4. MOS ( Nicholas )

1.7K 93 17
                                    

Nicholas

Oh my God, apa ini Nicholas si Tampan Jenius?! Aku bergumam dalam hati. Haruskah aku memakai barang-barang rongsokan ini ke sekolah? Kenapa juga acara MOS harus memakai barang-barang seperti ini. Mahkota dari daun, papan nama kardus menggantung di leher, dan warna kaos kaki yang tidak serasi? Yang benar saja. Kulihat jam tangan di tangan kiriku, jam 06.50. Astaga, kurang 10 menit!

Papa masuk, "Nicho, Sarapan du--"

"Nggak usah deh pa, buru-buru." aku segera berlari keluar dari kamar menggendong tasku.

"Nicho! Sarapan dulu," papa meneriakiku dari tangga.

Aku segera berlari ke garasi. aku berangkat ke sekolah dengan mengendarai mobilku sendiri. Setelah masuk mobil, aku segera melepas semua barang-barang rongsokan ini dan memasukkannya ke tas. Bagaimana jika orang-orang berpikir, "Apa Nicholas baik-baik saja? Mengapa ia memakai pakaian seperti orang gila?" atau "Nicho, kau mau menggantikan monyet di pertunjukkan topeng monyet?" Argh, tidak!

***

Sesampai di sekolah, aku berjalan santai ke arah kelas. Tiba-tiba aku merasa ada yang menghadangku. Dua cowok berperawakan tinggi hampir sama denganku memakai rompi bertuliskan "OSIS" di sebelah kiri atas.

"Hei, adik kelas belagu! Siapa suruh lo nggak pake kostum MOS?" kata salah satu cowok itu yang berbadan gendut.

"Mana kostum lo? Ketinggalan di rumah? Kalo ada peraturan pakai kostum yang udah disesuain ya dipake!" bentak rekan cowok tadi berbadan kurus.

"Maaf, kak. Kostum saya ada di tas. Saya akan pake sekarang." Jawabku dengan senyum terpaksa ke arah cowok itu walaupun aku sedikit geram.

"Oke, pake sekarang!" jawab salah satu cowok yang berbadan gendut sambil melotot.

"Ya, kak." Aku segera berlari ke arah kamar mandi cowok. Huft, hampir saja.

***

Setelah memakai kostum ala anak MOS, aku segera pergi menuju kelas. Kulihat hanya beberapa murid saja yang sudah datang. Aku segera memilih duduk di belakang pojok. Beberapa gadis melihatku kagum sambil tersenyum dan membisikkan sesuatu di telinga temannya. Aku hanya acuh tak mempedulikan mereka. Aku duduk di bangkuku dan memainkan gadgetku.

Teettt..Teettt..Teeett...Teetttt.....

Sial, baru duduk beberapa menit langsung bel. Kulihat kakak-kakak OSIS berteriak, "Adek-adek kelas harap segera kumpul di lapangan sekarang karena akan dilaksanakan upacara apel!!" aku berjalan santai menuju lapangan.

***

Setelah 30 menit terpapar sinar matahari dan mendengarkan ocehan, aku kembali ke kelas. Kepalaku terasa berat. Pasti karena aku tidak sarapan tadi. Aku berjalan gontai sambil memegang kepalaku. Untunglah aku segera sampai di kelas. Aku segera membenamkan kepalaku di meja. Sesaat kemudian, aku mengangkat kepalaku. Ada seorang cewek masuk ke kelas. Aku terjingkat. Itukan cewek yang nabrak gue kemarin dan dia sekelas sama gue. gumamku. Dia juga melihatku sekarang. Dari sikapnya, sepertinya dia canggung. Dia segera menghampiri teman sebangkunya. Kulihat dia berbicara banyak hal dengan temannya. Kuperhatikan saja dia. Sekali-sekali aku tersenyum kecil saat melihat tingkah lucunya. Dia menoleh lagi ke arahku dan dengan cepat menoleh kembali ke temannya itu.

Tak lama kemudian, kakak-kakak OSIS masuk ke kelas. Jumlahnya 5 orang. 3 cewek dan 2 cowok. Itukan 2 cowok yang menghadangku tadi. Aku menyebutnya "Angka 10" karena yang satu kurus dan yang satu gendut. Persis seperti angka 10.

"Adik-adik, sebelum kita memulai kegiatan, kakak ingin kalian memperkenalkan diri kalian di depan. Mulai dari kamu." Kakak itu menunjuk teman sebangku cewek itu. Setelah teman sebangku cewek tadi selesai berkenalan, giliran cewek itu.

"Perkenalkan nama saya Kate Hermione. SMP saya di SMP Taruna. Terima kasih."

Oh, jadi namanya Kate dan bekas sekolah di SMP Taruna. Itukan sekolah keren. Nggaklah, sekolah gue jauh lebih keren dari dia. Aku menatapnya sinis.

Giliranku maju berkenalan. Kepalaku masih berat saat berjalan ke depan kelas. "Perkenalkan nama saya Nicholas Obett. Sekolah saya di SMP Nusantara. Terima kasih."

Aku kembali ke tempat dudukku. Kepalaku tambah lama tambah pusing. Aku membenamkan kepalaku di atas meja. Kudengar samar-samar teman "Kate" itu seperti membicarakanku. Sepertinya teman "Kate" ini sedang kagum padaku. Aku mengintipnya sedikit. Dia menoleh lagi padaku. Cewek ini gemar sekali menoleh padaku.

***

Aku masih membenamkan kepalaku saat kudengar salah satu kakak OSIS mengatakan akan diadakan permainan. Aduh, kepalaku tambah pusing. Aku mengangkat kepalaku dan mencoba menahan rasa pusingnya.

"Bro, lo gapapa?" tanya teman cowok sebangkuku.

"Iya, gue gapapa."

Permainan dimulai. Oh, ternyata permainan oper penghapus. Aku sedikit lemas. Teman sebangkuku mengoper ke aku dan.. lagu habis sedangkan penghapusnya berhenti di tanganku. Sial, aku dihukum. Sudah pusing, dihukum lagi. Aku maju ke depan dengan malu.

Permainan dimulai lagi. Aku melihat dari depan kelas. Permainan berhenti. Yah, ternyata cewek yang bernama "Kate" yang dihukum. Ia maju ke depan bersama denganku. Seisi kelas berteriak 'Cie' pada kami.

Kakak OSIS itu menawarkan hukuman pada seisi kelas. Dan kepalaku sudah tak tertahankan lagi. Pandanganku mulai kabur seiring mereka berteriak. Alhasil, aku pingsan di depan kelas.

###

Hai, teman-teman !!!

Aku udah 2 hari meninggalkan wattpad coz aku kecewa sama salah satu novel kesukaanku di wattpad. Tiap kali buka wattpad selalu keinget sama novel ngeselin itu dan bikin aku nangis tiap kali keinget ending novel itu. Maka dari itu, aku nggak berani buka wattpad sampai 2 hari  dan baru kuat buka wattpad hari ini ;)). Untuk jadwal update belum bisa tepat karena aku masih harus menghadapi UN minggu depan. Setelah UN, aku bakal tentuin jadwal updateku. 

Terima kasih buat yang udah baca ceritaku. Silahkan vote and comment.

Happy reading,

Fransisca

Mars Vs VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang