"Oh, jadi kalian berdua saling kenal?" kata guru dari Rika. Rika dan Shintaro mengangguk.
"Kalau kita nggak saling kenal ngapain juga kita sahabatan, Miyata-sensei?" tanya Shintaro dengan nada bodoh.
"Ah, rupanya kalian bersahabat. Berhubung begitu, nanti kamu kenalkan seisi gedung sekolahan ini pada Toyama-san, ya?" pinta guru yang bernama Miyata-sensei itu.
"Tanpa disuruh pun aku pasti akan melakukannya," jawab Shintaro. Ya, dia memang menyebut dirinya sendiri dengan sebutan "aku" kepada semua guru di SMA Sakuragaoka*. Tidak sopan, namun itu memang kebiasaannya. Entah ibunya mengidam apa waktu mengandung Shintaro, sampai-sampai melahirkan anak seperti dia ke dunia ini."Hoo, baguslah kalau begitu. Toyama-san, silakan duduk di bangku seberang kirinya Morimoto-kun," perintah Miyata-sensei.
"Wakarimashita," jawab Rika. Dia pun menuju ke bangku yang disebutkan oleh Miyata-sensei tadi. Setelah sampai, dia lalu duduk dan mengeluarkan buku pelajarannya.***
"Hontou ni hisashiburi da ne, Rika-chan. Semenjak kamu pindah ke Yokohama waktu kelas 2 SMP dulu, apalah arti hidupku ini tanpamu," kata Shintaro sambil menjajari langkahnya dengan Rika.
"Urusai. Kata-katamu itu tadi seperti rayuan untukku, tau. Lagipula, aku kan cuma pindah selama 5 tahun. Seperti itu saja memang masalah untukmu?"
"Tentu saja masalah! Siapa nanti yang makanannya harus kucuri, siapa nanti yang harus kuusik hidupnya, siapa nan—"
"Baka yo ne. Siapa juga yang mau makanannya dicuri oleh seorang gorila hitam besar sepertimu. Seketika jadi ingat waktu kita SMP dulu, saat kita berempat makan malam di sebuah kafe dengan Arioka-kun dan Takaki-kun. Kamu memakan makanan mereka waktu mereka lagi keluar kafe sebentar, kan? Akhirnya kamu kena karma, Arioka-kun dan Takaki-kun nggak jadi traktir kita. Malah kamu yang disuruh ganti traktir sama Arioka-kun. Dasar gorila tak kenal kenyang," umpat Rika.
"Yeee... Gini-gini kamu tetap mau jadi sahabatku, kan? Iya, kan?" wajah Shintaro mendekat ke arah wajah Rika. Biasanya, kalau perempuan diperlakukan seperti itu, mereka pasti langsung malu dan salah tingkah. Namun, tidak bagi Rika. Spontan dia mendorong wajah Shintaro dengan tangannya."Baka na Goritaro," ejek Rika. Goritaro merupakan julukan khusus bagi Rika untuk Shintaro. Katanya, Goritaro merupakan gabungan dari dua kata, yaitu 'Gorila' dan 'Shintaro'. Cocok sekali untuk menggambarkan Shintaro yang memang berperawakan besar, dan.... hobi makan. Eh tapi dasar si Shintaro, diberi julukan seperti itu dianya malah suka banget dengan julukan itu. Payah.
"Oh iya, aku lupa memberitahumu. Semenjak aku masuk ke Sakuragaoka, aku dan kelima temanku membentuk sebuah klub." Shintaro pun lalu berhenti di dekat bangku taman sekolah. Otomatis Rika pun ikut berhenti.
"Eh? Maji? Klub apa?"
"Hmm...." Shintaro berjalan menuju bangku, diikuti oleh Rika."Ah, klub ini nggak jelas tujuannya, kok. Aku sendiri yang buat. Bahkan kami juga punya tempat, ah bukan, maksudku markas. Um.... ya.... seperti itulah. Aku bingung mendeskripsikannya."
"Hee, sou ka. Anggotanya berarti cuma berenam?"
"Seikai!" Shintaro menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Rika.
"Dikit banget?"
"Karena ini klub khusus, jadi tidak sembarang orang bisa masuk klub ini. Nah, berhubung kamu adalah sahabatku yang paling kusayangi, paling kukangenin, paling ku—"
"Stop. Lama-lama risih sama kata-katamu barusan. Lanjutin tentang klub yang kau buat itu," ujar Rika dengan wajah kesal.
"He he... Gomen, gomen.... Habisnya aku kangen banget sama kamu. Lama nggak ketemu, sih. Oh iya, kembali ke pembicaraan. Berhubung kamu adalah sahabatku, maka kamu boleh masuk ke klub!" kata Shintaro.
"Waaa!!! Hontou ni arigatou, Shintaro-kun!! Eh, ngomong-ngomong, ada anggota ceweknya, nggak?"
"Ada, tapi kamu tambahkan kata 'nggak' di depan kata 'ada'."Rika mencoba mencerna kata-kata Shintaro barusan. Seketika, ia pun berubah menjadi kaget.
"Eeeehhh???!!! Berarti aku perempuan sendiri, dong?!"
"Lah, baru nyadar kamu," Shintaro lalu bersandar pada bangku taman.
"Shikata ga nai. Ya udahlah. Kapan aku bisa bergabung dengan klub itu?" tanya Rika dengan nada putus asa.
"Pulang sekolah ini kamu bisa langsung gabung."
"Di mana tempatnya?"
"Dari kelas kita, kamu nanti jalan terus ke arah kiri koridor kelas. Terus, nanti belok kanan. Kamu langsung berhenti waktu lihat ada pintu geser di sisi kirimu. Nah, di situ tempatnya."Tepat setelah Shintaro menjelaskan, bel masuk berbunyi.
"Oh, tepat banget waktunya. Ayo masuk, soalnya habis ini adalah mata pelajaran yang paling kusuka," kata Shintaro. Ia lalu berlari disusul Rika yang berteriak padanya."Hontou ni baka!!! Jangan tinggalin aku, Goritaro!!!"
.
.
Keterangan:
* : Maksudnya "aku" di sini adalah dalam pengucapan bahasa Jepang yaitu "ore". "Ore" jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti "aku", namun merupakan pengucapan kasar, seperti kata "gue". Walaupun sebenarnya ada beberapa murid laki-laki yang menyebut dirinya sendiri dengan sebutan "ore" di hadapan gurunya, namun akan lebih baik jika menyebut diri sendiri dengan sebutan "boku", karena "boku" memiliki arti "aku" namun tidak merupakan pengucapan formal dan tidak kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomodachi Club
ФанфикTomodachi Club merupakan sebuah klub dari SMA Sakuragaoka yang terletak di Toyohashi, Prefektur Aichi, Jepang. Rika, Hokuto, Jesse, Shintaro, Taiga, Juri, dan Yugo adalah anggotanya. Mereka memiliki kisah persahabatan, kekeluargaan, dan bahkan... ci...