Chapter 3: Hatred and Despair
.
(Location: Unknown)
Naruto memandang langit biru yang cerah. Naruto berbaring di tanah. Ia melihat ke arah awan dengan wajah sedih. Sudah beberapa hari sejak hari itu. Hari dimana ia menunjukan dunia bahwa Ia kembali. Saat ia melihat ke arah awan, hanya ada satu orang yang ada di pikirannya. Airi. Airi Suki. Ia adalah mantan rekan satu tim Naruto saat Genin. Satu-satunya orang yang Naruto pernah jatuh cinta.
Ya, sama seperti Obito. Naruto juga kehilangan orang yang ia cintai, hanya karena kebencian para penduduk desa. Airi mempunyai rambut berwarna ungu yang panjang melewati bahunya. Ia memiliki mata merah exotic. Sayangnya, ia mati. Di tangan ayahnya sendiri yang paranoid.
Ia masih mengingat hari itu. Hari dimana ia sangat benci. Benci pada ayahnya.
(Flashback, 9 Tahun yang lalu.)
Ini sudah dua minggu sejak Team 4 terbentuk, yang terdiri dari Naruto Namikaze, Airi Shuuhei, dan Itachi Uchiha.
Seperti biasa, mereka baru selesai menyelesaikan misi. Sensei mereka pergi, dan Itachi... kalian tahu Itachi kemana. Dan hanya tersisa Naruto dan Airi. Well, Naruto menyukai Airi. Ia adalah orang pertama yang memperlakukan Naruto sebagai Naruto. Bukan sebagai anak dari Hokage. Ia juga perhatian padanya. Selalu menanyakan kabar, dan mencoba membuatnya semangat. Naruto.. ia tidak ingin pulang. Kalau ia pulang, ia hanya diabaikan lagi dan Rei hanya menganggunya.
Ia masih dalam dunia pikirannya sebelum panggilan, "Naruto-kun?" Membuatnya tersadar. Ia melihat ke samping dan menemukan Airi melihatnya dengan pandangan khawatir.
"Y-ya?" Tanyanya gugup.
"Kau tak apa? Aku lihat kau memikirkan sesuatu. Ada sesuatu yang menganggumu?" Tanyanya dengan nada khawatir.
Naruto hanya tersenyum saja, "Tidak apa," Ucapnya. Airi hanya tersenyum padanya, membuat Naruto blushing. "Err.. Airi?" Panggil Naruto.
Airi, yang sedang memandangi awan, hanya menggumam 'Hm?' pertanda ia merespon. Ia dan Naruto kini berada di lapangan yang dipenuhi oleh rumput dan berbaring di rumput untuk melihat awan. Naruto sering melihat Airi suka melihat awan sambil berbaring. Sesuatu hal yang sering ia lihat ketika ia mengunjungi Komplek klan Nara.
"Kenapa.. kenapa kau sangat suka melihat awan?" Tanya Naruto yang penasaran.
Airi diam saja, ia kemudian tersenyum cerah. "Entahlah. Apakah mesti ada sesuatu alasan untuk menyukai sesuatu? Kita menyukai sesuatu karena kita bergantung pada insting kita, bukan karena kita punya alasan." Jawab Airi.
Naruto, mendengar ini, hanya menunjukan ekspresi penasaran. "Hm? Kenapa kau bertheory seperti itu?" Tanya Naruto.
Airi hanya tertawa kecil, "Coba aku tanya, kenapa kau sangat menyukai sushi dan kau membenci keluargamu?" Tanya Airi balik.
Naruto kemudian terlihat sedang berpikir, ia kemudian menjawab, "Entahlah. Karena sushi itu enak atau keluargaku mengabaikanku?" Jawab Naruto dengan sedikit nada sascarm.
Airi hanya tertawa kecil lagi, "Tidak. Itu karena insting. Instingmu mengatakan bahwa kau menyukai sushi, karena itu kau terus memakannya. Instingmu juga mengatakan kalau kau benci keluargamu bukan hanya karena mereka mengabaikanmu. Ada alasan lain, tapi kau tak tahu itu apa." Ucap Airi.
Naruto kembali berfikir, "Hm... Kau benar. Aku mempunyai alasan lain, tapi aku tidak itu apa. Aku hanya tidak suka melihat mereka. Tetapi kalau sushi, hey, itu makanan terenak di dunia. Bahkan isntingku mengakuinya!" Ucap Naruto dengan nada bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto-The-Legacy-Of-Uchiha-Madara
FanfictionGreat Story from_https://www.fanfiction.net/