6

244 37 0
                                    


(Y/N) POV

Jungkook sunbae terus saja menatap wajah ku lekat-lekat. Dia tampak besar sekali saat berdiri. Tidak. Aku yang terlalu kecil. Ahh.. leher ku. Hal yang paling melelahkan bagi orang dengan tinggi di bawah rata-rata adalah ini. berbicara dengan orang tinggi.

Jungkook POV

Kenapa dia terus memegang tengkuk lehernya? Ahh.. aku yakin. Kugendong dia dan membiarkan dia berdiri di atas ranjang. Ya ampun. Dia sangat mungil. Jelas sekali pipinya bersemu merah, bahkan bibir yang dia sedari tadi digigit membuatnya berwarna merah cherry. Menggemaskan. Ku teguk air liur ku dengan paksa. Dia benar-benar manis. Dengan rambut hitam kecoklatannya yang telah tumbuh lagi. Ya. Rambut itu sudah panjang kembali dan aku rindu membelai rambut itu. Aku hendak menyusuri rambut indah itu.

"Aku tidak bisa berpacaran dengan orang yang baru ku kenal sunbae dann... dan aku sama sekali tidak  ingin berurusan dengan fans-fans mu. So, Annyeong"

Dia hampir kabur dengan berusaha loncat dari ranjang. Ku tangkap dia dan ku lingkarkan tanganku disekitar lingkar perutnya. Aku tidak mau dia terjatuh.

"Sudah ku bilangkan? Aku akan melindungi mu dan tidak akan ada yang berani macam-macam. Percayalah" aku terus berusaha meyakinkan gadis mungil yang cukup emosian ini. persis seperti hamster. Tentu saja wajahnya mulai di tekuk pertanda dia mulai kesal.

"Michyeoseo? Fans mu itu nggak hanya dari sekolah ini dan kamu jelas nggak bisa menjaga ku 24 jam terus-menerus"

(Y/N) POV

Aku kesal dan kehabisan rasa sabar. Aku tidak boleh di posisi ini terus-menerus. Dengan sangat amat lancang, ku tendang tepat di perutnya untuk mendorongnya. Jelas saja dia kaget dan tersungkur. Tidak ambil pusing aku langsung bergegas lari keluar dari UKS. Aku berlari sekencang mungkin, phobia membuat ku lupa dengan cedera lamaku. Memang sudah lama, tapi sudah cukup lama juga terakhir kali aku mencoba untuk berlari kencang. Ya, aku takut.

TEKK

Aku jelas merasakannya. Ya. Pergelangan kakiku kambuh. Jelas saja. Aku bahkan tidak pemanasan. Bodoh. Nggak mungkin sempatlah. Aku akan jatuh. TIDAKKK!! Nggak rela cium tanah air! Aku bisa merasakan seseorang menahanku, tapi malah terjatuh bersama.

Author POV

(Y/n) terus berlari kencang dan larut dalam pikirannya.

Tekk.

Ia akan jatuh dan bodohnya sambil menutup mata. Dari kejauhan pria berambut abu-abu mempercepat langkahnya dan menangkap (y/n), namun gagal menjaga keseimbangannya sendiri. Mereka terjatuh bersama-sama.

"Auw... kaki ku. Mianhae, jeongmal mianhaeyo"

"Neo? (y/n)-shii? Ah... aku mau ke toilet malah jadinya... heishh..." Laki-laki berambut abu-abu itu nampak pucat dan sipit sekali.

"Nugu? Neon naega ara?"

"Daebak. Otak mu itu terbuat dari apa sih? Aku bahkan bisa mendengar pembicaraan kalian sambil tertidur dan itu bahkan baru terjadi kemarin. Dan kau sudah lupa? Cihh"

(Y/N) POV

Laki-laki ini... mulutnya sangat ingin ku... dia benar-benar pengeluh. Tunggu. Kalau tidak salah namany Min... Yoongi sunbae? Ya ampun. Ku perhatikan sekujur kulitnya. Benar-benar membuat iri. Aku terhipnotis. Tanpa ku sadari aku telah menggenggam tangannya dan mengelus-elus punggung tangannya yang indah itu.

"Ya. Mwoya ige? Neon naega jeoha? Tangan ku..."

"Ahhh. Mianhaeyo sunbae. Aku sama sekali tidak sengaja. Aku... aku kembali ke kelas dulu. P...permisi"

Duh... Bodoh banget sih, bisa-bisanya aku mengelus tangannya. Ini benar-benar memalukan. Ku tahan rasa malu dan rasa sakit di kakiku yang makin menjadi. Tidak apa. Aku masih bisa menahannya. Aku tahu, Min Yoongi sunbae masih memerhatikanku. Aku tidak mau di bawa ke UKS lagi. Aku berjalan layaknya siput yang belum minum beberapa hari. Seo Hye terkejut melihat ku. Dia nampak gugup. Saat pulang, dialah yang mengantarkanku.

Author POV

(Y/n) kembali dengan kaki yang bengkak di sekitar pergekangan kakinya. Dia tidak khawatir dengan itu. Yang Ia khawatirkan adalah reaksi orangtuanya, lebih tepat mamanya. (Y/n) anak satu-satunya bagi orangtuanya dan Dia mengerti itu. Air mata mamanya tergenang dengan emosi yang tertahan di hatinya.

"Eomma. Nan gwaenchannayo. Jin---jjayoooo"

"Tidak. Tentu tidak. Bagaimana kalu hal itu terjadi lagi (y/n)-ah? Eomma tidak mau hal itu terjadi lagi. Kamu pasti ingat betapa sengsaranya kamu hanya untuk sembuh dulunya kan? Eomma nggak mau sampai kamu terjatuh seperti dulu lagi. Dan, dan..."

"Bagaimana mungkin aku lupa?"

Ya. (Y/n) berusaha menguatkan dirinya kembali dan menahan gejolak amarah yang masih sanggup ditahannya itu. Bagaimana Ia akan lupa dengan kejadian naas itu. Kejadian yang membuatnya tidak bisa menari lagi. Selamanya.


-TBC-

Untold story [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang