Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Oh iya, soal panggilan hyung itu... Biar Jafar ke Hamzah aja ya? Hanifa dan adik-adiknya nanti, kalau ada, panggil Hamzah dan Jafar dengan panggilan Mas aja. Gimana?"
Hanun manyun lagi. "Emang kenapa deh?"
"Ngga apa-apa sih. Aku suka aja budaya Indonesia digunain di rumah kita," balas Kahfi.
Hanun nyengir mendengar kata rumah kita barusan itu.
"Ya udah," kata Hanun akhirnya. "Tapi Hanifa dipanggil Uni ya sama adik-adiknya nanti?"
Kahfi melipat kedua tangannya di atas meja, mencondongkan wajah ke hadapan Hanun.
"Adik-adiknya yang mana? Hm?"
Bola mata Hanun bergerak kikuk.
"Yang, euhm, yang... Ya nanti kalau ada," tukas Hanun cepat.
Seringai Kahfi tercetak. "Aku baru selesai makan lho, Nun..."
"Ya terus?" Hanun beranjak dari duduknya, mengambil sebungkus mi instan dari dalam lemari.
"Tadi aku tawarin masak mi, ngga mau?" tanya Kahfi melihat istrinya menjarang air di panci.
Hanun tertawa kecil. "Kamu kan udah makan. Aku belum," katanya. "Sabar ya?"
Dan berikutnya, berganti gelak tawa Kahfi yang kini terdengar.
"Sabar kok," kata Kahfi. "Nunggu dipersatukan oleh Allah dengan kamu aja aku sabar, Nun," tambahnya. Sukses membuat wajah Hanun merona.
Hanun bergerak ke arah kulkas. Merunduk dan mengeluarkan susu UHT dan sebotol keju oles.
"Bikin apa, Nun?" tanya Kahfi, heran.
"Mi suju," sahut Hanun, kembali ke depan kompor, memerhatikan air di panci kuning yang belum juga mendidih.
"Mi suju?" tanya Kahfi heran. Beberapa tahun ini dia hidup dengan Hanun, sepengetahuannya suju itu singkatan dari Super Junior.
Tapi itu kan indomi?
"Kamu masih aja nge-Oppa Oppa?" tanya Kahfi dengan suara yang terdengar seolah dia sedang sebal sekali.
Hanun menoleh, lalu tersenyum. "Ini mi suju, Mas-ku. Mi campur susu dan keju..."
"Apaan tuh?" tanya Kahfi lebih lanjut. "Baru denger."
"Ini makanan kesukaan aku sih dulunya," kata Hanun. "Tapi udah lama banget ngga makan, soalnya ngeri gendut. Punya anak tiga aja berat badan aku turun-naik gini. Nanti kalau aku gendutnya kelewatan, kamu juga yang keberatan."
