Useless

159 13 1
                                    

-Jadi, aku merebut hidupmu?-

"Dawon bukan tipe yang mengabaikkan ketika seseorang di sekitarnya sedang terluka. Part time-nya, juga mungkin karena kau alasannya,"

Chani mengingat sekotak ayam goreng yang selalu ia dapatkan dari Dawon. Itu ayam goreng terlezat karena Dawon yang membawakannya. Jadi, apa yang selama ini ia nikmati adalah hasil kerja keras kakaknya? Dengan bekerja paruh waktu?

Ck bahkan Chani hanya menghitung detik ketika itu. Mengamati tanggal hingga melihat jam selagi menunggu Dawon muncul dari balik jendela kamarnya. Lalu Chani akan mengomel jika Dawon terlambat mengunjunginya pada hari yang sudah ditentukan.

Chani menutup matanya, ia menarik nafas panjang untuk menetralkan emosinya. Asal kalian tau saja, jantung Chani sering tiba-tiba sangat sakit jika ia merasa sedih.

Chani membuka matanya kembali lalu menoleh pada Juho.

"Katakan sesuatu, Baek"

Juho masih diam. Sedikitpun, ia tidak berani untuk mengangkat kepalanya.

"Katakan, benar atau tidak apa yang Hwiyoung katakan. A-aku tidak akan marah padamu,"

Bohong jika Juho tidak merasa menyesal. Ia selalu menyesalinya setiap waktu. Hanya saja ia tidak pernah mengatakannya. Mungkin dengan mengakui apa yang telah ia lakukan, akan membuatnya lebih tenang dan tidak gelisah lagi.

"Benar. A-aku aku yang melakukannya!"

Berbagai reaksi terlontar begitu saja. Ada yang terkejut, ada yang merespon dengan marah bahkan ada yang meneriaki jika Juho bukanlah manusia. Tidak perlu terkejut. Sesungguhnya, itu adalah reaksi wajar untuk seorang yang 'dikira' menghilangkan nyawa temannya.

Bersama dengan semakin lantangnya reaksi para murid di kantin tersebut, Juho justru semakin dalam menundukkan kepalanya. Tidak ada lagi si angkuh Juho.

Chani tersenyum miris. Ia memandang bergantian pada Juho dan Hwiyoung.

"Kakakku, sangat sering menyebutkan nama kalian di buku diarynya. Aku sangat iri,"

"Aku sampai berpikir jauh,  jika sebenarnya memang aku yang menyebabkannya menghilang,"

"Aku menyesal tidak bisa berada di dekatnya ketika kalian semua memperlakukannya seperti sampah,"

"Kau tenang saja Baek Juho. Dan kepada siapapun yang pernah memperlakukan kakakku dengan buruk, kalian tidak perlu khawatir. Aku tidak akan menyalahkan siapapun atas semua ini,"

"Kang Chani, apa yang kau katakan?!"

"Tidak apa, Hwi. Kesusahan kakakku tidak akan terjadi jika aku tidak meninggalkannya dulu. Atau bahkan, ia tidak akan hidup menderita jika saja aku tidak dilahirkan. Penyakit jantungku yang sialan itu...."

"KANG CHANI! BAEK JUHO YANG SALAH DI SINI! DIA MEMBUNUH KAKAKMU!"

Chani menggeleng.

Hwiyoung tidak habis pikir. Apa jantung milik Dawon mempengaruhi Chani untuk bersikap terlalu baik seperti ini? Jika iya, sungguh Hwiyoung merutuki sifat Dawon yang satu itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang