Prolog

97 14 29
                                    

"Jadi? Apa aku harus membunuhmu sekarang?"
Tanya seorang lelaki berbadan tegap. Ia memakai masker diwajahnya dan menyisakan sebelah matanya. Mata yang penuh dengan kebencian. Mata hitam pekat yang menatap tajam gadis kecil yang masih diam.

Beberapa jam yang lalu.

Keluarga besar Archa mengadakan sebuah acara pesta dansa untuk memperingati hari lahirnya sang putri kecil.
Semua telah disiapkan. Mansion  sangatlah indah dan menawan. Dengan hiasan bunga dan kristal disepanjang tembok.  Banyak orang-orang kaya yang datang untuk menikmati acara ini.

Tapi saat semua tamu undangan telah tiba, dan acara akan segera dimulai. Sekelompok orang berbaju hitam bertopeng menyerang mansion, membantai semua orang yang ada disina. Menghancurkan kaca, dan seluruh perabotan yang ada disana. Tak lupa mereka membakar mansion ini.

Bahkan putri kecil archa yang tengah bahagia dihari ulang tahunnya yang ke tujuh tahun pun telah dibunuh dengan sadisnya.

Semua pembantai itu telah beranjak pergi, tapi salah seorang dari mereka berhenti, saat melihat gadis kecil berpakaian lusuh berdiri diambang pintu.
Ada yang aneh dari tatapan bocah itu. Dimatanya, tak ada rasa takut sedikitpun dengan melihat banyak darah dan mayat yang sudah tak utuh.

Karena tertarik, lelaki itu berjalan mendekati gadis kecil itu.
"Hei kita harus pergi, pihak keamanan akan segera datang. Apinya akan segera menyebar." ucap salah seorang temannya.

"Duluanlah. Aku ada urusan sebentar" ucapnya.
Akhirnya lelaki ini berjalan mendekati gadis kecil itu.

Gadis kecil itu tahu bahwa lelaki itu akan datang untuk membunuhnya. Tapi gadis kecil itu sama sekali tidak takut ataupun menangis.

Sekarang lelaki ini sudah berada dihadapan gadis kecil itu. Ia menatap intens bocah manis yang ada dihadapannya.
Pakaiannya sudah tak layak pakai, banyak robekan yang membuat kulit mulusnya terekspos. Lalu wajahnya ada lebam di pipi, dahi, dan mata.

"Jadi? Apa aku harus membunuhmu sekarang?"
Tanya lelaki itu.

"Silahkan jika tuan mau" balas gadis kecil itu dengan dingin.
Tak ada rasa takut disela ucapannya.

"Hm.. menarik"
Lelaki ini menggendong gadis kecil itu keluar dari mansion.
Karena ia tahu, bahwa sebentar lagi mansion ini akan segera hancur.

Lelaki misterius itu telah membawa pergi sang gadis kecil keluar. Gadis kecil itu sama sekali tidak memberontak. Ia hanya diam.

"Siapa namamu?" Tanya lelaki itu, kini ia sudah menurunkan sang gadis kecil dibawah pohon.

"Historia Archawell" jawab gadis itu dingin. Membuat lelaki itu tersenyum.

"Mulai sekarang, namamu Arista" ucap lelaki itu sembari mengeluarkan smirknya.

"Apa hak anda mengubah nama saya tuan" ujar gadis itu dengan berani.
Lelaki itu mendekatkan tubuhnya pada sang gadis kecil, dan membisikkan sesuatu..

"Karena mulai sekarang, kau akan jadi milikku..."



.
.
.
.
.
.

Lanjut saat
vote telah mencapai 5 :*

Lost HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang