"Intinya anak-anak, hidup jangan diambil pusing. Cukup biarkan hidup kalian mengalir sebagaimana mestinya, tapi ingat, meskipun kalian membiarkannya mengalir jangan biarkan aliran itu membuat kalian mengikuti kemanapun arah aliran tersebut, kalian harus tetap menentukan arah aliran yang akan kalian lewati."
"Gils Pak!"
"Terbaik emang."
Ucapan Pak Tio tadi di sambut sorak-sorai murid. Pak Tio membalas dengan melambaikan tangan lalu membungkuk di depan anak muridnya.
"Terima kasih, terima kasih. Ingat pesan Bapak ya."
Pak Tio adalah guru bimbingan dan konseling yang gokil abis. Dia bisa memberikan nasihat dengan caranya sendiri. Memang sudah kewajiban guru BK seperti itu, tapi dia berbeda. Murid-murid sering menjulukinya "Mr.goktap" alias gokil mantap.
"Ya jam Bapak sudah habis. Sampai jumpa minggu depan anak-anakku yang paling juara. Mantap!"
"Mantap pak!"
Salam khas pak Tio itu menandakan jamnya telah berakhir. Murid-murid mulai membereskan meja mereka, bersiap untuk pulang.
"Ki, langsung pulang?" Tanya Caca.
"Iya Ca. Gue duluan ya?" Jawab Kiana seraya memakai tasnya.
"Sama Regi ga?"
"Iya, dia ngajak bareng, yaudah lumayan kan?"
"Cieeeee. Nah gitu dong Ki."
"Apa sih Ca. Berisik."
"Galak amat mbanya. Yaudah sono, hati-hati."
"Oke. Semuanya gue duluan ya."
Setelah ber'dadah' ria dengan teman-temannya, Kiana keluar kelas. Dikeluarkannya handphone berbalut case bergambar Stitch karena sepertinya ada pesan masuk.
Regi : Ki, dimana?
Kiana : Baru keluar kelas gue. Lo dimana?
Regi : Gue lagi mau ke ruang guru dulu bentar. Tunggu di piket, oke?
Kiana : Okeyy👍
Setelah membalas pesan Regi, dia memasukan kembali handphonenya ke dalam tas. Kiana berjalan lalu menunggu Regi didekat ruang piket.
"Nunggu siapa Kiana?"
"Eh Bapak, temen Pak hehe." Jawab Kiana setelah melihat Pak Afif di dalam ruang piket.
"Sini disini nunggunya sambil duduk."
"Iya Pak."
Kiana masuk ke dalam lalu duduk di kursi yang tadi ditunjuk Pak Afif. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.
"Pak."
"Ya?" Pak Afif menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer dihadapannya.
"Em Bapak kemarin ngerasa kehilangan sesuatu ga gitu Pak?"
Pak Afif lalu mengalihkan pandangannya ke arah Kiana. Kiana jadi kikuk.
"Maksud kamu?"
"Ya gitu Pak, Bapak merasa hilang sesuatu ga Pak?"
"Engga tuh. Aman aman saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Around
Roman pour AdolescentsTidak perduli akan sekitar memang menyenangkan. Tak usah pusing memikirkan orang lain, tak perlu mengeluarkan tenaga dan pikiran hanya untuk hal-hal yang mungkin 'tak penting'. Tapi dibalik itu, ada seseorang yang mengharapkan kehadiran dirimu untuk...