Newlywed

446 63 2
                                    



Angin malam yang berhembus memasuki kamar pengantin baru ini membuat kulit tipis yeoja itu menggigil. Lagi-lagi dia menggeram sambil memerhatikan kamera yang tengah merekamnya dengan tajam. Yeoja itu menghelakan napasnya melemas, "aku lelah untuk mengatakan ini tapi tolong lepaskan aku."

"Tidak." Sebuah jawaban yang dingin itu keluar dari bibir seorang pria yang berparas tampan itu. Kedua tangannya terangkat memegang sebuah kamera yang merkam yeoja itu. Yeoja cantik dan tengah terisak. Punggung tangannya terdapat beberapa lecetan yang masih mengeluarkan darah segar.

"Sehun.." Yeoja itu memohon. Lagi-lagi air mata meluncur dengan sempurna lagi. Sungguh, Sehun sangat sakit melihat air mata tersebut. Ya, dia mencintai Yoona tapi dia harus melakukan ini.

Demi kebaikan mereka berdua.

"Sehun, bukankah kau mencintaiku?" Yeoja itu bergetar menahan rasa sakit ditangannya. Dia masih terduduk melipat kedua kakinya, tangannya yang terikat ke belakang masih berusaha untuk membuka ikatan tersebut.

"Jika aku tidak mencintaimu, aku pasti sudah melepaskanmu, Yoona." Jawab Sehun dengan mudahnya.

"Sehun.. Kumohon." Mohon yeoja yang bernama Yoona itu sambil menatap mata Sehun dalam.

"Yoong.." Bohong jika Sehun tidak merasa kasihan, tidak khawatir, tidak merasa iba. Tapi semuanya akan meledak jika dia melepaskan ikatan itu pada tangan Yoona.

"Kumohon." Yoona terisak untuk kesekian kalinya. Sehun meletakkan kamera tersebut di atas meja yang baru saja dia duduki dalam posisi merekam. Dia berjalan menghampiri yeoja-nya, istrinya yang baru saja sah dari dua hari yang lalu.

Sehun membuka tali yang mengikat tangannya Yoona dengan perlahan. Hancur. Hancur sudah hidupnya. Jika dia mengetahui hal ini lebih awal, lebih baik dia tidak memilih Yoona sama sekali. Pernikahannya hancur, bulan madunya hancur, rumah tangga yang baru dibangun pun hancur. Hancur lebih dari berkeping-keping.

"Saranghamnida.." Bisik Sehun tepat di telinga kiri Yoona. Tak mau membuang waktu lama, Yoona langsung meraih miniatur dari sepasang pengantin yang terbuat dari kaca. Yoona langsung memecahkan miniature tersebut lalu menusuk lengan Sehun.

"Ugh.." Sehun tererang. Dia mundur hingga punggungnya menabrak dinding yang keras tersebut. Sehun menyesal, dia menyesal sudah melepaskan tali di tangan Yoona, seorang psikopat, istirnya.

"Aku juga mencintaimu, Sehun." Ucap Yoona lalu menendang tulang kering kaki Sehun hinnga Sehun meringis pelan. Tanpa berpikir, Yoona melesatkan pecahan miniatur tersebut ke leher Sehun hingga Sehun tercekat, hingga Sehun susah bernapas bahkan sampai tidak bernapas.

Dan ketika mata Sehun tertutup sempurna, tiba-tiba dada Yoona terasa sesak. Lagi-lagi air matanya terjatuh tepat mengenai lengan Sehun.

"Sehun.." Yoona bungkam. Dia tertunduk memeluk kakinya sendiri. Menangis di dalam penyesalannya. Menangis di hadapan suaminya yang kini sudah tidak bernapas. Dia mengangkat wajahnya menatap langit-langit kamarnya.

Dengan seluruh kekuatannya, dia mengangkat tubuh Sehun dengan seluruh tenaganya lalu meletakkannya tepat di atas kasur baru mereka itu. Dia merebahkan tubuhnya lalu memeluk dada bidang Sehun di tangan kanannya dan menyandarkan kepalanya di dada Sehun.

Dia berharap jika dia menutup matanya dan tidak pernah bangun lagi. Ya, dia terus berada di samping Sehun. Tidak bergerak, tidak berjalan, bahkan tidak menyentuh pintu kamarnya. Dia terus disana.

.

.

.

.

.

END


Posted at yoongexo.wordpress.com as Yoona and Kris.

Yoona x Sehun FictionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang