3. MOS ( Kate )

2K 95 5
                                    

Kate

Aku sedang duduk di taman sendirian sambil memainkan rambut yang kubuat menjadi ponytail. Kulihat jam di tangan kiriku. Sudah pukul 06.55 dan Lovine belum datang. Lama sekali sih Ovin, gerutuku dalam hati. Sebenarnya tidak masalah jika Lovine tidak masuk, tapi hari ini aku memakai bando dari daun, rok dari tali rafia, papan nama di gantungkan di leher, dan kaos kaki yang tidak serasi. Apa maksudnya coba? Aku berdandan seperti orang gila. Huh, aku benci keadaan ini. Meskipun yang berdandan seperti ini tidak cuma aku, tetap saja aku malu.

Aku mencoba menutupi wajahku dengan buku yang kubawa dan pura-pura membacanya. Aku percaya ada ribuan pasang mata yang sedang menatapku sekarang. Aku tetap menunduk dan membaca bukuku.

"Keekeettt!!!! Aduh sori banget gue telat." teriak Lovine langsung duduk di hadapanku.

"Hufft.. Akhirnya lo dateng. Kalo nggak, mampus gue." aku menghembuskan nafas lega.

"Mampus? Mampus kenapa, Ket?" tanya Lovine pura-pura tidak tahu.

"Gue malu tau pake baju kayak gini." Sambil menunjukkan rok rafiaku.

"Hahahahaha..." Lovine tertawa keras.

"Ih, malah diketawain lagi. Beneran ini." aku memasang wajah kesal.

"Tenanglah, Ket. Ini tuh Cuma beberapa hari. Nggak selamanya kita kayak gini. Dibikin asik aja, oke?" hibur Lovine.

"Tapi tetep aja, Ovin. Gue malu,"

"Udahlah gapapa Ket. Diterima aja. Oke?"

"Oke deh," 

Teettt..Teettt..Teeett...Teetttt.....

"Adek-adek kelas harap segera kumpul di lapangan sekarang karena akan dilaksanakan upacara apel!!" teriak kakak-kakak OSIS. Aku dan Lovine langsung berlari.

***

Upacara apel cukup lama kurang lebih 30 menit. Setelah upacara apel, anak-anak junior termasuk aku kembali ke kelas untuk sesi acara selanjutnya. Di hari pertama MOS ini aku masih belum punya banyak teman. Hanya Lovine yang menemaniku. Sayang sekali, kelas kami berbeda. Jadi kami tidak bisa sering bertemu.

"Yah, Ket. Kita pisah." Kata Lovine setelah aku sampai di depan kelasku.

"Ya udah gapapa, Vin. Nti kan bisa ketemu lagi?" hiburku pada Lovine.

"Oke deh. Dadah." Lovine melambaikan tangannya dan kubalas juga dengan lambaian.

Aku masuk ke kelas. Kuedarkan pandanganku ke seluruh kelas. Astaga, ada cowok kemarin yang kutabrak. Dia duduk di pojok belakang kelas. Dan dia juga menatapku sekarang. Aku menelan ludahku. Aku segera menghampiri teman sebangkuku dan mengajaknya berkenalan untuk menutupi canggungku. Ternyata namanya Farah. Aku mencoba bertanya banyak hal kepada Farah. Saat sedang mendengarkan ucapan Farah, aku masih sempat menoleh pada cowok itu, dan dia masih menatapku? Aku cepat-cepat menoleh lagi pada Farah. Aish, kenapa sih cowok itu masih memperhatikanku.

Tak lama kemudian, kakak-kakak OSIS masuk ke kelas. Jumlahnya 5 orang. 3 cewek dan 2 cowok.

"Adik-adik, sebelum kita memulai kegiatan, kakak ingin kalian memperkenalkan diri kalian di depan. Mulai dari kamu." Kakak itu menunjuk Farah. Setelah Farah pasti aku. Selesai Farah memperkenalkan diri, giliran aku maju.

"Perkenalkan nama saya Kate Hermione. SMP saya di SMP Taruna. Terima kasih."

Aku kembali ke tempat dudukku. Setelah semua junior sudah berkenalan, terakhir giliran cowok itu yang berkenalan. Kulihat Farah sedang menatap kagum cowok itu.

"Perkenalkan nama saya Nicholas Obett. Sekolah saya di SMP Nusantara. Terima kasih." cowok itu kembali ke bangkunya.

Oh, jadi namanya Nicholas. Hmm.. nama yang bagus. Gumamku dalam hati.

"Kate, cowok yang barusan kenalan tadi ganteng ya?" ceplos Farah.

"Ih, ganteng dari mana coba," aku menoleh pada cowok itu. Sial, dia menatapku lagi.

***

"Baiklah, karena semua disini sudah tahu nama teman kalian masing-masing, kakak akan membuat suatu permainan. Permainan ini membutuhkan kecepatan. Permainan ini adalah memindahkan penghapus ini ke teman sebelah kalian dengan diiringi lagu. Setelah lagu ini habis dan penghapus ini masih di tangan, maka orang tersebut akan dihukum."

Permainan dimulai. Lagu dimainkan dan penghapus mulai dioper. Farah mengoper ke aku dan aku mengoper ke teman sebelahku. Permainan ini cukup seru. Dan setelah lagu habis, ternyata penghapus itu berada di tangan cowok bernama "Nicholas" itu. Hahaha, lucu sekali wajahnya. Merah padam saking malunya. Ia maju ke depan kelas.

"Sekarang, kakak akan mencari pasangan untuk cowok ini."

Permainan dimulai lagi. Aku harap bukan aku yang kena. Teman sebelah Farah mengoper ke Farah dan Farah mengoper ke aku. Please, bukan gue, doaku dalam hati. Aku hendak mengoper ke sebelahku. Sial, lagunya selesai. Dan penghapusnya berhenti di tanganku. Aku dihukum bersama cowok itu. Aku maju ke depan kelas. Kudengar seisi kelas menertawakan kami dengan mengatakan 'Cie' pada kami.

"Adik-adik, enaknya hukuman apa yang enak untuk mereka?" tanya salah satu kakak OSIS.

"Joget, kak!"

"Nyanyi!"

"Bersihin kelas aja kak!"

"Bentar-bentar, satu-satu dong permintaannya."

"Kak, kak, mereka dansa aja !"

Dansa?! Sama dia?!

###

Hai, teman-teman !!!

Maaf, baru sekarang bisa update. 2 hari yang lalu aku USBN jadi untuk nglanjut nulis rasanya nggak fokus. 

Thank's banget buat kalian yang udah vote and comment di ceritaku :D

Happy reading, 

Fransisca

Mars Vs VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang