Dawon's diary book

560 51 22
                                    

Tuk
Tuk
Tuk

Suara gemeletuk pada jendela mengusik tidur seorang namja. Dengan wajah  mengantuknya namja itu berjalan menuju asal kebisingan. Dia membuka jendela dan nampaklah sosok namja lain dengan sebuah bungkusan di tangan kanannya. Si namja yang membuka jendela hanya memandang datar sosok di hadapannya, sebelum akhirnya dia mundur untuk memberi jalan sosok itu untuk masuk ke kamarnya. Dan tidak lupa sosok yang dipersilakan masuk itu menutup kembali jendela agar tidak ada yang memergokinya.   

“Kau menyelinap lagi? Apa pengawal-pengawal bodoh itu tidak memergokimu?“
“Ne, aku memanjat pagar dan kamarmu yang berada di lantai dua ini. Bukankah aku hebat Chani-ah?“
“Apa Dawon hyung bilang? Hebat? Ck,“
“Pengawalmu tertidur. Dan kurasa eomma dan ahjussi tidak ada. Mobilnya tidak ada digarasi ketika aku mencari tangga tadi. Ahh ya soal tangga. Sebaiknya kau meletakkannya di bawah kamarmu Chani-ah, agar hyung tidak kesulitan mencarinya,“
“Jadi mereka pergi? Pantas saja. Hyung membawa ayam lagi? Ayo makan bersama. Aku akan menyalakan lampunya dulu,“

Clekk. Lampu menyala.
“Ayo ma- eh hyung gwaencanha?“
“Ne?“

Chani mengambil tisu di meja nakasnya dan menyodorkannya pada Dawon.

“Hidungmu mengeluarkan darah dan sudut bibirmu juga- apa kau berkelahi hyung? Atau ada yang memukulmu?“
“A-aku t-tadi jatuh w-waktu memanjat pagar rumahmu. Aah Chani bagaimana ayamnya, apakah enak?“
“Nyam nyam, eum enak. Aku melewatkan makan malamku hyung. Karena kurasa tadi sore aku pingsan atau tertidur. Molla,“

Satu minggu kemudian

CHANI POV

Chani-ah hyung selalu bersamamu, meskipun kau tidak akan pernah bisa melihatku lagi. Hyung menyayangimu Chani.

Aku membuka kedua mataku. Yang pertama kali menyapa pengelihatanku adalah ruangan serba putih. Aish pasti aku ketiduran lagi, lalu umma berpikir bahwa aku pingsan dan membawaku ke rumah sakit. Dasar orang tua, mereka selalu berlebihan.

Aku menoleh ke kiri dan ke kananku. Bermaksud mencari keberadaan ummaku. Aku ingin protes padanya karena sudah membawaku ke tempat terkutuk ini. Kenapa terkutuk? Karena aku sehat. Dan tidak sepantasnya aku ada di sini. Kududukkan diriku. Aish infus ini sungguh mengganggu! Hampir saja aku mencabut jarum infus sialan ini, sebelum mataku menangkap sesuatu yang menarik.

“Eoh buku?“

DAWON's DIARY

Begitulah tulisan yang tertera di buku bersampul biru itu. Ck, jadi Dawon hyung menulis diary? Kuno sekali. Kupandangi lagi buku dalam genggamanku.

“Kenapa kau bodoh sekali meninggalkan benda sepenting ini di sini? Bagaimana jika ada yang membacanya,eoh?“

Dasar hyung babo.
Tapi ngomong-ngomong tentang Dawon hyung tadi aku seperti mendengar suaranya. Kenapa dia mengatakan sesuatu yang aneh? Jadi tadi dia ke sini hanya untuk mengatakan hal yang aneh dan meninggalkan benda kuno ini? Aish bahkan  dia tidak membangunkanku! Aku akan memarahimu besok, hyung.

“Kau sudah bangun?“
“Dokter Ok? Mana umma? Aku ingin pulang atau aku akan mencabut jarum infus ini!“ kesalku.
“Kau tidak usah repot-repot melakukan itu. Aku akan mencabutnya segera,“ kata dokter Ok dengan senyum lembutnya.

Apa sebaiknya aku menanyakan ini pada dokter Ok? Apa tidak apa-apa?

“Dokter, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Tadi, apakah. . .“

Ah sial, aku tidak boleh menyebut nama Dawon hyung di depan dokter Ok. Bisa gawat jika dia mengadukannya pada umma.

“Kang Chani,“
“I-iya?“
“Sepertinya kau tadi ingin menanyakan sesuatu,“
“I-itu ap-apakah tadi ada seseorang yang ke sini? Maksudku bukan keluargaku. D-dia namja. Dia...“
“Namja seusiamu yang menggunakan seragam SHS?“
“YA! M-maksudku iya dokter Ok,“ mulut sialan kenapa berseru seenaknya eoh?
“Tadi waktu aku akan masuk ruang rawatmu, aku melihat seorang namja di sini. Karena mungkin saja dia membutuhkan privasi jadi aku menunggu kalian di luar,“
“Jadi dia benar datang,“
“Tapi aku tidak tahu, apa dia benar temanmu atau bukan. Bahkan aku tidak mendengar dia mengatakan sesuatu padamu.“
“Tentu saja itu dia,“gumamku.

Memangnya siapa lagi namja muda seumuranku yang kukenal selain dawon hyung.

T.b.c.

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang