Prolog
-So easily, with harsh words-
Duduk ditengah keramaian sendiri. Tanpa teman, sahabat, keluarga, hah, Jisoo terlalu terbiasa dengan situasi seperti itu. Memang bodoh rasanya, Jisoo lebih suka menyendiri tanpa ada yang mengganggu. Teman? Apa gadis itu punya teman? Tentu saja punya. Gadis itu punya teman, sekitar lima tahun yang lalu. Sekarang? Mereka menghilang begitu saja.
Jisoo menatap kosong kedepan. Melihat pemandangan senjah hari di Sungai Han. Dia tidak iri dengan puluhan pasang manusia yang sama halnya seperti dia, sedang menikmati suasana senjah di tempat itu. Hanya saja ia iri pada satu hal, yaitu takdirnya. Kenapa takdir selalu mempermainkannya. Kenapa setiap kali ia ingin bahagia bersama orang yang ia sayangi, selalu saja hancur.
Ayahnya meninggal lima tahun yang lalu karena kecelakaan. Perusahaan ayahnya ikut bankrut karena kerugian besar. Hidupnya yang serba tercukupi, sekarang makan saja harus bekerja paruh waktu untuk membeli ramyun. Ibunya sekarang? Entahlah, wanita paruh baya itu pergi meninggalkan Jisoo di Seoul sendiri. Ketika ia butuh dukungan, teman-temannya tanpa dosa meninggalkan Jisoo begitu saja.
Bukan ini yang Jisoo mau.
Bukan ini yang Jisoo harapkan.
Bukan ini yang Jisoo inginkan.
Ia hanya ingin satu...
"Tuhan, aku ingin kebahagiaanku yang dulu..." ucap Jisoo dengan lirih.
Jisoo bukanlah gadis yang kuat. Dia sangat rapuh, bahkan begitu rapuh. Menangis dalam diam, tanpa satu pun orang yang tahu, tanpa satu pun orang yang peduli. Ia butuh tempat untuk bersandar. Ia butuh seseorang untuk menghapus air matanya. Menghapus semua lukanya. Berharap beban hidupnya akan hilang, dan... mungkin beban di hatinya.
Ketika Jisoo sejenak memejamkan matanya, ponselnya bergetar, dengan terpaksa Jisoo membuka kedua matanya dan membuka layar ponselnya.
Satu pesan masuk...
From : Jennie
Hei, kau dimana? Sehun mencarimu. Dia bilang akan membunuhku jika kau tidak datang menemuinya sekarang. Jangan egois, Kim. Aku masih ingin menikmati masa mudaku. Tolong datanglah sekarang.
Belum sempat Jisoo menenangkan hatinya, ponselnya kembali bergetar.
From : OhSe
Kau lupa perjanjian kita, Kim? Kau mulai berani membantahku? Pulanglah sekarang. Ku beri waktu 10 menit. Jika tidak, kau akan tahu akibatnya.
From : OhSe
Jawab aku ,sialan!
To : OhSe
Aku akan pulang, tunggulah.
From : OhSe
Good Girl
Setelah membaca pesan terakhir dari seseorang bernama Sehun, Jisoo hanya menghela napas dalam. Ini memang takdir yang harus ia jalani. Takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang pria bermarga Oh. Pria yang kasar, bermulut tajam, dingin seperti es, keras kepala seperti batu. Takdir yang mempertemukan mereka melalui sebuah perjanjian. Perjanjian sialan yang begitu menyebalkan.
Hanya karena uang. Hanya karena uang ibu Jisso menjual anaknya pada pewaris Oh Corp, Oh Sehun. Setelah membawa uangnya, wanita paruh baya itu tega meninggalkan anaknya dan menyerahkannya pada seorang Oh Sehun. Bukan cinta dan kasih sayang yang Jisoo dapat dari pria itu, melainkan perlakuan kasar, nafsu, dan paksaan.
Tapi sialnya lagi, Jisoo malah jatuh cinta pada pria itu,
Oh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXO Love Story - The Scene Of Life
Cerita PendekKumpulan cerita (Chaptered) EXO X BLACKPINK List : 1. STAY (Sehun EXO X Jisoo BLACKPINK) 2. Playing With Fire (Chanyeol EXO X Rose BLACKPINK) 3. WHISTLE (Suho EXO X Jennie BLACKPINK 4. BOOMBAYAH (Baekhyun EXO X Lisa BLACKPINK)