HWIYOUNG : Lee Dawon lebih berharga dari kehidupanku

280 36 39
                                    

Chapter sebelumnya...

"Jauhi Yoo Taeyang,"
"Ne?"
"Manusia semakin bodoh menilai sesuatu akhir-akhir ini. Jadi jauhi dia,"

"Aku tidak mengerti. Kenapa kau-"

DEG

Perasaan ini. Perasaan familiar yang seolah-olah pernah dirasakannya. Chani memegang dada kirinya yang berdetak keras dan tidak nyaman.

Kenapa ini? Sial kenapa sakit sekali.

Chani mencengkeram dadanya yang terasa nyeri. Chani memulai memandang Hwiyoung yang masih berada di depannya. Chani melihat mata itu. Mata penuh sesal dan kesepian.

"Apa aku mengenalmu, Kim Hwiyoung?"

.

.

.

Ketika suaraku tidak didengar...

PRANGG! BUGHH!

Sosok Chani kecil terlihat sedang melempar asal semua barang di dalam kamarnya. Tidak ia pedulikan teriakan penuh harap ummanya agar dia menghentikan hal itu. Saat ini Chani sedang marah. Marah pada ummanya dan sosok ahjussi jahat yang membawanya ke rumah besar yang dia yakini adalah rumah si ahjussi jahat itu.

PRANGG!

Itu adalah benda terakhir yang tersisa untuk menjadi sasaran kemarahannya. Sebuah vas bunga yang terbuat dari kaca dibanting Chani kecil. Buruknya, pecahan beling dari vas itu mengenai kaki-kaki kecil Chani. Membuat darah merembes keluar dari kaki bocah lima tahun itu. Chani menangis dan berteriak, tapi bukan karena itu.

"AKU MAU DAWON HYUNG!" teriak Chani dengan tangisnya.

Umma Chani hanya bisa menangis dan meraih putra kecilnya ke dalam dekapannya. Ingin menyalurkan kehangatan yang membuatnya tenang. Tetapi malah dibalas rontaan dan pukulan kecil dari Chani di dadanya.

"AKU BENCI UMMA. AKU BENCI SEMUANYA. AKU INGIN DAWON HYUNG. DAWON HYUUNNGG!" jerit Chani pilu.

Orangtua manapun yang mendengarkan anaknya menjerit dengan seputus asa itu pasti juga akan menangis. Termasuk umma Chani. Tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain diam dan memeluk putranya. Katakanlah dia orang yang egois. Egois untuk kelangsungan hidupnya. Egois karena meninggalkan putranya yang lain. Egois meninggalkan kehidupan lamanya.

Ini untuk keselamatan putra bungsunya. Dan dia tidak bisa mundur. Sekalipun itu menyakiti putranya yang lain, Lee Dawon. Suaminya? Dia sama sekali tidak peduli pria pemabuk itu. Dia lebih memilih sahabat lamanya yang menawarkan kebahagiaan dan keselamatan putranya.

"Gwaencanha... gwaencanha. Semua akan baik-baik saja," gumam umma Chani sembari menepuk punggung kecil Chani bermaksud menenangkannya. Chani masih terisak sambil menggumamkan nama Dawon.

Perlahan Chani mulai berhenti terisak dan berganti dengan nafas tersengal. Hingga akhirnya ia tidak sadarkan diri.

.

.

.

Chani termenung di balkon kamarnya. Sebenarnya kenapa mereka atau siapa mereka? Sejauh ini sudah ada dua orang yang bertingkah seolah mengenalnya. Berbicara atau memerintah hal aneh padanya dan berakhir dengan sebuah tatapan menyesal.

"Kim Inseong.. Kim Hwiyoung.." gumam Chani.

Hanya saja , Hwiyoung itu dia terlihat sedikit kesepian. Chani menghela nafasnya. Sekedar untuk menghilangkan kebingungannya. Entah perasaannya saja atau apa, Chani seperti sudah tidak asing lagi dengan mereka berdua. Atau barangkali Chani melupakan mereka?

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang