Part 13-2 (Pernyataan)

44 9 0
                                    


"Morning Bunda.", sapaku pada ibuku yang sibuk menaruh makanan di meja makan.

"Morning sayang. Yuk sarapan."

"Kak gimana penampilan aku? Udah oke ngga?"

Aku mengamati penampilan adikku dari atas hingga bawah, ia benar-benar mempersiapkan pemotretannya dengan Kevin hingga ia sudah siap-siap sepagi ini. "Udah oke kok. Emangnya kamu mau pemotretan jam berapa kok udah siap-siap? Ini kan masih jam 8 pagi."

"Kemarin aku lupa ngga tanya jam berapa pastinya sama Kak Kevin jadi lebih baik aku udah siap-siap dari pagi supaya waktu Kak Kevin dateng aku siap Kak."

"Dia itu suka semaunya, siapa tahu aja hari ini ternyata kalian ngga jadi untuk pemotretan. Aku pikir lebih baik kamu siap-siap waktu dia dateng aja."

"Ih.. Kakak apaan sih, Kak Kevin kemarin udah janji ngga bakal kasih harapan palsu jadi aku yakin dia pasti dateng."

"Yah terserah kamu aja deh, aku cuma kasih warning aja.", jawabku sambil melahap sereal dihadapanku. Tak berapa lama kemudian terdengar suara seseorang mengetuk pintu.

"Itu pasti Kak Kevin.", kata Sunnya dengan gembira kemudian langsung beranjak menuju pintu depan.

"Kak Rain, Kak Kevin udah dateng sini deh.", teriaknya dari arah ruang tamu. Aku langsung meraih segelas susu di meja dan menegaknya hingga habis kemudian beranjak berdiri.

"Bunda bilang apa, jangan berprasangka buruk sama seseorang. Kamu juga belum lama kan kenal Kevin."

"Tapi waktu di Bali dia emang punya kebiasaan suka seenaknya sendiri Bun. Aku tadi ngasih tau Sunny berdasar pengalaman pribadi.", ucapku kemudian langsung beranjak pergi meninggalkan ibuku dengan sedikit kesal.

"Jadi tema kita sekarang apa Kak?"

"Konsep kita saat ini natural aja, karena kamu juga masih remaja jadi tunjukin ekspresi seceria mungkin ya, aku bakal manfaatin efek-efek cahaya matahari pagi sama bunga-bunga disini buat dukung foto kamu.", balas Kevin sambil memasang lensa kameranya. Sementara aku hanya duduk diam di depan teras rumah mengamati mereka melakukan pemotretan.

"Oke Kak kalo cuma itu gampang."

"Yaudah kalo gitu kita mulai sekarang ya. Kamu bisa pose disana dulu.", kata Kevin sambil menunjuk bunga di dekat pagar.

"Yup bagus, pertahankan. Lebih ceria lagi Sun. buat senatural mungkin."

Setelah hampir satu jam akhirnya mereka selesai juga melakukan pemotretan. Setidaknya melihat mereka melakukan pemotretan membuatku merasa lebih baik karena tidak terlalu bosan berada dirumah tanpa aktivitas apapun.

"Wah hasilnya bagus-bagus Kak. Aku ngga nyangka ternyata Kak Kevin bener-bener fotografer professional."

"Kamu juga lumayan berbakat jadi foto model tuh. Setidaknya kamu lebih baik dari Kakakmu, padahal ini juga pemotretan pertamamu, tapi kamu melakukan lebih baik."

"Loh Kak Rain pernah ngelakuin pemotretan sama Kak Kevin juga? Setahuku Kak Rain itu ngga begitu suka di foto Kak."

"Ya gimana lagi kalo udah di paksa-paksa gitu apalagi dia bilang kalo dia ngga ada kenalan model lagi di Bali. Gue emang ngga suka di foto beda banget sama adek gue, jadi ngga usah banding-bandingin deh."

"Aku ngga bisa bayangin gimana Kak Rain pemotretan. Gayannya ngga absurd kan Kak?", kata Sunny dengan terbahak membuatku semakin kesal pada mereka berdua.

"Yah dikit sih tapi mau gimana lagi, waktu itu udah ngga ada kenalan model di Bali dan ya kebetulan ada kakak kamu."

"Jadi pemotretannya di Bali? yah aku jadi iri nih sama Kak Rain bisa di fotoin di Bali."

Rain's Love (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang