2

376 57 2
                                    

Maaf sebelumny kalau ff ini kurang menarik dan cerita sudah umum. Gul sudah usaha bikin cerita yang beda kok. Cuma belum kelihatan aja di pt awal. Makasih juga buat temen Gul yang udh mau bca pt 1. Selamat menikmati pt 2 ny guys~


"Apa kau bercanda? Aku tidak mau!" tentu saja aku langsung menolak mentah-mentah kalimat Seo Hye. Dia jelas tau aku hampir fobia dengan laki-laki manapun.

"Wae? Mungkin saja ada yang mau nyatain cintanya gimana? Secret admirer mungkin?" bisa kulihat dengan jelas wajah Seo Hye yang kuat sekali mengkhayal. Apa tadi? Secret admirer? Itu membuat ku mual seketika. Memikirkannya saja membuatku merinding.

"Ya ampun Seo Hye. Bisakah kau berhenti berkhayal? Itu membuat ku mual. Berhentilah terlalu berkhayal"

Jelas saja Seo Hye nampak kesal dan berbalik menatap ku sebal. "Yak. Kau itu termasuk cantik. Kau tahu, anak-anak yang lain hanya takut untuk mengaku saja. Kau seperti singa yang akan menyantap mangsanya kalau marah"

Aku pusing mendengar Seo Hye terus mencerocos tidak jelas. "Nae, nae. Ara. Kau tau sendirikan kenapa aku begini?" aku membuang wajah ku ke arah lainnya. Aku tidak mau Seo Hye merasa bersalah karena terlalu memaksaku. Karena dia tau jelas mengapa.

"Aku tau (y/n)-ah. Kau harus berhenti bersikap seperti ini. Kau tidak bisa selamanya seperti ini" Seo Hye menarik lengan ku dan memaksa ku melihat ke arahnya.

"Tapi aku kan ada kamu Seo Hye-ahh" aku terus memasang wajah melas ku kearahnya, tapi nihil.

"Jangan gitu ah. Kau tau lama-kelamaan kita malah terlihat seperti le... ahh pokoknya itu deh. Intinya kau harus mencoba. Aku tidak bisa melindungimu selamanya. Kau butuh seseorang. Ara?"

Haruskah? Haruskah? Haruskah aku? Pertanyaan itu terus memutar di kepala ku. Tapi memang benar. Aku rasa aku perlu mencobanya. Toh aku juga sudah kelas 2 SMA. Aku terus melamun.

"LEE (Y/N) haksaeng! Stand up please"

Tentu saja aku terkejut. Ah sial. Sekarang pelajaran bahasa inggris dan guru ku meminta untuk mengeja PRINCESS. Untung saja aku termasuk siswi yang pintar di kelas ku. Hal itu terlalu mudah.

"Itu mudah sekali Saem. P-R-I-N-C-E-... wait... S-E-S?" jujur aku lupa kali ini.

Tentu saja siswa yang lain menahan tawa. Bukan hanya karena kepedean ku. Tapi wajah saem yang sudah merah seperti cabe siap ulek.

"Kamu! Keluar sekarang dari kelas"

"Jinjja? YESSS. Gomawo saem. Bye!!"

"Mworago? Yak. Neo LEE (y/n)!!" aku langsung buru-buru keluar kelas tanpa memandang kebelakang dan pura-pura tidak mendengar apa pun.

Jujur saja aku selalu seperti ini. Aku tidak suka berlama-lama di kelas. Bukannya aku bodoh, hanya terlalu pintar untuk kelas bahasa inggris. Dan akhirnya aku bisa punya waktu lebih untuk tidur di UKS. Tidur surga ku. Aku mulai tertidur. Cukup beri aku 3 menit dan aku akan tertidur pulas.

"Tokki-ah... Tungguin dong. Kamu laju banget. Aku capek. Asma ku..."

"Gwaenchannha?? (y/n)-ahh? (y/n)-ahh?!!"

Wait! Aku mimpi lagi. Tokki? Kelinci? Ah!! Aku tidak mungkin asma lagikan? Aku terus meraba-raba dadaku sambil mengatur nafas ku yang mulai tidak karuan. Astaga. Hanya mimpi.

Aku mencoba berdiri dari ranjang ku. Ada seorang laki-laki yang sedang berdiri tepat di sebelah ranjang ku. Memandang ku dengan lekat, dengan kedua tangannya berada di saku celananya. Lagi-lagi dia hanya memandangku tanpa mengatakan sepatah kata. Itu membuat ku takut.

"Ne.. Neo... mwoya?"

Bukannya bicara, orang itu malah berbalik dan meninggalkan ku. Dasar tidak sopan batin ku. Cihh. Tapi wajahnya mengingatkan ku dengan seseorang dan itu menakuti ku terus-menerus.

Aku memutuskan jika ada surat lagi di loker ku kali ini, aku akan menemui pengirim itu sesuai keinginan Seo Hye.

"Akan ku coba Seo Hye-ah"

Dan dang... bener saja. Ada surat yang sama lagi. Tapi ini sudah 16.10 sore. Aku memutuskan perlahan ke atap tanpa terburu-buru. Aku tidak berani berlari terlalu berlebihan. Aku ingin menjaga kesehatanku. Aku tidak ingin kecelakaan itu terjadi lagi. Never.

Akihirnya aku sampai. Tapi yang kulihat adalah laki-laki tadi dan teman-teman gengnya. Aku berusaha menghitung orangnya. Tapi tetap saja hanya ada enam. Satu lagi dimana?

BLAMMMM!

Dia di belakangku. Dia memblokir pintu satu-satunya untuk turun.

"Ini jebakan" pikirku


-TBC-

Ngomong2 maaf banget ya. Bahkan sampai pt 2 msih blm ada bts nya. Belum dapar feelny juga. Hehe. Jamin dah hbis ini ada mereka. Sampai jumpa di next pt guys~

Untold story [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang