[4]

25 8 6
                                    

Kiana merabahkan tubuhnya di kasur, dia baru saja kembali dari cafe yang malam hari ini cukup ramai. Dia memang selalu membantu di cafe. Jam menunjukkan pukul 23.24. Di keluarkannya handphone dari dalam saku celananya untuk mengecek pesan line yang belum dia lihat dari tadi sepulang sekolah.

Regi : Ki masih bantu di cafe? [23:10 (11)]
Pensnya caca (6) : Selamat bobooo [22:38 (204)]
XI MIA 3 : Andi sent a photo. [22:10 (196)]
Gian Z : Kiana? [21:56 (2)]
Vinny : Ki besok ajarin gue fisika yahhhh? Plisssss [21:02 (1)]

Masih banyak pesan lainnya. Kiana menyimpan handphone diatas meja sebelah kasurnya tanpa berniat membalas pesan-pesan tersebut. Dia beranjak ke kamar mandi untuk melakukan 'ritual' sebelum tidur.

-------

Kiana turun dari kamarnya untuk pergi sarapan bersama keluarganya.

"Ini bekelnya." Ucap Mamah Kiana sambil memberikan tempat makan dan botol minum pada putrinya itu.

"Makasih Ma. Oh iya kayanya hari ini aku pulang telat, Vinny minta belajar bareng."

"Iya gapapa, nanti kalau pulangnya mau dijemput telepon aja ya Ki."

Kiana hanya mengangguk lalu memakan sarapannya. Sekitar 15 menit dia menghabiskan sarapan lalu pergi menuju sekolah bersama Leon.

--------

"Hati-hati ka."

Setelah Leon pergi, Kiana segera menuju kelasnya.

"Kok line gue ga dibales?"

Kiana menoleh dan mendapati Regi sudah berada di sebelahnya.

"Eh ngagetin aja lo, kemarin gue ga cek hp beres bantuin cafe langsung tidur, hehe. Sorry Gi." Cengiran khas Kiana mengembang.

"Padahal gue nunggu tau, udah kesekian kalinya Ki tiap udah balik sekolah lo gabales line gue, tapi gapapa, santai aja." Regi tersenyum manis.

Kiana menjadi tidak enak pada Regi, ya dia memang cukup sering mengabaikan pesan Regi. Sebenarnya kini Regi sedang berusaha mendekati Kiana, jika bukan karena teman-temannya memberitahu Kiana bahwa Regi menyukainya, mungkin hingga detik ini gadis itu tak akan pernah peka.

"Kok lo ikut belok kesini? Kan kelas lo belok kesana." Tanya Kiana ketika Regi mengikutinya menuju kelas.

"Gue anter lo ke kelas Ki, ntar kalau ga dianter lo digaet orang kan banyak yang suka sama lo hahaha."

"Dih apaan."

Kiana berjalan meninggalkan Regi, Regi segera menyusulnya. Kiana akan segera masuk jika tangannya tak ditahan Regi.

"Balik sekolah ntar sama gue lagi ya?"

"Gue balik nanti mau belajar sama Vinny dulu."

"Oke gue tungguin."

"Gausah Gi, lagian kakak gue bilang mau jemput kok. Makasih sebelumnya Gi."

"Oke gapapa." Meskipun sebenarnya ia agak kecewa.

"Gue masuk ya?" Ucap Kiana sambil perlahan berusaha melepaskan tangan Regi dari pergelangan tangannya.

"Iya, eh tapi ntar lo harus bales line gue. Oke Ki?"

"Iya iya gue bales."

Regi mengacak pelan rambut Kiana sebelum pergi dari kelas itu. Kiana masuk sambil membenarkan rambutnya kembali.

"Pagi-pagi udah romantisan aja lo."

"Apasih Ca. Siapa juga yang romantisan." Kiana menaruh tasnya.

"Eh Ki, lo kemarin ga bales chat Regi ?" Caca bertanya dengan ekspresi yang datar. Kiana hanya menggeleng.

"Kenapa ga lo bales sih Kiiiiii?" Kini ekspresinya berubah.

"Ya kemarin gue bantuin di cafe balik-balik langsung tidur. Gue juga gabales chat lo kan? Chat grup juga engga."

"Kemarin dia nanyain lo ke gue kenapa lo ga bales, tiap 5 menit sekali dia nanya ke gue lo bales chat gue atau chat grup apa kaga."

"Lebay lo ah." Kiana mengalihkan pandangannya pada buku paket Biologi yang telah ia keluarkan.

"Gue serius Ki. Setidaknya lo bales chat Regi agak seringan kasian tau Ki dia. Cowok juga kalau digituin lama-lama sakit hati kali. Cape juga."

Caca ikut mengeluarkan buku Biologi karena bel sudah berbunyi dan jam pelajaran pertama mereka adalah Biologi.

Kiana mengambil handphonenya. Di bukanya line dan nama Regi terdapat di paling atas.

Regi : Pagi Ki. Baca kek line gue dari malem lo kaga baca haha. Nice day ya. [06.12 (12)]

Kiana memperhatikan nama itu. Akhirnya dia membuka pesannya.

Kiana : Nice day juga Gi.

Tak kurang dari 15 detik, kata read langsung tertera disebelah pesan Kiana.

Regi : Bales juga lo haha. Udah sana belajar dulu.
Regi : Semangat💪

Kiana hanya membaca pesan dari Regi lalu menaruh handphonenya.

'Gue emang ga pedulian, tapi itu karena gue gamau ngasih harapan kosong sama orang.'

---------

AroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang