7 Times

696 98 1
                                    


Bau khas rumah sakit menyeruak saat pintu kaca yang bergeser secara otomatis terbuka untuk seorang pria yang bertubuh jangkung. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit tersebut sambil menjinjing sebuah paper bagberwarna pastel. Sebuah senyuman tersungging di wajahnya yang tampan ketika melihat seorang perawat yang biasanya ia temui di ruang rawat inap temannya. Perawat tersebut yang selalu mendengar curahan hatinya ketika menjaga temannya yang masih koma.

"Selamat siang, Oh Sehun." Sapa perawat tersebut. Oh, iya. Hanya perawat tersebut yang memanggilnya dengan sebutan Oh Sehun—Oh Sehun.

"Selamat siang, Han ahjumma." Dan sepertinya hanya Sehun yang memanggil perawat tersebut dengan embel-embel ahjumma.

"Aku baru saja mengontrol keadaan Nyonya Im dan disana ada kedua orang tuanya." Kata Han ahjumma tiba-tiba. Bahkan Sehun tidak menanyakan hal tersebut.

Sehun hanya tersenyum, lalu mengangguk dan menunduk pelan sambil melanjutkan langkahnya menuju ruang rawat inap yang dipanggil oleh Han ahjumma dengan sebutan Nyonya Im tadi. Ia berhenti tepat di depan lift. Tak lama kemudian, pintu lift terbuka dan muncul dua insan yang ia kenal, kedua orang tua Nyonya Im—Im Yoona.

"Oh. Selamat siang, Im ahjussi dan Im ahjumma." Sapa Sehun sambil menunduk pelan.

"Siang, Sehun-ya," Balas Im ahjumma sambil menepuk pundak Sehun pelan, "Kami akan makan siang. Tolong jaga Yoona, ya?" Lanjut Im ahjumma.

"Arrasseo, ahjumma." Balas Sehun sambil tersenyum ke arah mereka.

"Atau kau juga ingin makan siang? Yuk, makan bersama saja." Ajak Im ahjussi.

Sehun menggeleng pelan, "Tidak. Terima kasih. Aku akan langsung ke ruang Yoona."

"Baiklah. Kau memang anak baik." Balas Im ahjussi.

"Kami duluan, ya?" Tambah Im ahjumma."

"Oh, ne. Silahkan." Sehun tersenyum lebar hingga deretan giginya yang putih terlihat sempurna. Ia bisa melihat kedua orang tua Yoona memunggunginya sambil berjalan menuju kafetaria yang ada di rumah sakit ini. Saat ia melangkahkan langkah pertamanya hendak masuk ke dalam lift, ia mendengus pelan, "Sial. Tertutup lagi."

.

.

.

Dinginnya knop pintu rumah sakit yang terbuat dari besi menusuk kulit Sehun hingga ke tulang-tulangnya yang mampu membuat dirinya sedikit merinding. Sehun menekan knop pintu tersebut, lalu mendorongnya agar terbuka. Ia masuk ke dalam ruang inap tersebut sambil menutup pintu kembali, tapi kedua matanya tetap terarah ke seorang wanita yang tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit ini. Ia tersenyum pelan, lalu melangkahkan kakinya ke arah wanita tersebut dan duduk di bangku yang terletak tepat di sebelahnya.

Sehun mengeluarkan sebuah kotak berbentuk persegi panjang dari paper bag yang ia bawa. Tiga buah cupcakes yang baru ia beli dari sebuah toko kue di ujung jalan tadi. Tangannya yang besar membuka penutup trasnparan yang melindungi cupcakes tersebut. Ia tersenyum pelan sambil memandangi cupcakes tersebut, "Tahun pertama, Yoong."

Sehun meraih paper bag yang telah ia letakkan di atas lantai sebelumnya, lalu mengeluarkan tiga lilin kecil dari sana dan menancapkannya tepat di atas tiga cupcakes tersebut. Setelah itu, ia mengeluarkan korek api dari saku celananya dan menyalakan tiga lilin tersebut.

Yoona x Sehun FictionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang