjadi seperti ini. Sungguh gila.

"Kau membuatku gila, Kim. Apa yang kau lakukan padaku, hem? Kau harus bertanggung jawab karena membuatku seperti ini," ucap Sehun dengan lirih.

'Kau berhasil membuatku jatuh cinta, Kim.' lanjut Sehun dalam hati.

Detik berikutnya, Sehun menempelkan bibirnya diatas bibir Jisoo. Menyesapnya secara perlahan, agar gadis itu tidak terjaga dengan apa yang sedang ia lakukan sekarang.


EXO Love Story - The Scene Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang